Dua sejoli yang tengah bucin terlihat tertidur dengan posisi saling memeluk, bahkan Dunk dengan nyaman menelusupkan kepalanya keleher Joong.
Nampak beberapa kali Joong mengusap lembut pinggang Dunk, selimut putih tebal itu sebagai saksi seberapa menempelnya tubuh mereka berdua.
Tok... tok... tok..
Terdengar ketukan pintu dari luar kamar Dunk.
Joong lah yang lebih dulu sadar dan membuka matanya melihat asal suara itu berasal.
Pintu itu terbuka dan muncullah seorang parawat sambil membawa rak dorong berisikan berbagai macam obat dan alat kesehatan.
"Permisi tuan.. maaf mengganggu tapi luka pasien harus segera di ganti" ucap perawat itu dengan ramah.
Joong mengangguk faham dan dengan lembut ia menarik tubuh Dunk yang memang sedari tadi menempel pada dirinya.
"Sayang.. baby..." panggil Joong dengan nada rendah namun sangat lembut.
Joong mengelus dan menyimbak anak-anak rambut yang menutupi wajah manis Dunk.
"Sayang bangun bentar ya.. lukanya mau di obatin suster sayang.." bisik Joong yang sangat menenangkan itu.
Bahkan terlihat perawat itulah yang salah tingkah hanya mendengar suara lembut Joong.
"Nghh..." desah Dunk sambil menggeliat kan tubuhnya.
Mata indah Dunk dengan perlahan terbuka menyesuaikan cahaya diruangan itu.
"Sore tuan Dunk.. maaf saya harus mengganggu tidur anda.. tapi luka Tuan harus segera di bersihkan" ucap suster itu sangat ramah.
"Mmhh tidak masalah Sus.." jawab Dunk dengan nada seraknya.
Perawat itu mendekati Dunk sedangkan Joong turun dari ranjang menuju toilet yang berada di kamar tamu untuk membilas wajahnya.
Perawat segera melakukan tugasnya sedangkan Dunk hanya mengamati semuanya.
"Apa Dunk akan mendapat makan lagi?" Tanya Joong pada perawat yang masih mengobati luka Dunk.
"Makanan akan di kirim sebentar lagi tuan.." jawab perawat itu, Joong hanya mengangguk lalu berjalan menuju kamar tamu untuk menganti pakaian yang tadi sudah di antarkan oleh anak buahnya.
"Baik, ini sudah selesai.. untuk makan malamnya apa mau di kirimkan sekarang saja tuan?" tanya perawat itu pada Dunk.
"Boleh sus.. saya juga sudah lapar.."
"Baik, saya pamit kalau begitu tuan... selamat beristirahat" pamit perawat itu bersamaan dengan Joong yang juga selesai berganti pakaian.
Joong kini mengenakan kaos putih dengan celana training berwarna abu-abu, rambut basah serta wajah segar membuat Dunk merasa Joong sangatlah seksi.
"Kenapa natapnya begitu sayang?" tanya Joong sambil mendekatkan wajahnya kedepan wajah Dunk yang masih menatapnya intens itu.
"Joong tampan" ucap Dunk polos, hal itu berhasil membuat Joong tersipuh bahkan sampai salah tingkah.
Joong tersenyum senang namun ia berusaha untuk tidak menunjukkan tingkah yang berlebihan.
"Kalau tampan boleh Joong minta kiss?" jail Joong.
Cup
Dunk langsung mengecup bibir merah Joong dan itu berhasil membuat Joong terkejut serta sangat bahagia.
"Dunk suka aroma tubuh Joong.."
"Really?
Dunk melebarkan kedua tangannya mengkode meminta pelukan, Joong yang faham dengan segera memeluk erat tubuh Dunk.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUNK MY MINE
FanfictionObses dengan teman kamar dan mencintai secara ugal-ugalan....