Bab 16.mertabak

3.7K 133 1
                                    

Diperjalanan hanya keheningan yang menyelimuti keadaan Sheila dan algar dengan algar yang fokus dengan jalannya dan Sheila yang sibuk menggerutu dalam hati, saat melewati gerobak penjual mertabak di pinggir jalan Sheila melihatnya terus menerus ka...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Diperjalanan hanya keheningan yang menyelimuti keadaan Sheila dan algar dengan algar yang fokus dengan jalannya dan Sheila yang sibuk menggerutu dalam hati, saat melewati gerobak penjual mertabak di pinggir jalan Sheila melihatnya terus menerus karena perutnya sangat lapar

Algar menyadarinya dan tersenyum kecil ia langsung berhenti dan sontak membuat Sheila memeluk pinggangnya.

"ALGAR... " protes Sheila

"Lo ngapain sih mendadak berhenti" sewot Sheila memukul punggung algar

"Turun"

Karena kesal Sheila segera turun dari motor algar, apa apaan cowok itu menurunkannya di tengah tengah perjalanan, saat hendak melangkah pergi tangannya ditahan oleh algar.

"Apaan" ketus Sheila

"Lo lapar kan, ayo" algar menarik tangan Sheila menuju ke arah gerobak penjual mertabak, Sheila sempat tertegun tapi dirinya tidak mau kepedean lagi pasti algar juga lapar.

Baru saja menapakkan kakinya di dekat penjual mertabak nya suara suara siulan menyambut kedatangan mereka, kalian tahu! Siapa buang keroknya , tentu saja teman teman algar dan ada Klara juga, mereka bisa ada disini karena Klara yang merengek ke kenzo ingin membeli mertabak jika teman temannya yang lain hanya ingin ikut saja karena merasa bosan di markas.

"Ekhem.. Panjang umur yah" sindir Klara karena baru saja mereka membahas hubungan antara kedua temannya itu algar dan Sheila.

"Cieeee.... Udah gandengan nih" goda axel

Sheila baru sadar dan melepas tangannya dengan kasar dari genggaman algar setelah itu ia duduk bersama teman temannya, algar hanya mendengus lebih memilih untuk memesan mertabak daripada mendengarkan teman temannya yang tidak jelas.

"Udah jadian Shei" tanya putra

"Ogah" sinis Sheila

"Ekhem.. Inget dulunya bucin akut" sindir Klara

"Diem lo" sela sheila

"Sheila lo tau nggak rasa terang bulan apa yang menyedihkan" tanya kenzo

"Nggak? Emang apaan" bingung sheila

"Oke guys udah siap gendangnya" tanya kenzo kepada teman temannya, axel memukul mukul meja dan mengangguk mantap

"SIAPP.... " jawab mereka serempak dengan dion yang memegang sendok dan gelas, axel yang memosisikan tangannya di meja, putra yang membawa piring sementara kenzo menjadi vokalnya.

"Tenangkanlah...."kenzo mulai bernyanyi dengan wajah yang menghayati

" tuk..tak..tuk..tuk..tak..tuk"sahut axel dengan memukul mukul meja menyesuaikan lagu.

"Terangkan lah...... Jiwa yang berkabu langkah penuh dosa... Ampunilahhhh.. "

Mendengar itu Sheila tertawa keras ada ada saja mereka ini

AlsheiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang