It's Lunchtime

14.9K 27 1
                                    

Edgar (jhny) x Geya.

___

Edgar Sergio Agrantara berusia 32 tahun seorang Big Boss di sebuah perusahaan tekstil ternama di indonesia. Banyak wanita yang menggilainya bahkan rela menjadi jalangnya karena parasnya yang tampan, karismatik serta berwibawa. Tingginya sekitar 185cm dengan proporsi tubuh yang sangat ideal. Aura bossy-nya sangat kental dan kuat, tatapan matanya selalu tajam menusuk pandang sang lawan, wajahnya selalu tegas dengan rahang yang tajam, siapapun yang berhadapan dengannya pasti akan bertekuk lutut. Tak terkecuali sekretaris seksinya, yang sudah menemani serta membantu keperluan Edgar diperusahaannya selama 1 tahun lamanya. Geya Keanitta, seorang janda anak satu yang masih berumur 27 tahun ini sangat dekat dengan Edgar bukan sekedar dekat sebagai atasan dan bawahan saja, kedekatan mereka bahkan sudah melampaui batas batasan sebagai atasan dan bawahan. Sedekat alat kelamin yang saling bertaut.

Semua berawal dari Geya yang kepergok bermasturbasi ditoilet kantor 6 bulan lalu. Kepergian suaminya membuat dirinya haus akan belaian. Ditambah, ia berkali-kali memergoki bossnya sedang menyetubuhi jalang sewaannya di ruang kerja Edgar. Geya juga menginginkannya meski dia harus menjadi jalang bossnya sendiri untuk menuntaskan hasratnya yang lama tak terpuaskan.

Sudah hampir memasuki jam makan siang, Geya membereskan file-file yang sudah ia rekap lalu beranjak dari kursi kebanggaanmya, ia melipir ke toilet lebih dulu untuk melakukan siasatnya lalu berlenggok memasuki lorong panjang menuju ruangan bos besarnya.

Sampai didepan pintu ruangan Edgar, Geya mengetuk perlahan pintu itu lalu tersahuti dari dalam yang mana memerintahkannya untuk masuk kedalam ruangannya.

Tak ada yang mencolok dari penampilan Geya, dari luar sekretaris itu mengenakan sebagaimana busana yang dipakai selayaknya seorang sekretaris. Blazer dan rok span diatas lutut. Kaki jenjangnya yang dipadukan dengan heels berwarna hitam memasuki singgasana bos besarnya yang kini sedang terpaku pada layar komputer tangannya sibuk menari-nari diatasnya keyboard.

"Selamat siang, pak Edgar. Saya kesini mengantarkan berkas laporan yang harus ditandatangani oleh bapak." Ucap Geya sopan, ciri khas seorang sekretaris yang berdedikasi. Senyum tipisnya tercetak.

Lelaki yang masih menatap layar komputer dengan posisi menyerong itu terlihat sebagian bibirnya menekuk ke atas menciptakan decakan halus saat mendengar kalimat yang keluar dari mulut sekretarisnya.

Geya menaruh laporan itu diatas meja lalu menggesernya, hingga menyentuh siku Edgar, tubuhnya turut membungkuk  gerakannya halus dengan mata yang mengerling nakal pada sang bos, "... Saya juga ingin memberitahu bapak, sudah waktunya jam istirahat.." Bisik Geya alunan suaranya sangat sensual berbanding terbalik dengan sebelumnya.

Gerakan tangan pada keyboardnya berhenti lalu menatap lekat manik Geya yang sedang menampilkan senyum nakalnya. Edgar mendorong kursinya kebelakang menjauh dari layar komputernya. "Siapkan makan siang saya!" Tegas Edgar dengan senyum penuh arti.

Geya bergerak semakin sensual langkah kakinya mendekat ke sisi Edgar yang masih menatap lekat ke arahnya. Tangan Geya bergerak membuka kancing blazernya sesensual mungkin. Tepat didepan Edgar blazernya dibuka lalu dijatuhkan kelantai, Geya menempelkan bokongnya ke sisi meja menghadapkan tubuhnya yang kini berbalut blouse satin dengan cutingan v neck tanpa lengan didepan Edgar. Lekukan dua bongkahan bulat besar dan sekal serta tonjolan kecil ditengahnya terlihat jelas dari pandang lawannya.

Tubuh Geya sedikit merunduk untuk membisikan sesuatu pada Edgar, "It's lunchtime, Mr Edgar..." Bisiknya sensual, tangannya merayap dari rahang Edgar yang mengeras hingga ke lehernya lalu turun lagi melonggarkan dasi yang dipakai Edgar sampai terlepas berlanjut membuka kancing kemeja Edgar satu persatu. "Your food is ready..." Bisik Geya lagi kini ditambahi dengan mengulum telinga Edgar. Tubuhnya adalah santapannya sang Bos!

"Hmm you look very delicious, I will enjoy it.." Edgar memajukan badannya sampai wajahnya mengenai permukaan kenyal dari balik kain yang dipakai Geya.

"Heumhh... No bra?" Edgar mengendus, menciumi lalu menggerakan wajahnya untuk menggesek pada payudara Geya.

Tangan Geya yang sudah hampir melepas semua kancing kemeja Edgar kini bertanggar dipusat selangkangan Edgar. Mengelus sensual sembari membuka resleting celana Edgar lalu memberikan rematan penuh stimulan yang mampu membuat Edgar mengerang.

"Yes... And no panties.. sshhh.." Ucap Geya, satu kakinya mengangkat ke atas membuat rok span pendeknya tersingkap, mempertontonkan memeknya yang merah dan basah tanpa balutan celana dalam. Menarik tangan Edgar untuk menyentuh pahanya yang terekspos lalu menjalar menuju selangkangannya. Ya siasat Geya kali ini sebelum masuk ke ruangan Edgar adalah melepas sepasang pakaian dalamannya ia sengaja seperti itu karena hampir semua pakaian dalamannya dirobek habis oleh sang bos. Geya tidak mau menghabiskan banyak uang buat membeli pakaian dalam yang selalu dirobek paksa oleh sang bos meski uangnya diganti, ia lebih memilih uangnya dipakai untuk kebutuhan lainnya seperti membeli susu formula untuk anaknya?

"Wow!!!"

"Eat me and fvck me mr Edgar... Euhhh.."

"Ouh slutty, saya ngga sabar buat ngentotin kamu sampe kamu kembung peju saya.." Edgar berdiri mengangkat tubuh Geya untuk duduk diatas meja kerjanya. Tangan besarnya menyentuh pinggang Geya sensual lalu merambat lebih keatas, bertemu dua bukit kembar yang sekal nan kenyal. Mulutnya mengendus leher jenjang Geya, nafas berat mereka saling bersahutan tanda berkobarnya gairah seksual keduanya.

"Give me your milk, slutty euhh" Edgar berbisik sembari melamuti telinga Geya, menekan-nekan payudara Geya sampai sang empu melenguh nikmat.

Geya menaikkan blousenya agar satu payudaranya terekspos sempurna didepan mata Edgar, mengocok payudaranya sebentar menekan-nekan, memerahnya sampai putingnya terlihat basah, dan mengeluarkan asi ASLI lalu menyodorkan putingnya itu pada sang bos yang sepertinya sudah kehausan.

Edgar menjilat puting Geya yang sudah mengeluarkan asi, lalu meraup rakus putingnya ia sedot-sedot dengan kekuatan ekstrim menyeruput tiap tetesan asi yang keluar sampai Geya menjerit menahan perih dan juga nikmat.

"Aaaahhh sshhh misterhh shhh pelanhhh ajahh aaahh susunyaa ngga bakal habiss uuhh.." desah Geya.

"Eumhhh cpkhh slurrpttt.." Edgar mendongak tanpa menjauhkan wajahnya dari tete Geya,  "justru saya ingin menghabiskannya supaya anak kamu ngga bisa nyusu lagi sama kamu. Susu ini milik saya sepenuhnya.." ucap Edgar dengan suara seraknya ditambah nafasnya yang semakin memberat terdengar erotis. Senyum berengseknya malah membuat Geya melemas.

"Aakhhh yeaahh susu saya milik misterhh Edgar hh aahh.."
Inilah kenapa Geya harus membeli susu formula buat anaknya karena asinya sudah milik Edgar sepenuhnya.

"Ah yaa call me daddy, slutty euhh.." Edgar kembali menyusu pada Geya, menarik puting Geya dengan bibirnya hingga jauh lalu dilepaskan begitu saja. Tangan satunya yang turut meremas-remas tete Geya yang tak terjamah mulutnya.

Geya semakin membusungkan dadanya rasa perihnya makin sirna digantikan kenikmatan yang tiada tara sampai membuat memek beceknya berkedut dan panas. Ia menekan-nekan kepala Edgar bahkan meremasnya menyalurkan tiap rangsangan yang membuat hasratnya makin bergelora, yang kini posisinya sudah duduk dikursi kebanggaan lagi, kaki Geya mengangkang diantara tubuhnya membuat rok spannya makin naik.

"Slurrpttt ssh heumh uhmm ccpkkh.."

"Aahh daddy hh sedothh  yang kuathh aahh abisinn sshh susunywahh yeahh.." tubuh Geya bergelinjang tak keruan, satu tangannya menopang tubuhnya yang hampir terhuyung kebelakang, ia mengangkat bokongnya sebab memeknya berkedut sangat cepat seperti ingin menyemburkan cairan, ia menarik rok spannya hingga ke perut ratanya.

.

.

.

Tersedia disinii

https://karyakarsa.com/deliciouspoison/its-lunchtime-734793

hot & juicyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang