Suara menggema kala kadet dari Olimpus akademi memasuki hall. Teriakan para gadis semakin keras kala Meen melambaikan tangannya. Di belakang Meen ada Pavel, diikuti oleh Blue, terus Benz dan kadet terakhir Lee.
Begitu mereka duduk pada tempat yang telah disiapkan panitia, perhatian yang lain segera teralihkan oleh kedatangan kadet dari Mjolnir akademi.
Suara liar mulai terdengar kala diantara peserta ada Nunu. "Bukankah dia pangeran ke-tiga Yggdrasil?"
"Benar, yang dibelakang itu putra pertama Nobblesse Asgard, Zee Pruk Panich."
"Bukan hanya dia seorang yang putra Nobblesse, tapi peserta lainnya juga begitu. War Wanarat Ratsameerat Putra kedua dari Nobblesse Hellheim sementara Boss Chaikamon Sermsongwittaya anak semata wayang Nobblesse Kota Takdir dan Santa Pongsapak Oudompoch merupakan putra bungsu dari Kota Penjaga." Jelas pria yang duduk disebelah kiri dari kadet yang menjawab pertanyaan tadi.
"Sepertinya mereka benar-benar membawa kadet paling elit diantara yang paling elit." Suara yang lain.
"Sementara dari Olimpus akademi hanya Blue dan Lee yang berasal dari keluarga Nobblesse." Tambah yang lain.
"Apakah akademi kita bisa menang?"
"Eh, memangnya ini pertandingan?" Sahut yang lain.
"Kau anak baru ya?" Lantas yang ditanya mengangguk.
"Ouh pantas ku tidak tahu." Dia menjeda perkataannya, "Diluar memang terlihat undangan biasa untuk mempererat hubungan pertemanan tapi nyatanya ini pertandingan." Baru saja dia selesai bicara, terdengar teriakan keras dari salah satu tenaga pengajar dari Olimpus akademi. "EH, BUKANKAH DIA KRIMINAL?!" Suaranya yang keras dapat di dengar oleh siapapun terlebih di hadapannya ada microphone. Dia bahkan menunjuk orang yang dia maksud.
Seketika itu juga yang dia tunjuk menjadi sorotan. Begitu mereka melihat, keadaan semakin gaduk membuat yang ditunjuk ingin menghilang.
"Eh, benar. Dia kriminal." Tuduhan sialan itu mulai terdengar.
"Bukankah dia dipenjara? Terus kenapa dia ada di sini?" Tambah yang lain di saat dia tidak tahu endingnya.
Charlie yang sedari tadi berjalan tidak semangat kini menatap lurus pada Mac yang menunduk berkeringat dingin. Tangannya terkepal erat. "Jangan menunduk, angkat kepalamu! Kau bukan kriminal tapi urusan The Rose Akademi!" Suara lantang itu memecah lautan suara yang semakin kurang ajar mulutnya pada Mac.
"Tapi dia memang kriminal!" Ucap salah satu wali kadet yang duduk di kursi penonton.
Kini iris gelap Perth yang tajam mengarah lurus kearah kepala akademi negeri ini. "Apa-apaan ini tuan? Sebenarnya apa tujuanmu mengundang The Rose Akademi?" Dia langsung mempertanyakan kebijakan negeri ini sebab ucapannya tidak berhenti di sini, "Apa kau ingin mengakhiri hubungan pertemanan ini?" Lihatlah, betapa beraninya dia.
Hening.
Bahkan tidak ada yang berani bergerak."Maafkan aku, ini sungguh di luar rencanaku. Bagaimana mungkin hubungan pertemanan yang sudah berlangsung selama 330 tahun ini aku rusak."
"Kalau begitu aku ingin orang yang menghina anggota dijatuhi hukuman tanpa pandang bulu." Bukan Perth namanya jika dia membiarkan masalah ini begitu saja. Dia maafkan tapi bukan berarti dia lupakan.
Suasana kembali gaduh.
"Apa-apaan orang gila itu, dia pikir dia siapa?" Komentar Nunu tidak ditanggapi oleh Zee.
Sebelum berangkat, Zee memang sudah diperingati oleh kepala akademi nya, jangan pernah mencari gara-gara dengan kadet dari The Rose akademi. Sebab kadet mereka kali ini orang gila. Terutama leadernya. Zee kembali melihat biodata Perth yang ada di dala ponsel pintarnya.
Sementara Pavel, Benz dan Blue, mereka tidak percaya, ternyata orang yang mengalahkan Pavel itu merupakan salah satu kadet dari The Rose Akademi.
"Apakah dari awal semaunya sudah terencana?" Benz pikir kejadian semalam itu terjadi bukan karena kebetulan tapi sudah terencana padahal kenyataannya memang kebetulan.
"Mungkin tujuan dia memintamu menjadi kekasihnya yaitu untuk menghisap mu sampai habis." Bisik Blue pada Pavel yang duduk di sebelahnya.
Perkataan Blue membuat tangan Pavel terkepal erat, akan dia pastikan, ini semua awal dari mimpi buruk Charlie. Tidak tahu dia, lawannya pria tidak waras yang selalu bertindak sesuka hatinya.
Meen sendiri hanya memperhatikan Perth sedari tadi. Perth yang dia kenal ternyata sudah hilang. Dia takut, perasaan Perth juga hilang.
Tidak ada komentar apapun dari Lee, dia lebih memilih diam sekalipun dia tahu tentang salah satu kadet dari The Rose Akademi. Dia itu tipe manusia yang hidup senyaman mungkin tanpa menggangu kenyamanan orang lain.
"Sepertinya masalah ini tidak bisa diselesaikan dengan cara yang baik." Bisik wakil kepala akademi berusaha tenang di saat situasi semakin memanas.
"Tidak bisakah masalah ini diselesaikan dengan permintaan maaf?" Tanya dia pada Perth. Perth menoleh ke samping tuk melihat Mac yang sudah terluka telapak tangannya akibat kuatnya cengkraman tangannya sendiri. Lalu Perth melirik jajaran VVIP tempat Nobblesse kerajaan Olimpus berada. Hanya sekilas dia lihat, lantas dia berdecak kasar. "Menjijikkan!" Amarahnya tidak lepas, terlebih Mac tidak berkomentar apapun. Sejauh mana harga diri Mac jatuhnya?
Fix, pendapat Charlie tentang Perth semakin horor. Sebab Perth sama sekali tidak menutupi ketidaksukaannya pada seseorang, berbanding terbalik dengan dia.
"Memangnya permintaan maaf bisa mengobati mental anggota ku yang down? Kira-kira jika aku mengatakan Luna itu BAJINGAN pendusta, cukupkah permintaan atas penghinaan itu?" Dia bicara seraya menatap tajam 'Luna Sementara' yang duduk di kursi sebelah pangeran dan putri kerajaan ini.
Degh!
Dada Mac berdebar-debar, "Sebenarnya seberapa jauh Perth tahu tentang dirinya?" Batinnya bertanya-tanya tentang pria yang baru dua hari dia kenal. Mereka memang satu akademi, tapi Perth jarang di akademi.Tujuan Perth bicara begini tuk mengingatkan mereka, kalau Luna yang mereka puja saat ini hanyalah 'Luna Sementara' sampai Luna yang sebenarnya lahir.
Dagh.
Digh.
Dugh.
Jantungnya berdebar-debar gila, perkataan Perth membuat dia tersentak. Seketika itu juga dia memasang wajah paling tersiksa dan menyedihkan."Itu berbeda, bedebah di sampingmu itu pembunuh, dia itu pendosa. Jangan samakan dia dengan..."
"DIAM!" Suara keras ini milik raja. Dia baru datang. Sebenarnya dia tidak berniat untuk datang karena pekerjaannya banyak, tapi tadi pagi dia mendapatkan perintah dari Enigma tuk menghadiri acara penyambutan ini. Karena setahu dia, dimana ada Perth maka di situ ada kerusuhan.
Dia bersyukur datang ke sini, sebab ketika dia hampir sampai, dia mendapatkan laporan mengenai keributan yang terjadi di sini.
Seketika itu juga suasana langsung hening sehingga dapat di dengar suara langkah kaki raja berjalan mendekati Perth.
"Kau tenang saja, mereka yang menghina Mac Wonka akan menerima hukuman yang seadil-adilnya. Sehingga kedepannya hal ini tidak akan terjadi lagi." Ucap dia pada Perth.
Perth membungkuk, kemudian diikuti oleh Charlie dan Mac. "Saya ucapkan terima kasih banyak atas keadilan dan kemurahan hati yang mulia!"
Andaikan raja tidak datang, mungkin masalah ini tidak akan berakhir di sini.
Masalah memang berakhir, tapi Perth berhasil membuat Luna menjadikan dia sebagai musuh bebuyutannya karena telah menghina dia dan membela Mac. Yang paling utama, dia takut Perth tahu tentang rahasianya? Apakah itu mungkin? Sebenarnya apa yang Perth lakukan selama 3 tahun ini?
❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️
TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
Royalty
Fanfiction"Ketika aku menyadari aku mencintai dia, aku telah kehilangan dia untuk selamanya."