7

9K 658 61
                                    

"Maaf merepotkan," ucap Gery gugup.

"Tak masalah, kita pesan makanan cepat saji kau pasti belum makan." Adriel mengotak-atik ponselnya.

"Kau yakin tak mau pergi ke dokter, aku takut demamnya semakin tinggi," sambung Adriel. Ya, ia pulang dari kantor langsung ke rumah Gery karena omega itu mengeluh sakit dan meminta bantuan untuk membelikannya obat.

"Aku tidak apa-apa," sahut Gery, ia masih bergelung dalam selimut.

Adriel dengan telaten mengompres Gery, sesekali memijat kepala si empu agar lebih meringankan sakit kepalanya. Keduanya makan bersama saat makanan yang dipesan datang, bahkan Adriel menyuapi Gery agar omega itu tak banyak bergerak.

Sakit adalah alasan yang klasik bukan? Tapi Gery berhasil membuat Adriel berubah perhatian, ia menyukai saat-saat seperti ini. Alpha yang memperhatikannya.

"Maaf Nev, tapi aku tak bisa membendung perasaan ini."

Gery membatin, ia tahu ini salah. Adriel tak pernah menghubunginya tapi ia yang selalu menghubunginya lebih awal, Gery tak peduli jika ia di sebut menggoda alpha orang lain atau mencari perhatian pada Adriel, perasaan datang karena tiba-tiba ia tak bisa membendungnya, Ia selalu mendengarkan curhatan Adriel dan saat kemarin Adriel berhenti berkeluh kesah bahkan kesannya menjauhinya Gery tak bisa. Ada sesuatu yang membuatnya terluka saat Adriel seperti menjauhinya.

Feromon madu dan chinamon menguar, Gery mengeluarkannya tanpa rasa malu. Ia tak demam tapi ini adalah masa heatnya, persetan dengan badai yang akan datang kedepannya ia hanya ingin menggaet Adriel.

Adriel mengepalkan tangannya, saat bau itu menyeruak ke indra penciumannya.

"Kau butuh suppresant sepertinya, kau bukan demam tapi ini masa heatmu? Apa kau tak menghitung jadwalnya?" Adriel beranjak dari duduknya, berusaha menghindar. Apa Gery menggodanya? Apa omega itu sengaja menjebaknya? Pikiran-pikiran itu bermunculan di otaknya.

Gery berdiri dari duduknya, tak mau sampai Adriel keluar. Ia sudah sejauh ini, ia tak akan menyerah begitu saja. Feromon Gery menguar, bahkan rasanya Adriel muak dengan bau ini.

Alpha mana yang akan tahan saat di goda habis-habisan, terlebih Gery seakan sengaja melakukan ini semua. Kewarasan Adriel seolah menguap tak tersisa, melupakan fakta jika ada omega lain yang menunggunya di rumah.

Gery membawa Adriel ke dalam ciuman panas, seakan tak tahu diri jika Adriel alpha sahabatnya, sahabatnya Nevin. Biarkan ia jadi egois sekali saja, Nevin sudah mendapat banyak keberuntungan dalam hidupnya. Hanya Adriel, Gery hanya meminta Adriel.

"Bukankah sahabat harus berbagi?"

Gumam Gery sebelum ia tenggelam dalam lautan gairah, berhasil membawa alpha sahabatnya tenggelam bersamanya dalam kubangan pengkhianatan. Mengangkang rendah pada alpha yang sudah beristri, melemparkam harga dirinya pada Adriel yang tengah hilang kewarasan karena feromonnya.

"Aku akan memberimu keturunan," bisik Gery.

Setelahnya hanya jeritan penuh nikmat desahan hina yang mengisi kamarnya, kamar yang menjadi saksi atas pengkhiatan keduanya.

Sedangkan ditempat lain Nevin, omega itu tengah duduk di sisi kolam renang sengaja membiarkan kakinya dilahap dinginnya air kolam. Ini sudah pukul sepuluh malam tapi Adriel belum juga pulang, Nevin menghubungi alphanya berkali-kali tapi tak di angkat sama sekali.

Entahlah hubungannya dan Adriel merenggang, keduanya seperti sosok asing yang bahkan entah kapan terakhir kali saling bercerita, Adriel selalu pulang dari kantor setelah ia tertidur dan pergi saat ia masih tidur, seakam dominan itu menghindarinya, karena itulah saat ini Nevin memutuskan untuk menunggu. Ia tak mau sampai ini semua berlanjut, komunikasi dalam suatu hubungan adalah hal penting.

married [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang