02 : Malam & Balapan Liar

308 50 12
                                    

Sorry for typo & kata yang hilang 🙏

❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️

"Sebenarnya lu mau bawa gua kemana? Capek ini..." Rutuk dia lelah di seret Charlie kesana-kemari.

"Udah, ikut aja! Gak usah banyak tanya. Kan gua dah kasih lu makan dan jajanan." Jawab dia santai tidak akan melepaskan rangkulan tangannya dari Mac, takut dia kabur. Sebenarnya Charlie itu nyasar, tapi dia gak bilang. Oleh karena itulah dari tadi mereka mutar-mutar gak jelas.

Dan naas nya, Mac gak tahu mengenai Charlie yang buta map. Maklum, mereka baru kenal tadi pagi.

"Bangke!" Dia terpaksa ikut walaupun hatinya merutuk.

Setengah jam kemudian akhirnya mereka sampai juga di tujuan yang Charlie ingini.

"Jangan bilang lu mau ikutan balapan liar?" Tanya dia setelah memperhatikan lingkungan sekitarnya ramai dan berisik oleh anak-anak kaya raya yang hedonis.

"Bukan gua tapi lu!" Betapa mudahnya dia berkata dengan tampang malaikatnya di saat dia sudah memanfaatkan orang yang baru dia kenal. Emang iblis dia.

"Wait, maksudnya?" Dia merangkul pundak Charlie dengan kesal yang tertahan. Secara, gimana bisa dia yang ikut balapan liar?

"Calm down babe, dengar dulu penjelasan gua. Gini, inikan negeri orang. Kita gak kenal siapapun, budget yang diberi juga minim. Jadi..."

"Jadi lu mau mendapatkan uang dari balapan liar?" Potong Mac berdasarkan kesimpulan dari situasi dan kondisi.

Charlie mengangguk tak berdosa.

"Kalau begitu kenapa bukan lu yang ikut balapan liar? Kenapa gua?" Dia butuh penjelasan valid bebas dari tipu muslihat.

"Begini babe."

"Bab beb bab beb, sejak kapan gua jadi pacar lu? Najis!" Dia kalau sudah kesal mulutnya emang gak di filter. Maklum, mantan manusia bejad.

Charlie sempat mematung, tidak terbiasa dia mendengar kata-kata kasar.

Kini Charlie meletakkan kedua tangannya di pundak Mac, dia tatap manik gelap Mac yang ingin sekali menelan dia hidup-hidup.

"Begini Mac, jujur... Jika gua yang ikut, fix gua kalah. Soalnya skill gua di bidang beladiri. Mengenai pemakaian segala jenis senjata, fix gua ahlinya. Selain itu, gua nol besar."

"Jadi ini alasan lu ngajak gua?"

Charlie mengangguk mantap tanpa ada dusta.

Mac mengumpat kasar, kesalnya dia. "Bisa cancel?" Setahu dia balapan liar ini tidak bisa cancel.

"Bisa, jika bayar 10 kali lipat dari biaya pendaftaran."

Tuhkan, gak bisa di cancel.

"Ya udah, cancel aja."

"Gak bisa begitu beb, gua daftar pakai uang bulanan kita." Terang dia memelas.

"Perth tahu?"

"Lu gila!" Balas Charlie dia pikir otak Mac tinggal di lemari. Mana mungkin Perth tahu, cari namanya jika Perth tahu.

"Anak monyet, gua gak punya mobil. Balapan pakai apa sialan?" Andaikan dia boleh memukul Charlie, sumpah emosinya dia.

"Tenang, selain beli formulir, gua juga udah sewa mobil. Makanya uang bulanan kita hilang tanpa bekas."

"Gua boleh bunuh lu gak?!"

Charlie menggeleng innocent, dia tidak ada takut-takutnya pada apapun.

Jika di sini Charlie dan Mac adu bacot maka di sini Nut sedang memeriksa mobil balap Pavel, tuk memastikan tidak ada kesalahan pada mobil yang dapat menyebabkan kekalahan.

RoyaltyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang