Dunk sudah dinyatakan sehat dan diperbolehkan untuk pulang, terlihat Joong mengemasi barang-barang milik Dunk sedangkan Dunk sendiri tengah berganti pakaian dan membasuh wajahnya.
"Joong perlu ku bantu?" tanya Dunk saat ia baru saja keluar dari kamar mandi.
"Semuanya sudah selesai sayang" jawab Joong sambil menutup tas.
"Sudah siap? lukanya masih sakit?"
"Aman Joong.. hanya sedikit nyeri saja kalau berdiri atau berjalan sedikit lama"
"Kalau gitu duduklah sambil menunggu dokter memeriksamu terakhir kalinya"
Tak lama terlihat seorang dokter dan perawat memasuki kamar Dunk.
"Siang tuan... bagaimana keadaan Tuan Dunk?" tanya dokter itu ramah.
"Sudah tidak sesakit sebelumnya cuman beberapa kali masih terasa nyeri jika saya banyak berjalan"
"Coba kita cek dulu ya untuk lukanya ya tuan sebelum anda benar-benar pulang"
Dunk berbaring kembali di atas kasur dan perawat mulai membuka perban di perut Dunk, luka Dunk nampak sudah mengering namun masih terlihat memerah di bagian pinggir lukanya.
"Ini lukanya sudah kering mungkin nyeri yang ditimbulkan karena proses recovery diarea luka tuan" jelas dokter itu.
"Minggu depan bisa datang lagi untuk kontrol tuan"
"Baik dokter terimakasih sudah merawat saya" ucap Dunk ramah penuh senyuman manis.
Joong dari jauh sudah merasa sangat cemburu melihat senyuman indah itu di umbar sembarang ke orang lain.
Sepeninggalan dokter dan perawat itu Joong kembali mendekat dan mulai mengajak pulang Dunk.
Joong dengan setia merangkul pinggang Dunk serta membawa semua barang Dunk, sesampainya mereka sampai di lobby Dunk melihat 3 orang berpakaian serba hitam rapi menatap kearahnya dan Joong.
Mereka bertiga langsung mendekati Joong dan mengambil semua tas dari tangan Joong.
"Mobil sudah siap tuan, kami akan mengawal sampai di rumah utama" ucap ajudan itu sopan.
"Hmm"
Dunk hanya melihat wajah datar serta aura dingin dari Joong saat menjawab ajudan itu.
Dunk kembali digiring lembut menuju mobil mewah berwarna hitam mengkilat yang sudah terpakir di lobby utama.
Joong membuka pintu penumpang bagian depan dan membantu Dunk untuk masuk bahkan Joong membantu memasang seatbelt untuk Dunk.
"Sudah nyaman sayang?" Dunk mengangguk sebagai jawabannya.
Setelah itu Joong segera beranjak mengitari mobil untuk menuju kursi kemudi, di tengah perjalan mereka saling mengobrol ringan dan melempar canda tawa hingga terdengar suara dering ponsel Joong membuat obrolan mereka terhenti.
"Kenapa?" jawab Joong dingin pada si penerima telfon.
Lagi-lagi mendengar suara dingin dan cuek dari Joong membuat Dunk keheranan karena merasa Joong memiliki dua kepribadian yang sangat bertolak belakang itu.
"Apa harus hari ini?"
"Apa kau tidak becus menghandle nya?"
"Setengah jam aku akan kesana" Joong langsung mematikan telfon itu dan terlihat raut wajah nya tegang menahan emosi.
"Apa semua baik-baik saja?" tanya Dunk pelan berusaha memahami emosi Joong.
"Sayang aku benar-benar minta maaf harus meninggalkan mu sendiri dirumah karena ada sedikit kendala di perusahaan" ucap Joong penuh sesal sambil sesekali melirik kearah Dunk.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUNK MY MINE
FanfictionObses dengan teman kamar dan mencintai secara ugal-ugalan....