Gaanetha adalah seorang model majalah dewasa berbau erotis. Ia sudah 5 tahun berkecimpung didunia liar ini. Kini ia sedang melangkahkan kaki jenjangnya yang begitu sempurna ke dalam ruang pemotretan. Setelah sampai ia menyerahkan tas jinjing brandednya ke staff disana, lalu melepaskan kakinya dari jeratan heels mewahnya. Wanita dengan tinggi 178 serta berparas cantik ini juga memiliki tubuh ideal idaman para wanita. Lekuk tubuhnya sangat sensual ditambah lagi ia memliki dua payudara yang sekal serta bokong yang seksi. Meski begitu penampilan sangat amat elegan dan classy.
Ia melepaskan aksesoris yang dipakainya satu persatu, sampai suara yang sangat ia kenali menginterupsi kegiatannya. "Pemotretan hari ini kamu hanya perlu masturbasi, Gaanet. Dikamar nanti hanya ada kamu fotografer dan kameraman." Gaanet sedikit berdenyit saat managernya menyebut kata kameraman, namun manager tersebut langsung melanjutkan kalimatnya. "Kameraman buat merekam jadi nanti ada semacam video klip gitu katanya sih buat edisi khusus.." Gaanet langsung mengangguk paham sembari membuka coat panjang yang dipakainya menyisakan lingerie full lace berwarna broken white yang melekat ketat tubuhnya lalu dilanjutkan dengan menekan-nekan buah dadanya yang sekal sampai membuat pentilnya tegang supaya terlihat lebih menonjol dan seksi.
"Kamu butuh obat perangsang ngga?" Tanya sang manager.
Kakinya membuka lebar dengan gerak sensual, "No.. tapi kayaknya aku butuh stoking.." sembari melakukan pemanasan agar tubuhnya lebih rilex dan lebih bernafsu dengan mengelus dan menekan itilnya dari permukaan kain lace yang menutupinya.
"Ah oke!" Manager dengan sigap menyuruh sang staff disana mengambil sepasang stocking yang diminta Gaanet. Setelah stoking itu sudah berada ditangan sang manager ia langsung bersimpuh untuk memakaikan stocking berbahan lace itu ke sepasang kaki jenjang Gaaneth.
"Euhmmh.. dan-nhh.. aku butuh jarih kamuh mas shhh.." rengek Gaaneth sambil menarik tangan Keenan sang manajer membawanya ke selangkangannya yang hampir basah. Keenan paham betul kebiasaan sang model saat sebelum bekerja, dan dengan senang hati dia menuruti kebiasaan sicantik ini. Tangan Keenan semakin liar memainkan itil Gaaneth, ia tekan-tekan lalu ia kocok dari luar kain lace buat sang model menahan nafasnya dan mengejan nikmat.
Ritual Gaaneth terhenti saat sang fotografer masuk ke ruang pemotretan, "wow sorry ganggu, gue cuma mau nanya aja lo mau masturbasi pake sex toy or your finger??" Tanya Marven sang fotografer sembari tersenyum tipis melihat kondisi Gaaneth yang sudah kepalang sange. Ini akan memudahkan pekerjaannya bukan?
"Euhh kayaknya seru kalo ditambah sex toy juga, apa sudah disediakan??" Gaaneth menegakkan tubuhnya saat tangan sang manager menarik diri dari bibir tembam memeknyan lalu mengambil beberapa lembar tissue untuk menghapus jejak-jejak lendirnya yang beleberan di sekitar selangkangannya.
"Semua model sex toy udah disiapin. Lo udah siap kan?"
"Udah."
"Oke kita mulai syutingnya sekarang, lakuin sebaik mungkin swetty!" Bisik Marven diakhir kalimat sembari menyeringai tipis ke arah Gaaneth lewat cermin sebelum berbalik ke arah ranjang yang telah disiapkan untuk proses syuting kali ini.
Juno sang kameramen juga sudah siap dengan kameranya.
Pria itu sesekali menengok ke arah modelnya yang kali ini sudah duduk dengan anggun di atas ranjang. Dengan tambahan lingerie lace sexy yang melekat ditubuhnya. Oh belum apa-apa Juno udah kepanasan.
"Gue bagian rekam yaa, lo udah di briefing kan sebelumnya bakal ada video buat edisi khusus nanti.." Gaaneth mengangguk paham.
Tak lama Juno meminta Gaaneth untuk merapatkan kakinya dan memasang pose wajah nakal. Marven segera memotretnya, dan menjadikan foto ini sebagai cover pembuka.
