Vania memang begitu sangat cantik dengan gaun pengantin itu, tetapi menurut Rayendra itu terlalu terbuka dan ia tidak suka ada yang melihatnya.
"Wow, Van kamu cantik banget"
"Makasih ma"
"Mama enggak nyangka, anak mama sekarang udah besar banget" Vania tersenyum menanggapi ucapan ibunya
Ia masih ingat bagaimana ia selalu tidur di pangkuan ibunya, bermanja dengan ayahnya, belajar bersama ayah dan ibunya, pergi bermain bersama-sama. Rasanya ia ingin kembali menjadi anak kecil lagi.
"Menurut mu bagaimana Rayen? Bagus kan?"
"Terlalu terbuka ma"
Di dalam hati, Vania merutuk mendengar perkataan Rayendra. Apa salahnya ia memakai gaun yang sedikit terbuka? Kenapa laki-laki itu seperti posesif gitu?
"Kalo gitu lo aja yang milihin"
"Enggak mau, lo kan pengantin wanitanya. Jadi lo yang harus milih"
"Oke, gue mau gaun yang gue pakai ini"
"Enggak boleh! Gue enggak mau!"
"Loh, kata lo tadi terserah gue. Ya gue mau gaun ini"
"Ya, memang terserah lo, tapi kecuali gaun itu"
"Gue mau yang ini pokoknya. Titik enggak pake koma!"
"Gue enggak mau lo pakai gaun itu. Titik enggak pake koma!"
Mereka saling memberikan tatapan tajam seolah-olah mengibarkan bendera perang. Kedua sejoli itu tidak sadar jika ibu mereka tertawa melihat perdebatan mereka yang sangat lucu.
"Udah lah nak, ganti aja. Pilihan calon suamimu pasti yang terbaik"
"Tapi ma"
"Enggak apa jeng, terserah Vania aja mau milih apa. Menurutku gaun ini juga bagus kok dan sangat cantik di pakai Vania"
"Bener banget ma, Vania rasa gaun ini yang paling bagus dari yang lain"
"Mama! Mama liat bagian lengannya itu terbuka! Dan juga bagian dadanya itu!"
Rayendra merasa tidak terima. Kenapa ibunya malahan membela Vania? Sedangkan ibu Vania membelanya. Lagian yang dikatakan oleh Rayendra itu benar, apakah Vania ingin memamerkan lekuk tubuhnya? Ck, tidak akan Rayendra biarkan.
"Rayendra, itu mode"
Laki-laki tampan itu hanya diam lalu melihat-lihat gaun pengantin. Rayendra tertarik dengan gaun ini, gaun nya tidak terlalu terbuka dan juga sangat bagus. Pasti cocok di tubuh Vania.
"Gue mau lo pakai ini"
"Gu--"
"Enggak terima penolakan!"
"Ya!"
Lagi dan lagi, Vania mengganti gaunnya dengan di bantu oleh asisten ibu dan calon mertuanya. Begitu Vania keluar, ia langsung menatap Rayendra dengan mengangkat salah satu alisnya.
"Ini juga bagus"
"Pilihanku emang enggak pernah salah. Ini gaun yang bagus dan enggak terbuka"
Perempuan itu hanya memutar matanya malas. Rayendra seolah-olah mengejeknya tentang gaun yang tadi ia pilih dan membangga-banggakan gaun yang di pilihnya. Benar-benar sangat menyebalkan, ia ingin gaun yang tadi bukan yang di pilihkan oleh Rayendra.
"Sepakat yang ini atau yang tadi?"
"Yang ini"
"Yang tadi
KAMU SEDANG MEMBACA
Once We Get Married
Short StoryBagaimana jika kamu menikah kontrak dengan musuh mu sendiri? Itu semua terjadi pada Vania Xaviera Veronica dan Rayendra Adelio. Siapa sangka, pernikahan ini membawa mereka bertemu takdir Sampul: google