Dia cemburu?

444 54 13
                                    

Setelah diantar masuk oleh petugas penerima peserta, Y/n dan Luffy tampak takjub melihat para peserta lain ternyata hampir telanjang!

"Disini banyak orang yang tinggi dan besar. " Ujar Y/n menatap seorang raksasa yang sedang melakukan pemanasan meninju.

Luffy mendekat, meraih tanganku dan menarikku pergi ke suatu tempat.

"Kemarilah Y/n, jangan jauh-jauh dariku atau kau akan menghilang lagi. " Kata Luffy yang terdengar seperti aku adalah anak kecil yang suka hilang saja!

"Kakek Lucy harus menjaga cucunya dengan baikkan? " Sarkas-ku karena kesal.

Seseorang tertawa setelah aku berkata seperti itu membuatku menoleh kearahnya yang sedang menampilkan wajah sombong.

"Hei kakek! Jangan bawa cucu secantik dia! Aku takut cucumu akan menangis ketakutan! Lagipula, cucumu bisa melakukan hal yang lain kan? " Pekik orang itu dengan matanya yang mesum melihatku.

"Cucu? Dia ngomong apa sih Y/n? " Tanya Luffy padaku. Astaga... kapten. Kau sama sekali tidak mengerti perkataan sarkas-ku. Kau kan sekarang memakai jenggot dan terlihat seperti kakek-kakek!

Aku meraih tangan Luffy, lalu berkata, "Luffy, aku akan kembali. Bisakah kamu tunggu aku sebentar disini? "

Wajah Luffy tampak tidak ingin aku pergi tapi dia berkata, "baiklah, tapi kamu harus segera kembali. Aku tidak ingin kau menghilang lagi. "

Aku tersenyum, "tenang saja, aku hanya ingin mengurus hal yang aku benci. " Ujarku lalu melirik kearah mata orang tadi yang menatapku secara mesum.

Kemudian aku berjalan mendekat ke arah orang itu, tersenyum kepadanya lalu mengajaknya ke tempat yang sepi.

"Ha ha ha, kau ternyata sedang lagi ingin melakukan hal itu ya? Dasar wanita mesum! " Katanya setelah kita berada di tempat yang sepi.

Aku mengangkat wajahku menatapnya yang lima kali lipat lebih tinggi dariku.

"Apa kau memiliki keluarga? " Tanyaku yang masih senantiasa tersenyum.

Dia tertawa, dan berkata, "jangan khawatir, aku akan menjadikanmu istri keduaku! Huh! Istriku yang di rumah hanya terus merengek setiap kali aku menamparnya. Cuih! Dia lemah hanya dengan sebuah tamparan. "

Dia menatapku yang tidak tersenyum lagi, "ada apa dengan wajahmu yang sok seram itu? Kau ingin menantangku dengan tubuhmu yang kecil itu?! " Bentaknya.

Entah kenapa di dunia ini ada saja pria sebrengsek dia. Ada baiknya orang ini menjadi budak saja di sisa umurnya. aku kesal karena rencana untuk membunuhnya lalu menjual organnya tidaklah cukup untuk membalas kejahatannya terhadap istrinya sendiri. Dan aku yakin, pasti banyak korban lain yang telah menjadi korban kekerasannya.

"Ayo sayang, jangan malu-malu. Aku bantu bukain bajumu ya? Hahaha! " Ujarnya begitu senang.

Lelaki itu menatapku lalu mengangkat sebelah alisnya bertanya-tanya mengapa aku diam saja. Laki-laki itu mendekat kemudian membungkukkan badannya. Sebelum lelaki itu mengucapkan suatu kata, Y/n terlebih dahulu membuka mulutnya.

"Ini menjadi lebih mudah untuk membuatmu menjadi seekor budak. " Ujarku lalu menyerangnya secara tiba-tiba.

"Kau wanita gila!! " Pekiknya ketika sebuah belati hampir mengenai matanya.

--beberapa saat kemudian---

"Diamante, aku ingin menjual brengsek ini menjadi budak. " Ujarku saat berbicara dengan Diamante di denden mushi.

"Ha ha ha, Tiba-tiba ingin menjual seseorang menjadi budak, apa ada seseorang yang telah membuatmu marah? Nyonya calon ratu Dressrosa. " Tanya Diamante.

It Is My Fault  { ONE PIECE X READERS ! }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang