Bab 47 : Berubah (2)

1.6K 156 67
                                    

"Mala gimana keadaan lo sekarang?!" tanya Dewi yang tengah menjenguk Mala.

"Baik, tapi luka gue masih sedikit sakit. Lo sendirian?" tanya Mala karena melihat bayangan didekat pintu ruangan.

Belum sempat Dewi menjawab terlihat Raka memasuki ruang rawat Mala.

Mala yang masih terbaring lemah memalingkan wajahnya melihat kedatangan Raka.

"Mala aku minta maaf, aku mohon maafin aku!" ucap Raka meraih tangan Mala.

"Ga!" jawab Mala singkat dan menarik tangannya melepaskan dari gengaman Raka.

"Aku tau aku salah tapi kamu mau kan kasih aku satu kesempatan lagi untuk memperbaiki hubungan kita? Aku mohon La"

Mala mengelengkan kepalanya dan menitikkan air mata yang artinya ia telah benar-benar kecewa.

"Keluar!" Teriak Mala karena Raka terus memaksa memegang tangannya.

"Rak, mending lo keluar dulu, istri lo baru sadar biar dia istirahat. Nanti kalo emosinya udah reda lo bisa ngomong baik-baik sama Mala" ucap Dewi membuka suara melihat raut wajah Mala yang sangat tersiksa.

Raka menatapnya dengan tatapan sendu sembari keluar dari ruang rawat Mala.

Raka sangat frustasi, tapi ia berjanji akan membuat Mala kembali jatuh cinta padanya meskipun terlambat tapi ia yakin bahwa cinta Mala untuk dirinya masih ada.

..................

"Hai Mala" ucap Raka membawakan bunga.

Mala yang sedang makan dibantu ibunya menghentikan kegiatannya, memalingkan wajah enggan menatap pemìlik suara.

"Sayang suami kamu dateng, biar Raka yang suapin kamu ya!" ucap Tari berusaha membantu Raka kembali mendapatkan hati Mala.

"Ga ma, Mala udah kenyang!" jawab Mala yang tidur membelakangi keduanya.

Tari mengusap lembut bahu menantunya yang terlihat kecewa.

Sampai jam 12 malam Raka masih setia menemani Mala seorang diri. Ia menyuruh Tari untuk pulang dan beristirahat karena seharian Tari lah yang menjaga Mala, mengantikkan dirinya yang harus bekerja.

"Uhuk..uhukk..."

Raka bangun dari tidurnya dan langsung mengambilkan minuman untuk Mala.

Mala menepis tangan Raka mengambil gelasnya sendiri.

Kali ini ia tidak memaksa, Raka hanya membiarkan Mala melakukan apa yang ia inginkan meski tidak lepas dari pantauannya.

"Ngapain lo masih disini?!" tanya Mala cuek.

"Jagain kamu. kasian mama Tari kecapean jadi gantian aku yang nemenin kamu" jawab Raka antusias karena Mala mulai mau berbicara padanya.

Setelah mendengar jawaban Raka, Mala kembali tidur tanpa mempedulikan Raka yang sepertinya masih ingin berbicara dengannya.

"Selamat malam Mala sayang" ucap Raka mengusap kening Mala.

Ia berani melakukannya karena Mala sudah tertidur pulas.

....................

Mala yang sudah pulih dan sehat diijinkan untuk pulang hari ini. Semua keluarga sudah bersiap membantu kepulangan Mala termasuk Raka yang cuti dari pekerjaannya.

Raka tetap membantu mendorong kursi roda Mala meski hanya mendapat balasan tatapan sinis dari gadisnya.

"Mala ikut pulang sama mama ya" ucapnya saat akan dinaikkan ke mobil Raka.

Tari dan Brayn hanya saling pandang.

"Kasian dong Raka nanti di rumah sendirian" ucap Brayn.

"Dia udah gede dan Mala yakin dia juga menginginkan Mala pergi dari hidupnya".

Deg...

Hati Raka merasa sakit mendengarnya. Raka akui dulu ia memang menginginkan secepatnya berpisah dari Mala, tapi untuk sekarang Raka tidak yakin apakah ia benar-benar menginginkan sebuah perpisahan.

"Kamu pulang sama aku ya?" rayu Raka.

"Ia nak kasian suami kamu nanti ga ada yang ngurus belum lagi Mama nanti mau pergi keluar negeri sebentar buat acara kakak kamu dikampusnya, otomatis kamu nanti juga sendiri di rumah dan ga ada yang jagain" bukan tidak ingin Mala ikut dengannya, Tari melakukan ini semua untuk membantu Raka yang terlihat tulus mencintai putrinya.

"Acara apa? Kok Mala ga tau!"

"Ada dek, kakak lupa cerita ke kamu"

"Nanti kalo Raka jahat lagi sama kamu, bilang sama papa biar papa pukul dia" kali ini Anton yang berbicara.

Setelah semua orang membujuknya dan dengan berat hati Mala mau kembali pulang bersama Raka. Raka terlihat bahagia meski ia tau gadisnya terlihat tidak suka.

.................

"Non Mala sudah sehat?" tanya bi Inah yang menyambut kepulangan Mala.

"Alhamdulillah bi Mala udah baikan"

Bi inah langsung bergegas membawa barang-barang Mala untuk diletakkan dikamar Mala dan Raka.

"Tolong bawa barang Mala ke kamar tamu bi!"

Bi Inah yang mendengarnya pun sedikit bingung dan menuruti perintah majikannya.

"Lho kok ke kamar tamu sih nak?!" tanya Tari.

"Untuk sekarang Mala ga mau sekamar sama lelaki itu. Toh sebentar lagi kami akan berpisah!" Mala tak segan-segan mengatakan itu meski didepan semua orang.

Brayn mengelus punggung Raka, menguatkan Raka untuk terus sabar menghadapi putrinya yang sedang sensi padanya. Raka mengangguk sebagai jawaban, meskipun sikap Mala berubah padanya ia akan berusaha memperjuangkan Mala untuk tetap menjadi istrinya.

....................

Pyarr....

Suara nyaring yang berasal dari dapur, mampu membuat Raka panik setengah mati, bergegas menuju dapur

"Malaa..!"

Bersambung....


Rame lanjut! Ga rame lanjut tapi lama🤭

AMALA  [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang