13 : Anak Dapat Gede

288 43 13
                                    

❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️

Ini masih pagi, terlalu pagi malah. Tapi Meen sudah datang seraya membawa sarapan serta susu coklat. Tidak hanya itu, dia bahkan membawa bahan masakan untuk stok seminggu.

Mereka satu mansion, hanya berbeda kamar. Jika kamar Perth di lantai 3, maka kamar Meen di lantai 5. Lantai 4 khusus untuk tempat hiburan, di lantai 4 ada bioskop, tempat main bilyard serta permainan lainnya, ruang gym, sauna, ruang musik, ruang dance, ruang seni, pustaka dan studio. Sementara di rooftop ada kolam renang yang satu ruang dengan bar serta taman.

"Kapan kau beli bahan masakan ini?" Charlie bertanya begini karena para kadet tidak diizinkan keluar dari Akademi, kecuali Sabtu dan Minggu.

"Kemarin sore, gua minta tolong mama tuk membelikannya." Jelas Meen seraya menyusun bahan masakan itu di dalam kulkas. Charlie sendiri sedang menata sarapan yang Meen bawa di meja. Sementara Mac masih berberes merapikan dirinya. Dan Perth, dia masih berada di kamar mandi. Belum keluar dia, sehingga dia tidak tahu kalau Meen datang.

Zero sendiri sedang membersihkan kamar mereka seperti biasanya.

"Memangnya mama lu gak nanya bahan masakan ini untuk siapa?"

"Nanya pastinya. Aku katakan saja kalau ini untuk menantunya." Jawab Meen terdengar enteng sementara yang mendengar langsung bertampang begok.

"Tunggu dulu, gua agak ngelag. Bisa lu jelaskan lagi dengan kalimat yang bisa gua pahami!" Pinta dia tidak percaya kalau Meen benaran suka dengan Perth. Bagi Charlie, Perth itu sangat mengerikan. Jadi dia tidak percaya kalau ada orang yang akan menyukai Perth.

"Orang tua gua tahu kalau gua menyukai Perth. Lebih tepatnya mereka tahu kalau gua pacaran dengan Perth." Penjelasan Meen malah membuat otak Charlie bekerja keras dan semakin ngelag.

Charlie memijit batang hidungnya, kemudian dia menatap Meen yang kini menutup pintu kulkas. Dia sudah selesai menyusun bahan masakan. Dan sekarang dia berjalan menghampiri kursi meja makan tanpa ada beban sedikitpun pada wajahnya. Untuk masalah menutupi sesuatu, dia ahlinya.

"Lu dan Perth pacaran? Kok bisa? Sejak kapan?" Lihatlah, betapa tidak percayanya Charlie pada pengakuan Meen mengenai dia pacaran dengan Perth.

Meen mengangguk lantas dia tersenyum cerah ketika melihat Perth keluar dari kamar mandi dengan pakaian yang sudah lengkap. Segera dia hampiri seraya mengabaikan tatapan mata Charlie dan Mac yang baru saja selesai dandan.

"Imutnya pacarku..." Puji Meen dalam hati lantas dia mengambil alih handuk putih yang ada di tangan Perth, kini tangannya bergerak mengusap rambut Perth yang basah. "Ini masih pagi, tapi anda sudah datang bertamu. Dimana etika anda?" Ucap Perth tidak bersahabat tuk menutupi perasaannya yang membuncah oleh bunga-bunga cinta.

"Etika Ku sudah aku buang jauh-jauh, bahkan untuk mendekati anda seluruh rasa maluku aku lemparkan ke tong sampah terdekat. Jadi kedepannya aku tidak akan peduli jika anda mengatakan aku manusia tidak tahu malu serta tidak beretika." Perth sudah pernah pergi dari hidupnya, jadi untuk membuat Perth kembali menjadi miliknya, maka dia harus manusia yang tidak tahu malu.

RoyaltyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang