15 TAHUN BERLALU.
"Dok jadwal operasi hari ini sudah selesai semua. Dokter bisa pulang untuk istirahat dan ini saya sampaikan surat persetujuan cuti dokter yang sudah disetujui."
"Baiklah terimakasih. Kalau begitu saya pamit pulang dulu." Jawabnya dengan muka datar.
"Baik Dok. Hati-hati dan selamat malam." Ucap seorang perawat kepada seorang dokter dengan perawakan gagah.
"Ganteng,pinter,kaya raya tapi sayangnya bener-bener kaya es balok. Dingin banget heran." Gumam perawat tadi sambil menutup kembali ruangan dengan nama yang tertulis di pintu
dr. Minggo Agus Rahman,Sp.B.Onk.🌼
Selama 15 tahun Minggo tetap setia menunggu Lalisa nya. Tentu dia tidak diam saja selama ini. Setelah terakhir mendengar cerita tentang keluarga Lisa dari kepala pelayan hampir seminggu sekali Minggo mendatangi rumah Lisa untuk mencari kabar terbaru tapi dia tidak mendapatkan apapun. Somi yang pernah bilang akan menghubunginya juga tak pernah menghubungi Minggo sama sekali. Semua akun media sosial baik Lisa, Jackson ataupun Somi juga dinonaktifkan. Nomor handphone ketiganya juga tak pernah aktif.
Saat lulus SMA, akhirnya Minggo berani jujur kepada Bapaknya. Tentang semua yang dia dirasakan. Tentang menderita dan tertekannya Minggo karena bayang-bayang Mas Mirza. Minggo juga menceritakan tentang Lisa. Dan bagaimana Lisa memberikan kebahagiaan padanya serta merubah Minggo menjadi lebih berani dan percaya diri. Bapak Minggo yang tak pernah mendengar apapun perasaan dan pendapat anaknya selama ini begitu terpukul. Dia tidak menyadari bahwa selama ini apa yang dia lakukan malah menyiksa anak semata wayangnya. Pak Wijaya pun meminta maaf kepada Minggo. Bahkan Pak Wijaya meminta untuk bertemu dengan Lisa. Beliau ingin berterimakasih. Lalu Minggo menceritakan hal yang terjadi pada keluarga Lisa.
Sebelum ujian masuk perkuliahan, Pak Wijaya mengajak Minggo untuk ke Swiss mencari keberadaan Lisa walau mereka sama sekali tidak tahu dimana alamat Lisa tinggal. Semua asisten rumah tangga Lisa juga selalu bungkam saat ditanya apapun perihal Lisa.
Setiap setahun sekali Minggo pasti pergi ke Swiss. Dia mengelilingi hampir semua restoran, tempat wisata bahkan rumah sakit. Berharap bisa secara tak sengaja bertemu Lisa atau mendapatkan informasi tentang Lisa. Tapi semua tak ada hasil.
Tapi Minggo tak pernah menyerah. Dan ini adalah tahun ke 15 nya dia akan kembali mendatangi Swiss untuk mencari keberadaan Lisa.
🌼
Saat ini maskapai yang ditumpangi Minggo dari Jakarta menuju Swiss sedang transit di Singapura. Ada waktu kurang lebih 9 jam sebelum terbang lagi. Dan jeda itu Minggo gunakan makan di restoran yang menjadi favoritnya.
Saat dia sedang menikmati makanannya, ada anak terjatuh karena berlarian tepat di sebelah dia duduk. Spontan Minggo langsung menolongnya karena anak itu menangis.
"Mommy mommy .... where is my mom?" Tangis anak itu kencang.
Minggo panik berusaha menenangkan anak berusia kurang lebih 6 tahun itu sambil melihat sekeliling kalau-kalau ada orangtua yang mencari anaknya.
Nampak dari jauh ada pria seumuran Minggo berlari ke arah Minggo. Dan pria itu nampak familiar.
"Jackson ?"
"Minggo!"
Belum sempat Minggo sadar dari kagetnya, dibelakang Jackson ada Somi yang menghampiri mereka.
"Minggo ?" Sapa Somi ragu.
Dan Minggo terlihat seperti menanti sesosok lagi yang mungkin juga akan muncul di hadapannya. Sesosok wanita yang sangat dia cintai dan rindukan.
"Dia tidak ikut kesini." Kata Jackson seolah tau makna raut wajah Minggo.
Dan langsung terlihat wajah kecewa Minggo.
"Dimana Dek Lisa ku ?" Tanya Minggo penuh harap.
🌼🌼🌼
Dokter Minggo idola dokter-dokter wanita dan para perawat yang terkenal akan sikapnya yang dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENGEJAR CINTA MAS KIMING | END |
FanfictionLalisa Brussel Murid Blasteran Indo-Swiss Sang Primadona Sekolah yang terkenal karena kecantikan dan sikap bar-barnya jatuh cinta pada murid teladan yang sangat santun turunan Jawa tulen Minggo Agus Rahman. "Mas Kiming, gue suka sama lo. Jadian yuk...