14

9.3K 726 84
                                    

"Kau menikahinya?!" Napas Nevin naik turun, ia tak menyangka dalam kurun waktu satu hari Gery berhasil menjadi menantu keluarga Halton.

Hatinya berdenyut nyeri, ia baru saja pulang dari butik dan mendapati semua ini.

Nevin pikir Lora tak akan keras kepala dan akan mengerti perasaannya sebagai sesama omega nyatanya tidak, bahkan dua alpha keluarga Halton seakan tunduk padanya karena ancaman menggelikan wanita itu, baru saja siang tadi Adriel dan Gery ke kantor catatan sipil guna meng-sahkan pernikahan keduanya, tak ada perayaan atau pesta hanya menikah secara hukum saja. Nevin bisa apa? Ia hanya bisa pasrah saat semuanya terjadi, rasanya ingin sekali hengkang dari rumah ini tapi mau bagaimana lagi ia terikat bonding, dan dirinya akan tersiksa secara batin dan fisik jika berjauhan dengan sang alpha.

Nevin bahkan tak diberi kesempatan menyusun rencana kedepannya, pernikahan kedua Adriel dilakukan tanpa sepengetahuannya, padahal baru kemarin Gery mengadu hamil tapi Lora dengan cepat mengikat menantu keduanya itu. Nevin tahu saat ia pulang dari butik, menyedihkan Adriel sendiri tak ada kuasa melawan ibunya dalih karena Lora mengancam akan mengakhiri hidupnya jika Adriel tak menikahi Gery.

Cairan bening mengalir dari mata teduh itu, Nevin menahan isakannya mati-matian.

"Tak cukupkah kau berkhianat? Kenapa kau sangat ingin menggantikan posisiku?!" Nevin menatap Gery penuh luka. Apa salahnya sebenarnya? Apa yang membuat Gery sampai sekejam ini.

Tubuh Nevin merosot lemas pada dinginnya lantai.

"Apa salahku sebenarnya?" tutur Nevin serak kentara akan rasa sakit yang menguap ke permukaan.

Lora berdecih tak suka dengan sikap berlebihan menantu pertamanya itu.

"Kupikir kau harus sadar diri, kau lemah dan tak bisa memberikanku cucu. Jadi mengertilah, Gery sedang hamil darah daging keturunan Halton, jangan jadi egois," cetus Lora.

Nevin menggeleng lemah, ribuan pedang tajam menghunus hatinya. Mertua yang dulu sangat menyambut antusias kedatangannya kini menjadi sosok belati tajam. Apa pernikahan hanya tentang keturunan?

"Jangan bawa dia ke rumah ini." Tunjuk Nevin menatap Gery sengit kentara jika keduanya seakan dua musuh yang saling memperebutkan wilayah.

"Bagaimana bisa? Dia sedang hamil, Nevin seharusnya kau ikut menjaga dia juga," cetus Lora.

Nevin mendengus. "Setidaknya jika kau ada diposisiku apa kau rela madumu tinggal satu rumah denganmu? Seharusnya kau mengerti, kau juga ome-"

"Sudahlah Nev, mengalahlah pada Lora," sela George.

Mengalah? Apa tak ada satupun yang mengerti perasaannya? Beginikah nasib omega sepertinya?

Tangan Nevin mengepal, akan ia adukan semua orang ini pada babanya, kenapa semua seakan memuja Gery yang jelas seorang jalang. Jika Adriel tak melakukan bonding sumpah akan dirinya ia akan mengajukan gugatan cerai, tapi sialnya Adriel mengikatnya dalam belenggu kepahitan ini. Nevin belum mau mati untuk pergi meninggalkan kota ini, hidupnya terikat dengan Adriel, apa omega memang harus selalu berkorban?

Nevin tanpa bicara lagi pergi begitu saja, semua terjadi dengan cepat. Gery, pria omega itu berhasil merenggut hidup damainya, padahal selama ini sosok itu adalah tempat mencurahkan segala keburukan Lora yang selalu memakinya tapi mengapa saat ini Gery seperti satu tim dengan mertuanya itu. Ia mengurung dirinya di kamar, merasa marah pada semesta yang begitu kejam menghajarnya bertubi-tubi, menjadikan sahabatnya sebagai tombak beracun untuk melumpuhkannya.

Nevin mengeluarkan ponselnya, ia melihat isi galery yang banyak akan foto Gery. Dadanya terasa sesak mengingat banyak kenangan di antara keduanya, hubungan persahabatan harus hancur karena sebuah kesalahan satu malam?

"Aku menyayangimu Ger, lebih baik aku tak pernah bertemu dengan Adriel dibanding pertemanan kita hancur," monolog Nevin melihat satu persatu foto Gery, Nevin masih enggan menghapus semua kenangan keduanya.

Diliriknya buku di atas nakas, buku novel pemberian Gery yang masih belum Nevin baca. Ia mengusap sampul bukunya sendu, masih terekam jelas tawa Gery yang nyaring dan bagaimana keduanya saling menguatkan, Nevin baru paham istilah 'sahabat pisau paling tajam' karena sampai sekarang Nevin belum juga menemukan obatnya, obat luka dari pengkhianatan seorang sahabat.

Diruang tengah Gery masih diam dipelukan Lora, ia berhasil menggaet hati sang mertua hanya dengan seonggok daging dalam perutnya.

"Tenang saja, jika Nevin melakukan hal kasar kau adukan padaku," ucap Lora tegas.

Adriel hanya diam, ia tahu sekecewa apa Nevin saat ini. Tapi ia bisa apa? Ia takut kehilangan Nevin dan ia juga takut akan ancaman sang ibu.

"Kami pulang dulu dan Adriel kau harus menjaga Gery lebih baik lagi, menantuku ini harus banyak istirahat, aku percaya kau dapat di andalkan," tutur Lora.

Adriel masih diam sampai kedua orang tuanya pergi, bahunya terasa diberi beban berat sekali sampai rasanya ia tak bisa bernapas.

Hening. Setelah kedua orang tuanya pergi suasana rumah besar ini terasa hening.

"Riel ... dimana kamarku?" tanya Gery pelan, Adriel berdecih mendengarnya.

"Carilah yang menurutmu nyaman asal jangan tempati kamar Nevin bersamaku," cetus Adriel dingin.

Gery menghela napas, ia melangkah mendekati sang empu.

"Aku tahu ini keterlaluan, tapi mau bagaimana lagi aku tak mau sampai anakku tak memiliki seorang ayah. Riel, aku paham aku yang kedua dan aku akan mengerti jika Nevin prioritas utamamu," tutur Gery lembut. Ia tak akan bertingkah agresif dan membuat Adriel risih, ia akan merebut hati Adriel secara perlahan.

Gery mengusap lengan sang alpha, menguarkan feromon agar Adriel merasa nyaman dan tenang saat ini.

"Hanya sedikit lagi ... aku sudah sejauh ini, maaf Nev kita bukan lagi sahabat. Kali ini aku ingin egois."


_____

Votment yang banyak biar gue nih semangat, 2024 gue keknya mulai sibuk jadi ayooo bantu cari semangat gue😘


married [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang