10

10.6K 747 55
                                    

Nevin menekan pelipisnya, ia merasa pening dengan lembaran sketsa yang ia buat sendiri.

"Aku akan membatalkannya!"

"Hey! Aku gagal menikah!"

"Kenapa tak bisa dibatalkan? Kemana ownernya aku ingin bicara?!"

Nevin mengerutkan keningnya, mendengar teriakan dari depan. Ia segera beranjak dari duduknya.

"Ada apa?" tanyanya melihat pria dengan penampilan mencolok tengah marah-marah pada pegawainya.

"Maaf Tuan, customer ingin membatalkan pakaian yang dipesan." Viora menyahut.

"Jelas aku ingin cancel, pernikahannya batal sialan!" sahut pria itu lagi.

Nevin menghela napas, ia menyuruh Vior meninggalkannya meminta ruang untuk ia bicara dengan customer.

"Tuan perkenalkan saya Nevin selaku owner butik ini, saya mengerti tentang keluhan Anda, Tapi Anda sudah memesan dan itu harus dibayar hari ini, saya-"

"Hey, aku sudah rugi tak bisakah dalam hal ini kau mengerti? Simpan saja baju itu untuk pembeli yang seleranya sama denganku."

Nevin memejamkan matanya sejenak saat disela.

"Aku Zio, kumohon mengertilah. Aku baru saja diberhentikan bekerja, lalu dominanku selingkuh dan sekarang aku banyak menanggung kerugian, aishh sial! Kenapa dominan selalu se-enaknya!" Zio memekik kesal diakhir.

Nevin terkekeh, submisif dihadapannya sungguh seperti pelawak. Bagaimana bisa ia mencurahkan hatinya pada orang tak dikenal.

"Sial, harusnya besok aku menikah. Tapi lihat? Dia meninggalkanku," sambung Zio dengan air mata yang dibuat-buat, ia sedih bukan karena diselingkuhi tapi kali ini sedih karena banyak hutang, alpha masih bisa dicari tapi uang? Uang susah baginya untuk dicari.

"Aku akan mentraktirmu Tuan, asal kau tidak mendesakku untuk membayar," ucap Zio lagi.

Nevin terkekeh, lawakan macam apa ini? Bukannya ikut sedih mendengar Zio ia malah tertawa kecil, lalu mengangguk setelahnya karena merasa terhibur, entahlah.

"Baiklah aku terima, traktir aku ditempat favoritemu bagaimana?" ucap Nevin langsung membuat Zio sumringah. Entahlah mereka bukan seorang teman atau bahkan saling mengenal tapi mendengar celotehan Zio membuat Nevin sedikit merasa ada teman.

"Baik, jangan protes jika kau tak suka tempat favoriteku!" Zio menarik tangan Nevin.

Beberapa pegawai sampai terperangah tak percaya, bagaimana bisa pemuda itu mengambil hati sang Tuan dengan air mata buatannya. Padahal akhir-akhir ini Nevin terlihat murung dan sulit didekati.

_____

Di sinilah Nevin berada di kedai mie, ia bukan pecinta mie tapi ia harus menghargai Zio yang antusias membawanya ke sini.

"Aku bukan orang kaya jadi ini tempat favoriteku, tapi kau tenang saja. Mie di sini sangat enak." Zio mempersilahkan Nevin duduk.

Nevin nurut-nurut saja. "Aku tak masalah," sahutnya.

Keduanya memesan mie pedas, Zio tampak kuat terhadap pedas berbeda dengan Nevin yang tak sekuat Zio, ia suka pedas tapi tak sepedas Zio.

Tengah asik melahap mienya, suapan Nevin terjeda saat melihat sosok lain dibangku ujung, keningnya mengerut ia mengenal sosok itu.

Itu Adriel, tapi dengan siapa pria itu datang ke tempat seperti ini? Nevin berdiri dari duduknya membuat atensi Zio teralihkan padanya.

"Hey ada apa Tuan owner?" tanya Zio dengan mulut penuh.

"Tunggu sebentar."

Nevin setengah berlari menghampiri meja Adriel, jantungnya berdebar saat melihat bagaimana Adriel menyuapi orang lain yang tengah membelakanginya.

"Adriel."

Waktu seolah berhenti, semua seolah membeku saat Nevin melihat siapa yang duduk dihadapan suaminya, itu Gery. Gery sahabatnya yang tengah sama terkejut dengannya. Otak Nevin terasa berhenti berpikir, Adriel dan Gery di kedai mie? Sedang apa mereka? Bahkan sampai Adriel menyuapi Gery, padahal ini jam kerja.

"Nev ... ak-aku ... "

"Sedang apa kalian di sini?" sela Nevin, tak ada lagi pikiran positif. Adriel dan Gery bukanlah orang yang dekat selama ini, meski Gery sahabatnya sendiri.

"Maaf Nev, aku ... "

"Jadi ini asalan kau berubah?" Nevin menarik kerah kemeja Adriel, tatapannya dingin.

"Jawab aku brengsek!" sambung Nevin tak bisa lagi mengendalikan amarahnya.

"Ya! Aku dan Adriel ada hubungan, lalu kenapa?" sahut Gery.

Cengkraman dikerah Adriel mengendur, hati Nevin mencelos? Alphanya bersama sahabatnya? Tak jauh berbeda dengan Nevin, Adriel tampak terkejut dengan jawaban Gery yang lantang tampak gak merasa tak bersalah.

"Lalu kenapa Nev? Aku juga ingin bahagia, selama ini aku sudah banyak melihat pencapaianmu, aku tahu ini salah. Aku juga tak mau seperti ini, aku ingin meninggalkan Adriel tapi saat ini aku tak bisa," tutur Gery serak dibarengi linangan air mata.

"Aku iri padamu, aku juga ingin sepertimu!" Gery kembali berteriak seakan tak malu akan pengunjung lain.

Nevin hanya diam, ia terlalu terkejut dengan apa yang tengah menimpanya saat ini. Masih tak dapat dipercaya sahabatnya sendiri merebut Adrielnya, Gery yang sudah Nevin anggap sodara dengan mudah mengkhianatinya, hati siapa yang tak akan hancur? Sahabat dari masa sekolah dasar merebut alphanya, Adrielnya.

"Perebut! Uhh ... apa kau pantas berteriak seperti itu?! Sedari tadi aku hanya menyimak sampai aku tahu ternyata kau perebut! Sialan kenapa ada omega rendahan sepertimu." Zio yang sedari tadi diam dengan enteng berceletuk menghampiri keributan yang ada, ia merasa ikut sakit hati saat ada omega lain yang dikhianati juga, Ayolah ia juga pernah merasakannya.

"Jangan ikut campur," sahut Gery, ia lebih garang dibanding Nevin yang hanya diam membisu.

"Ck, sedikit punya rasa malu lah Tuan, ini di kedai dan lihat sekitarmu. Kau bukan hanya perebut tapi kau juga tak tahu malu," ucap Zio. "Tuan owner lebih baik kita pergi dari sini." Nevin hanya diam saat Zio menariknya pergi.

Setelah kepergian Nevin, Adriel mendengus. Ditatapnya Gery sengit, menyesal rasanya menuruti Gery yang ingin makan mie, tapi mau bagaimana lagi semua sudah terjadi, ia akan membicarakan semuanya saat di rumah. Adriel tak bisa apa-apa, terlebih apa yang dikatakan dokter tadi, jika Gery benar tengah mengandung. Adriel tak bisa lepas tanggung jawab begitu saja, tapi ia juga tak akan sudi melepas Nevin, ia mencintai omega itu.

____

Real si ini, kalian harus tahu. Kalau ada pelakor yang lebih galak dibanding istri sah!


married [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang