Chapter 32

450 9 0
                                    

"Gue enggak mimpi kan?" Batinnya

"Kak, Acha datang kesini mau minta maaf"

"Untuk?"

"Acha udah salah paham sama kakak"

Acha menghampiri Bagas lalu duduk di samping laki-laki itu. Ia pun menggenggam erat tangan Bagas sambil menatap laki-laki itu dengan lekat.

Jujur saja, Bagas sangat gugup di tatap seperti itu oleh Acha. Jantung laki-laki itu terus berdebar dengan sangat kencang.

"Acha tau semuanya kak, kakak ternyata suka sama aku. Aku pikir, kakak cuman mau jadiin aku pelampiasan"

"Gimana lo bisa tau, kalo gue cinta sama lo?"

"Dari temen kakak"

"Siapa?"

"Kak Ilham"



FLASHBACK ON



"Eh, lo Acha kan?"

"Hah?"

Perempuan cantik dan mungil itu kaget karena laki-laki asing dan tampan itu bisa mengetahui namanya. Ini benar-benar sangat mengejutkan sekali.

"Siapa ya? Kok bisa tau nama saya?"

"Saya temennya Bagas"

"Kak Bagas?"

"Iya, pemilik toko roti dan CEO"

Sungguh ia sangat bingung, kenapa temen Bagas bisa mengetahui dirinya? Apakah Bagas menceritakan tentang dirinya? Apakah boleh Acha kegeeran sedikit saja?

"Bisa kita bicara berdua Cha"

"Tentu kak"

Mereka pun duduk di salah satu kursi yang ada di taman tersebut. Ada apa ini? Kenapa dia ingin mengajak Acha bicara? Apa yang ingin di bicarakan nya?

"Gue mau bilang kalo sebenernya Bagas itu suka sama elo"

"Hah? Bukannya kak Bagas suka sama kak Vania?"

"Emang awalnya gitu, tapi sekarang enggak. Sekarang dia suka nya sama elo"

"Kenapa kakak bisa tau?"

"Ya karena dia lagi galau waktu lo sama cowok. Sampe sekarang pun masih"

"Jadi.....dia beneran suka sama aku?" Gumam nya

"Makasih kak informasi nya, aku pergi duluan yaaaa" ujarnya lalu pergi meninggalkan Ilham



FLASHBACK OFF



"Ilham sialan! Dia ember banget sihhh! Tapi dia ngebantu gue juga sih" batinnya kesal sekaligus senang

"Enggak Cha, gue enggak pernah ada niat untuk jadiin lo pelampiasan. Gue emang cinta sama lo, tapi lo udah sama cowok itu" jelasnya

"Dia......."

"Dia cowok lo kan? Gue tau itu"

"Bukan kak! Dia itu kakak sepupu ku yang ada China dan dia balik kesini buat nerusin perusahaan om Acha"

"Apa?! Jadi dia bukan cowok lo?"

"Bukan, sama sekali bukan. Aku enggak akan move on secepat itu kak"

"Gitu, maaf gue salah paham"

"Iya kak, aku juga minta maaf"

Bagas menatap Acha yang tersenyum menatapnya. Sepertinya ia harus melakukannya agar Acha bisa menjadi kekasihnya.

"Cha, gue mau bilang sesuatu"

"Bilang apa?"

"Gue....."

Once We Get Married Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang