Nevin Gelwin atau lebih tepatnya sekarang Nevin Halton. Ia lahir dari pasangan Amerika-China, Roy Gelwin dan seorang omega bernama Shunyuan kehidupannya begitu sempurna, ia lahir dari keluarga sendok emas dan terpandang, ayahnya Roy seorang pengusaha dan ibunya Shunyuan seorang koki yang berhasil mengembangkan beberapa restorant. Dulu keluarga Gelwin menetap di sini sampai putra tunggalnya Nevin duduk dibangku sekolah menengah, terpaksa pasangan itu meninggalkan putranya bersama pengasuh karena bisnis. Nevin tinggal bersama pengasuhnya sampai kuliah, ia tak ikut pindah karena tak mau meninggalkan sahabatnya, Gery. Saking menyayangi pria omega itu, Nevin meminta sang ayah memberikan sebagian uang sakunya untuk biaya kuliah Gery.
Pertemuan Nevin dan Adriel itu di masa kuliah, keduanya menjalin kasih sampai berhasil ke jenjang pernikahan, enam tahun sudah terlewati banyak suka dan duka keduanya lewati. Tapi kebahagiaan itu sirna saat dokter mengatakan malaikatnya pergi akibat insiden sepulang pameran buku.
Ini sudah dua minggu kepulangan Nevin dari rumah sakit, sudah dua minggu juga Adriel mengabaikannya. Nevin bukan hanya kehilangan bayinya tapi ia merasa kehilangan Adriel juga.
Rintik hujan menjadi teman kesenduan Nevin akan kerinduannya pada sang alpha, Adriel bahkan tak pernah menyentuh sarapannya. Apa segitu kecewanyakah Adriel padanya? Sampai tak bisa melihat luka yang menganga pada dirinya?
Suara pintu terbuka membuyarkan lamunan Nevin, dengan langkah lebar omega itu menghampiri Adriel yang baru saja pulang.
"Adriel ...," ucapnya.
"Aku sudah menyiapkan makan malam, bagaimana harimu?" sambung Nevin.
"Aku tak lapar," sahut Adriel dingin berhasil menyirnakan senyuman si manis. Adriel melangkah mengabaikan raut kekecewaan sang omega.
"Adriel!" Nevin meraih tangan sang dominan, menatap Adriel dengan bendungan air mata yang siap meluncur.
"Ada apa denganmu? Apa yang telah terjadi dengan pernikahan kita? Apa kau benar-benar marah padaku? Aku juga kehilangan, bukan hanya kau." Nevin meremas bahu Adriel.
Si empu hanya diam membiarkan submisif itu berceloteh sesukanya.
"Dua minggu kau mengabaikanku, bahkan selama aku di rumah sakit kau hanya menemaniku dua hari, sisanya aku sendirian. Apa kau tidak mencintaiku lagi?" Air mata meleleh membasahi pipi, kentara akan sesak yang menyeruak dari dada.
"Enam tahun kita menantinya tapi baru dua bulan kau bahkan tak sanggup menjaganya, pantas saja selama ini kau sulit hamil karena lihat? Saat hamil kau tak mampu menjaganya!" Adriel menyentak tangan si omega, tidak bukan terluka karena lengannya ditepis tapi Nevin terluka karena perkataan sang dominan. Bahkan ia hanya mematung saat si empu sudah melangkah menaiki tangga.
Dia bukan Adrielnya. Nevin menggeleng ribut, tak terima akan sikap Adriel. Kenapa dunianya terasa runtuh semua orang menjauhinya bahkan Gery sulit dihubungi dan hanya akan membalas pesannya dengan singkat, ia tak merasa memiliki salah pada sahabatnya mengapa sahabatnya juga ikut menghindarinya?
Nevin belum berani mengabari baba dan mamanya, ia takut jika keduanya juga ikut menjauhinya. Nevin takut, ia benar-benar omega cacat. Nevin mengusap perutnya.
"Kenapa kau pergi nak, saat kau pergi dariku. Semua orang menjauhiku, apa karena kau juga tak mau lahir dari omega cacat sepertiku?" monolog Nevin dibarengi isakan pilu. Malam ini ia benar-benar berteman dengan sepi.
________
Selimut tebal menggulung tubuh kecil yang tengah menggigil, ia baru saja pulang dari cafe setelah menemani alpha yang tengah di rundung masalah. Gery rela keluar dengan baju tipis di musim dingin hanya demi mendengarkan setiap cerita Adriel.
Ya, ia dan Adriel baru saja menghabiskan waktu bersama. Tidak, Gery hanya mendengarkan setiap keluh kesah dominan itu, tak lebih. Ia turut kasihan pada Adriel, yang masih saja terpuruk akan kehilangan sang bayi padahal semua alpha pasti sangat ingin memiliki keturunan, Adriel sudah cukup sabar menunggu enam tahun seorang pewaris tapi saat calon pewaris hadir omeganya telah gagal menjaga si cabang bayi. Dulu Gery yang mendengarkan keluh kesah Nevin dan sekarang ia lebih mengerti setelah Adriel banyak bercerita padanya, Gery rasa wajar saja keluarga Adriel mendesak keturunan karena ia alpha dan anak tunggal.
Bukankah semua orang ingin keturunan dalam sebuah pernikahan? Apa yang salah? Gery memikirkan ini selama berhari-hari dan ia sadar jika sikap mertua Nevin itu adalah sikap wajar.
Akhir-akhir ini ia dekat dengan Adriel bahkan selama dua minggu ini ia dan alpha itu selalu makan siang bersama dan sesekali sarapan bersama, Adriel sering mengantarnya ke restorant. Gery berandai-andai, andai Adriel alpha lajang ia akan lebih gencar mendekati sang dominan tapi Gery cukup waras untuk hal itu entah jika nanti. Ayolah siapa yang tak akan jatuh cinta melihat alpha tampan pekerja keras seperti Adriel? Feromon mint yang maskulin dapat memikat omega manapun, sangat disayangkan Adriel terjerat dengan omega yang sulit memberikan keturunan.
"Andai kau menikah denganku, mungkin kita akan memiliki banyak anak," gumam Gery entah sadar atau tidak ia menggumamkan hal itu. Hal yang akan melukai Nevin jika mendengarnya.
Dulu Gery sempat terpesona oleh Adriel tapi ia memilih mundur karena Nevin lebih dulu mengincar alpha itu, ia selalu iri pada Nevin yang mendapatkan segala hal dengan mudah, sedangkan ia? Ia hanyalah anak yatim piatu yang dibesarkan di yayasan, mendapat bullyan semasa sekolah bahkan temannya hanya Nevin saja, ia harus bekerja paruh waktu untuk membayar kuliah dan sebagian Nevin yang membantunya. Ah, Gery memang anak yang malang. Rasanya ingin sekali saja menjadi pangeran dan hidup dalam istana, bukankah indah?
____
Temen tuh ada dua jenis, temen kek Nevin dan temen kek Gery.
KAMU SEDANG MEMBACA
married [END]
RomanceCover by @ak_v_0 Sc ; pinterest Pernikahan yang didayung selama enam tahun, hubungan yang dibangun penuh cinta hancur saat ada badai besar menerjang. dia yang dulu mencintaiku dengan tulus, kini berubah seiring berjalannya waktu terlebih perkataan d...