10 : Kantin 🍀

195 47 3
                                    

Sesampainya Meen dan kawan-kawan di kantin, mereka pun memesan makanan sesuai dengan selera masing-masing untuk makan siang mereka. Di sana sudah ada Anan, Nut dan Rinrada yang menanti mereka.

"Benz, yang kemarin itu siapanya lu?" Tanya Nut bermaksud menanyakan Bible. Kemarin dia melihat Benz bicara dengan dua orang pria, dan salah satu diantaranya itu Bible.

"Dia, paman gue. Adik dari mama tiri gue." Jawab Benz singkat seraya mengaduk spaghetti carbonara.

"Adik nya tante Mai?" Tanya Nut kembali hanya tuk memastikan. Sementara yang lainnya juga sibuk dengan obrolan masing-masing dan makanan mereka.

"Hmm." Hanya di balas Singkat oleh Benz yang kini berisi mulutnya.

"Dih, Sok cool amat muka lu, pengen muntah gua lihatnya!" Mulut Pavel yang emang gak ada filternya sesuai dengan kesabarannya yang setipis tisu basah dibelah tujuh.

"Emang gua cool, situ baru tahu." Jawab Lee melebihi setinggi langit kepercayaan dirinya.

Sementara Meen berusaha santai di saat banyak mata yang tertuju pada dia seorang. Ini pertama kalinya Meen ke kantin. Biasanya, habis pelajaran dia langsung cabut.

"Princes Rin, ini chicken goreng pedasnya," Teriak Ibu Penjaga kantin kepada Rinrada, sontak Rinrada jadi sorotan teman-temannya. Secara, dia sudah pesan dua burger dan satu gelas besar jus alpukat.

"Gak usah kaget gitu, makan dia emang banyak." Celetuk Anan dan Nut yang sudah biasa melihat porsi makan Rinrada. Orang yang diomongin malah acuh tak acuh dan kini diapun beranjak dari duduk nya, pergi menghampiri Ibu kantin untuk membawa pesanan keduanya.

"Lah, lu mau kemana Meen?" Heran Blue melihat Meen langsung beranjak ketika 4 bungkus makanan datang diberikan oleh pelayan kantin.

"Mau tahu aja atau mau tahu banget?" Mana mungkin dia memberitahu Blue kemana dia akan pergi.

"Nih!" Blue menyodorkan dua jari tengahnya pada Meen. Habis dia serius tapi respon yang ditanya malah bercanda.

"Nihh," Ucap Rinrada sambil memberikan Milk tea pada Pavel, dia sempat melihat Meen yang berjalan cepat.

"Thank's!" Ucap Pavel biasa lantas di balas dengan anggukan ringan dari Rinrada yang kini sudah kembali duduk di sebelah Nut.

"Lah, Meen nya mana?" Tanya Nunu butuh usaha keras bagi dia tuk menghampiri Meen dan kawan-kawan. Dia datang seraya membawa smoothies avocado untuk Meen.

"Gak tahu pergi kemana karena gak biasanya dia begini, menghilang bagai angin." Jawab Anan kini melirik pria yang berada di sebelah Nunu. Siapa lagi kalau bukan Zee.

Tampak raut kekecewaan dari wajah Nunu, dia menunduk lemah. Lantas Zee kembali membawa dia ketempat duduk mereka semula.

"Kalian curiga gak sih, kalau Meen suka sama kadet dari The Rose akademi?" Pikir Blue begitu saja tanpa ada beban.

"Kayak nya. Secara dia memanggil dia dengan sebutan sayang." Timpal Benz kemudian melirik Lee yang mencomot telur gulungnya.

Anan, Nut Rinrada mendengar dengan serius perkataan Blue dan Benz.

"Tapi bukankah kadet dari The Rose Akademi Alpha semua?" Tambah Rinrada dia pikir kisah cinta sesama Alpha itu tidak bisa diperjuangkan, susah soalnya. Tidak tahu dia, kalau Pavel hanya tertarik pada Alpha.

"Memangnya kenapa kalau Alpha?" Tukas Pavel membuat Nut mengulum senyum, dia geleng-geleng kepala.

"Aneh aja sih, secara sama-sama Alpha. Pasti berakhir buruk." Jawab Rinrada tidak bermaksud apapun. Dia bicara begini karena dia sudah pernah mengalaminya. Bukan dia sih, tapi kakaknya.

RoyaltyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang