pojok perpustakaan

15.6K 32 0
                                    

Jenaya Nazeera x Mahesa.

smart naughty stud x ketkel nerdy boy.

__



Jam 3 sore kelas usai Mahesa diminta membereskan buku-buku pelajaran yang dipinjam dari perpus untuk dikembalikan ke perpus lagi. Buku mata pelajaran yang dipinjam terlalu banyak dan tebal, ia berpikir bagaimana cara membawa semua buku itu dalam sekali waktu terlebih kelas mulai kosong hanya ada satu anak yang masih stay dikursinya entah sedang apa yang jelas maniknya lekat menatap Mahesa yang lagi kebingungan.

"Kenapa butuh bantuan?.." tanya Jenaya dengan lantang.

Mahesa lelaki berkacamata bulat bak Harry Potter dengan tangkai yang tebal menengok kearah Jenaya mengusak rambutnya dengan gusar, pasalnya Jenaya adalah seorang anak murid paling hits, sosial butterfly dan tingkahnya agak binal meski begitu ia sangat pintar selalu mengikuti dan memenangkan lomba olimpiade itulah sebabnya guru-guru tak pernah protes akan tingkah binal Jenaya yang seringkali memakai seragam mini super ketat sampai bokong dan payudaranya terlihat amat menonjol sempurna. Berbeda dengan Mahesa meski menjadi ketua kelas kehadirannya terkadang dianggap ada, namun lebih sering dianggap ngga ada, karena penampilannya yang nerdy dan kuno dan sangat introvert tapi Mahesa juga cukup pintar dan teladan.

Jenaya beranjak dari kursinya melangkahkan kakinya menuju tempat Mahesa berdiri, "kalo butuh bantuan tuh ngomong sayang.. jangan diem ajaa.." bisik Jenaya dengan nada menggoda saat sudah berdiri disamping Mahesa.

Beberapa hari ini Jenaya seringkali mencoba menggoda Mahesa entah apa kepentingannya namun ia seringkali mencari perhatian pada si ketua kelas.

Bisikan Jenaya bikin tubuh Mahesa menegang sempurna, Mahes memejam matanya sejenak dibalik kacamata tebalnya untuk merilekskan tubuhnya yang kini seperti dipepet oleh Jenaya, hingga payudara Jenaya menyentuh halus lengannya.

"Iss kaku banget.. sini gue bantu!! Tapi jangan banyak-banyak yaa kan gue cewek.."

"Ah iya.. makasih Jenaya udah mau bantu ak--gue.."

Jenaya tertawa sembari mengambil beberapa buku untuk dibawanya, "kenapa sih masih kaku banget kita udah 3 tahun kenal loh.."

Mahesa tertegun dengan ucapan Jenaya, sedikit membenarkan ujarannya, ia dan Jenaya selalu sekelas bareng namun Mahesa ngga pernah bertegur sapa dengannya apalagi menjadi teman akrab karena Mahesa terlalu minder.

"Yealah malah bengong, ayo taro ini keburu makin sore dan perpus ditutup!"

"Ah iyaa maaf.."

Melihat pemandangan Jenaya yang selalu memakai pakaian ketat dan minim sudah biasa untuk Mahesa, tapi kini ia lebih dekat dan jelas melihat semua itu bahkan lekuk tubuh Jenaya sampai ke warna bra yang dipakainya saat berjalan menuju perpustakaan Jenaya berada dua langkah lebih maju dari Mahesa. Tenggorokan Mahesa terasa kering sampai sulit menelan ludahnya sendiri, biar tampilannya nerdy begini Mahesa tetap lelaki biasa yang punya hawa nafsu terlebih ia hobi membaca manga/manhwa delapan belas coret serta video hentai.

"Mahesa cepet dong..." Teguran Jenaya membuyarkan lamunan Mahesa, anak lelaki itu pun langsung berjalan cepat menyamakan posisi dengan Jenaya.

"Aah iyaa.."

***

"Eh ituu taro dimeja aja biar gu-e yang taro diraknya.." ucap Mahes saat mereka sampai diperpustakan dan menaruh buku-buku dimeja.

"Udah lah biar cepet selesai gue bantu sampe beres.." Mahes merasa tersentuh ia diam sejenak, baru kali ini ada seseorang yang mau membantunya dan itu terlihat sangat tulus. Ia melihat gerak-gerik Jenaya yang menaruh buku-buku di rak sesuai dengan tempatnya.

Mahesa hanya tidak tahu apa yang dilakukan Jenaya tidak semata-mata tulus membantunya, dibalik gerakannya yang menaruh buku dirak ada senyum licik terukir di wajahnya.

Tiba dimana Jenaya kesulitan menaruh buku dirak paling atas karena tinggi tubuhnya yang tak memadai, Mahesa menotisnya ia langsung berjalan cepat kearah Jenaya yang sedang lompat-lompat kecil, usahanya untuk menaruh buku tersebut.

"Biar gue aja Jen.." bisik halus suara Mahesaa terdengar di indra pendengaran membuat Jenaya menyunggingkan senyum penuh arti.

"Eh iyaa.."

Posisi Mahesa berdiri dibelakang tubuh Jenaya  dada bidangnya hampir menyentuh rambut panjang Jenaya, entah disadari atau tidak pergerakan tubuhnya makin mengikis jarak, tangannya menarik buku ditangan Jenaya lalu menaruh buku tersebut dirak tujuannya. Namun selang beberapa detik Mahesa membeku sebab pergerakan Jenaya yang membuncahkan degup jantungnya, bukan hanya degup jantungnya yang membuncah tapi juga adanya sengatan tajam yang membuat darahnya berdesir hebat ketegangan memuncak pada satu pusat.

Bagaimana tidak? Jenaya dengan senyum tipisnya tanpa dosa menggerakkan bokongnya mengenai pusat selatan Mahesa.

Mahesa memejamkan matanya seolah menikmati perlakuan sensual dari Jenaya, namun kesadarannya cepat kembali Mahesa buru-buru mendorong buku tersebut masuk keselipan buku lainnya dan membuka jarak tubuh keduanya.

Jenaya tau kalo Mahesa bukanlah anak yang benar-benar polos, ia pernah memergoki Mahesa tengah membaca manga/manhwa delapan belas coret. Ia juga pernah melihat Mahessa memergoki dirinya yang sedang melakukan adegan tak senonohnya dengan guru olahraga, bukannya pergi Mahesa malah menontonnya hingga ia kepalang sange dan mengeluarkan kontolnya dari dalam sarangnya. Jenaya masih ingat betul betapa kekarnya kontol Mahesa yang sedang di urut oleh sang empu seraya menatap tubuhnya sedang digauli pak Jordan, membuat Jenaya makin kesangean dan bertekad akan mencicipi kontol Mahesa.

"Sory.." cicit Mahesa pelan, gerakannya agak kikuk namun tak juga berpindah posisi ia masih dibelakang tubuh Jenaya.

Jenaya menangkap lengan Mahesa menariknya kembali agar lebih dempet padanya dan kembali menggesek pusat selangkangannya Mahesa dengan bokongnya.

"Jangan menghindar Mahes shh.. anggap aja ini imbalan gue karena gue udah bantu lo euh.." padahal ini siasatnya buat ngerasain gimana enaknya digenjot kontol kekar Mahesa.

"Euh taaphh .. pihh.." Mahesa mendongak seolah menahan sesuatu yang makin membuatnya menggila.

Gesekan bokong Jenaya makin intim ia bahkan menahan pinggang Mahesa, membuat dadanya membusur kedepan dan bokongnya menonjol naik turun dengan gerakan erotis.

"Eunghh Mahess kontolh lo keras shhh.."

"Jenh.. stophh ini perpuss shhh kitahh nggah boleh ngelakuinhh inii..nhh.."

Jenaya membalikkan tubuhnya, menghadap Mahes dan mempersempit jarak kedua tangannya masing-masing bermain dileher belakang Mahes juga dada bidangnya mengelus sensual mengantarkan getaran-getaran nikmat penuh candu. "Kata siapa ngga boleh hmm?"

Mahes memejam, sentuhan tangan Jenaya pada lehernya membuatnya hampir frustasi karena itu salah satu titik sensitifnya ditambah lagi Jenaya menggoda dada bidangnya dengan telunjuknya yang bergerak abstrak.

"Gue yakin lo pasti mau juga kan?" Bisik Jenaya lagi kini sembari melumat cuping Mahesa, sang empu menggelit karena sensasinya.

...

Next 👇

https://karyakarsa.com/deliciouspoison/pojok-perpustakaan-734812

hot & juicyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang