Hari pertama liburan sekolah. Lisa dan Minggo hari ini menghabiskan waktu bersama menikmati liburan mereka. Saat ini mereka sedang makan siang di sebuah cafe.
"Dek Lisa, bapak pulang dari luar kota besok lusa. Kita ketemu bapak saya ya?"
"Dengan senang hati. Lebih cepat lebih baik sih Mas."
"Sebenarnya saya kasian liat Bapak. Bapak yang sekarang itu adalah cara Bapak menghukum dirinya sendiri."
"Iya Mas, tapi korbannya kamu juga."
"Padahal sudah berlalu cukup lama. Tapi luka Bapak ternyata belum juga sembuh."
"Nah, tidak akan pernah sembuh kalo Mas Kiming hanya menuruti semua aturan Bapak. Padahal Mas Kiming tumbuh jadi anak yang baik bukan karena didikan Bapak yang sekarang, tapi ya karena kamu memang anak baik Mas. Dan bapakmu perlu tau hal itu."
"Meyakinkan Bapak mungkin akan sulit dan butuh waktu. Dek Lisa ndak apa-apa?"
"Sure. Kalo hadiahnya nanti dapet anaknya yang super ganteng kayak ini sih gak masalah." Jawab Lisa sambil glendotan manja di lengan kekar Minggo.
Minggo hanya tersenyum sambil mengacak gemas rambut Lisa.
"Mas kamu sekarang kok berani sih sentuh-sentuh aku?"
Muka Minggo memerah.
"Dek Lisa ndak nyaman ya? Maaf ya Dek." Ucap Minggo dengan tampang kawatir.
Meledaklah tawa Lisa.
"Bukan gitu. Mas Kiming ingat gak waktu pertama kali Mas Kiming anter aku pulang naik motor ?"
"Inget Dek. Emang kenapa?"
"Ingat juga dong berarti tas segede gaban yang menghalangi kita. Padahal waktu itu kan aku mau modus peluk-peluk Mas Kiming. Tapi tas anj ... eh maksudnya tas sialan eh maksudnya tas nyebelin itu jadi penghalang. Kayak orang ketiga."
Minggo tertawa terbahak.
Lisa benar-benar dibuat terpesona. Baru kali ini dia lihat Mas Kimingnya tertawa begitu lepas.
"Mas stop ketawanya."
Minggo dengan wajah bingung berusaha menghentikan tawanya.
"Maaf maaf Dek tawa saya berisik ya. Kata Mina suara saya kaya bapak-bapak kalo ketawa."
"Enggak Mas. Mas Kiming terlalu ganteng saat lagi ketawa. Jantungku gak kuat Mas." Jawab Lisa dengan muka yang merah padam.
Minggo yang mendengar jawaban Lisa, mukanya juga berubah merah. Dia salting sendiri.
Dah memang couple ini agak prik.
Dan untuk beberapa saat terjadi keheningan di meja mereka. Baik Lisa dan Minggo berusaha menetralkan detak jantung masing-masing.
Untung tak berapa lama datang pelayan cafe mengantarkan pesanan mereka.
"Ayo Mas kita makan dulu. Habis ini kita lanjut nonton." Kata Lisa mulai menyendokkan makanan ke mulutnya.
"Dek Lisa ?" Panggil Minggo.
"Iya." Jawab Lisa sambil mengunyah makanannya.
"I love you." Kata Minggo dengan muka merah sambil langsung menyedot minumannya.
Lisa hanya bisa membeku. Mendengar ucapan Minggo tiba-tiba. Lagi dan lagi muka Lisa memerah kembali.
🌼🌼🌼
Brussel's Fam
(mami ❤, papi💸, you)Mami papi
Liat pacar Lisa
ganteng banget kan
Seharian ini kita ngedate
I really really really really love himMami ❤
Bener-bener princess
mami papi kalo
jatuh cinta jadi
sweet bangetPapi💸
Papi got jealous ya
Sekarang udah
gak number 1 lagiOh no no no
Papi still my first love
gak akan berubah
Hehehe
Mami papi pulang dong
Lisa kangen
Lisa gak bisa ke Swiss
masih ada misi sama
Mas Kiming 😎Mami ❤
Oh gitu ya sekarang
Mami Papi usahain ya
Disana sudah larut kan honey
Kamu bobo ya
jaga kesehatan
jangan begadangPokoknya Lisa tunggu
Mami papi harus pulang ke
INDO. TITIK
oke Lisa bobo ya
mau buru2 mimpiin Kiming 😁
Love you mami
Love you papi
❤❤❤Papi💸
Love you more sweetie
sweet dreamMami ❤
Love you too sayang
Mimpi indah
KAMU SEDANG MEMBACA
MENGEJAR CINTA MAS KIMING | END |
FanfictionLalisa Brussel Murid Blasteran Indo-Swiss Sang Primadona Sekolah yang terkenal karena kecantikan dan sikap bar-barnya jatuh cinta pada murid teladan yang sangat santun turunan Jawa tulen Minggo Agus Rahman. "Mas Kiming, gue suka sama lo. Jadian yuk...