Massage after Concert

4.1K 30 2
                                    

Arzhel Leonard - Ningsih

*

"Bang, nanti panggil tukang pijet biasa ya.. badan gue pada sakit nihh.." pinta Arzhel pada sang private assistant-nya, saat ia turun panggung karena sudah menyelesaikan konser bersama member grupnya malam ini.

Karena jadwal manggung yang padat dan Arzhel tidak punya waktu buat nge-gym atau sekedar merilekskan tubuhnya. Selesai manggung tubuhnya terasa pegal-pegal dan linu, kalo sudah seperti ini biasanya Arzhel akan memanggil tukang pijat langganannya

Kenapa ngga di spa?

Arzhel lebih suka personal, privasinya juga terjaga terlebih mbah Sho bukan sembarang tukang pijat biasa ia sudah menjadi langganan keluarganya sejak lama.

"Oke oke, nanti gue calling mbah Sho yaa.." jawab Regan sang private assistant-nya sembari membantu Arzhel melepas earphonenya.

Beberapa jam kemudian.

"Zhel, mbah Sho lagi sakit ni dia gabisa mijet lo. Tapi dia ngerekomen ponakannya katanya si jago mijet juga.. mau ngga lo?"

"Boleh deh, daripada badan gue makin rentek entar berabe konser selanjutnya.."

"Oke deh gue suruh langsung ke apart lo ya.." Arzhel mengagguk, "tapi sory banget Zhel gue ngga bisa anter dan temenin lo di apart.. istri gue ngechat anak tantrum.."

"Oh oke deh, ntar kabarin gue aja orangnya gimana bang.."

"Sip.. ntar gue kabarin. Gue duluan ya bro.."

"Ya bang thank you.."


***


Apartment Arzhel.

Bunyi bel apartemen menggema menginterupsi Arzhel yang saat itu sedang asik bersama gawainya memainkan sebuah game kesukaannya.

"Anjir siapa sih malem-malem gini? Kalo anak-anak pasti langsung masuk.."

Meski merasa terganggu, Arzhel tetap beranjak dari sofa dengan rasa malas untuk membukakan pintu.

"Malam mas.." suara sapaan yang lembut terdengar saat Arzhel membuka pintu wajahnya mengernyit heran, pikirannya menebak-nebak siapa sosok di depannya kini.

"Maaf mas saya Ningsih pengganti mbah Sho tukang pijat yang dipanggil mas Regan.."

"Aah.." Arzhel baru mengerti, ia pun langsung menyuruh masuk mba Ningsih ke dalam apartmentnya. "Silahkan masuk, mba?"

"Ehh Ningsih aja mas panggilnya, saya rasa masnya lebih tua dari saya.."

"Aah oke Ningsih.." ucap Arzhel sembari memberikan gestur membuka jalan agar Ningsih masuk.

"Makasih mas.." Ningsih mengangguk sopan, jalannya begitu ayu  sama seperti penampilannya yang tidak seperti tukang pijat. Arzhel sempat terpaku melihat penampilan Ningsih, keponakan mbah Sho yang juga menggantikan jobnya ini berwajah manis dan jelita. Ia juga terlihat sangat seksi memakai dress pendek bermotif kembang yang melekat ketat dengan rambut panjang yang digerai. Bentuk tubuhnya sangat kentara apalagi di bagian dada dan bokong sangat elok dipandang, orang-orang pasti tak akan mengira kalo Ningsih adalah seorang pemijat. Penampilan lebih ke wanita penghibur, soalnya.

"Silahkan duduk Ningsih.." Arzhel mempersilakan Ningsih dengan sopan.

"Baik mas.."

Ningsih duduk seraya menaruh tasnya di lantai, wajahnya menunduk malu karena Arzhel memindai tubuhnya dengan tatapan begitu lekat dari atas sampai bawah.

hot & juicyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang