Perkenalkan nama Dunk dan kini aku baru saja memasuki dunia perkuliahan disalah satu Universitas ternama di kota ku, tepat lima bulan yang lalu aku memutuskan untuk tinggal di asrama dengan tujuan ingin hidup mandiri.
Beberapa teman dekat ku mengatakan aku merupakan tipe laki-laki berwajah cantik namun tampan dan mereka juga mengatakan sifat ku terkadang seperti bocah kecil polos yang mudah di bodohi dan ditipu.
Namun aku merasa tak sebegitunya karena aku masih faham mana hal yang benar dan mana hal yang salah meskipun memang sering kali aku ditipu oleh beberapa orang terutama terkait akan hal uang.
Di dunia perkuliahan ini aku mendapat seorang teman yang biasanya ku panggil Win, dia laki-laki yang begitu baik dan ceria bahkan wajahnya begitu tampan dan cantik menurutku.. dia juga sangat imut saat tersenyum dan berbicara.
Win sudah memiliki pasangan yang saat ini sudah bekerja di sebuah perusahaan ternama di kota ku dan info yang Win katakan jika pacarnya itu menjabat sebagai atasan atau bisa dikatakan sebagai pemilik dari perusahaan itu.
"DUNK!" teriak Win dari arah luar gerbang kampus lalu ia berlari kecil kearah ku.
"Hei Win... ku kira kau sudah ada di kelas" ucap ku menyambut kedatangannya.
"Huftt... Phii Bai telat menjemput tadi jadi aku tidak sempat sarapan tadi...." ucapnya dengan wajah cemberut yang begitu menggemaskan.
"utuutu.... acian bangett sihhh temenn Dunk ini..." ku cubit pipi gembul Win yang begitu menggemaskan itu.
"Dunk nanti temani Win makan yaa habis kelas selesai"
"Iyaaa Winn yang lucu... nanti Dunk temani Win" jawab ku dengan mata begitu berbinar.
Win dan Dunk mengambil jurusan yang sama yaitu jurusan Seni, pertemuan mereka juga cukup unik dimana Dunk bertemu dengan Win saat Win tak sengaja menupahkan minuman di baju Dunk dan mulai saat itu Win terus dekat dengan Dunk.
Kelas seni yang mereka lakukan tak begitu lama sehingga kini kedua bocah lucu itu sudah duduk di meja kantin yang tampak cukup sepi.
"Win.. Dunk ingin bercerita apa boleh?" ucap Dunk sambil menatap mie kuah yang di hadapannya dengan ekspresi senduhnya.
"Humm Dunk kenapa?! Dunk lagi ada masalah?!" tanya Win dengan wajah khawatir.
"Sebenarnya Dunk merasa aneh beberapa waktu ini Win..." ucap Dunk sambil sesekali melirik kearah Win yang berada di sampingnya.
"Coba jelaskan... Win tidak faham"
"Jadi sudah 2 bulan ini Dunk merasa tidur Dunk tidak begitu nyenyak dan anehnya setiap pagi badan Dunk terasa lelah dan yang anehnya lagi Dunk sering memimpikan sesuatu yang sama"
"Mimpi seperti apa?" tanya Win yang semakin penasaran.
"Dunk selalu bermimpi jika saat Dunk tidur Dunk selalu di peluk seseorang di belakang dan seseorang itu juga sering dekat-dekat dengan wajah Dunk.. Dunk sampai tidak bisa bernafas saat bermimpi itu Win"
Win menghela nafas gusar merasa ikut sesak mendengar cerita Dunk barusan.
"Coba liburan ini Dunk pulang kerumah orang tua Dunk.. mungkin saja Dunk rindu sama Mami Papinya Dunk" ucap Win membuat Dunk sadar jika memang ia sudah lama tidak pulang kerumahnya.
"Kau benar Win aku memang sudah lama tidak pulang.. mungkin aku rindu pelukan Mami sehingga aku bermimpi hal itu terus" ucap Dunk.
Disisi lain tampak seseorang tengah mengamati mereka namun hal yang aneh adalah ia begitu tampak marah.
---
"Mau kemana Dunkie?" tanya seseorang yang baru saja memasuki kamar asrama.
Dunk yang sedari tadi tengah beberes pakaiannya yang akan ia bawa langsung terjingkat terkejut oleh suara yang berada di belakang tubuhnya.
"Aku mau pulang Joong" ucap Dunk sambil berdiri mendekati Joong yang juga berjalan mendekatinya.
Joong adalah teman sekamar ku dan menjadi teman kedua ku setelah Win, dia adalah orang yang begitu baik dan hangat kepada ku bahkan dia akan selalu ada saat aku membutuhkannya namun Joong memiliki sifat yang berbeda saat bersama dengan orang lain, sifat yang di tunjukkan adalah cuek dan dingin bahkan begitu banyak Mahasiswi yang berusaha mendekatinya namun Joong selalu menolak mereka dengan cukup kasar menurut ku.
"Kenapa?"tanya Joong dengan wajah yang terlihat tak begitu suka.
"Kenapa? yaaa aku rindu Mami Papi ku Joong.. dan aku juga sudah lama tidak pulang" jawab Dunk dengan sedikit tertawa.
"Kapan?" tanya Joong dengan ekspresi tegang dan menyeramkan.
Dunk sejujurnya merasa gugup dan sedikit takut karena Joong tidak pernah menunjukkan wajah seramnya, Joong memang terkenal dingin dan cuek namun Dunk merasa sikap Joong sangat hangat padanya.
"Sepertinya besok setelah selesai kelas.." jawab Dunk sambil berjalan kembali kearah kopernya untuk melanjutkan melipat pakaiannya.
"Sampai kapan?" lagi lagi Joong bertanya dengan nada yang cukup menyeramkan.
"Mungkin 4 hari saja Joong karena lusa aku harus melakukan ujian" ucap Dunk tanpa melihat kearah Joong yang kini sudah duduk di kasur milik Dunk dengan ekspresi yang menyeramkan.
Dunk seketika menoleh kearah Joong saat ia mendengar desahan rendah Joong.
"Joong kenapa? apa Joong sakit?" tanya Dunk khawatir sambil berjalan mendekati Joong.
Joong tanpa mengatakan apapun langsung memeluk tubuh Dunk yang masih berdiri di hadapannya ini, Joong menelusupkan kepalanya di perut buncit milik Dunk.
Dunk mengerit heran dengan tindakan Joong karena Joong terlihat sedih dan suntuk.
"Apa Dunk melakukan kesalahan Joong?" tanya Dunk dengan pelan ragu.
"Entahlah" jawab Joong cuek namun tetep memeluk Dunk.
Dunk merasa aneh namun tetap membiarkan Joong memeluk dirinya, Dunk hanya bisa mengusap-usap rambut Joong sambil memikirkan kesalahannya yang mungkin ia lupakan.
____
Hai Guys....
Welcome to my New Story...
Kalau boleh minta pendapat tentang tulisan ku ini yaaaa
And see u next chapter
KAMU SEDANG MEMBACA
DUNK MY MINE
FanfictionObses dengan teman kamar dan mencintai secara ugal-ugalan....