𝑪𝒉𝒂𝒑𝒕𝒆𝒓 𝑻𝒘𝒆𝒏𝒕𝒚 𝑺𝒊𝒙

126 21 143
                                    

𝟐𝟔. 𝑪𝒊𝒖𝒎𝒂𝒏 𝒀𝒂𝒏𝒈 𝑴𝒆𝒏𝒋𝒂𝒘𝒂𝒃 𝑺𝒆𝒎𝒖𝒂𝒏𝒚𝒂

.
.
.

BRAKH!

“Jawab aku! Apa motif mu melakukan ini?!” entah sudah berapa kali Seokjin mempertanyakan hal yang sama pada orang di depan nya. Tapi tetap tak menemukan jawaban karena orang itu memilih menutup mulutnya rapat rapat.

Seokjin menghela nafas, kesabaran nya itu setipis dompet readers, namun orang ini malah menguji kesabaran nya, “Aku bertanya untuk terakhir kalinya. Kau, apa motif mu melakukan ini?! Kau bekerja sendiri apa di suruh?”

Orang itu terkekeh sinis, “Anda benar-benar ingin tahu?”

Seokjin diam, meniti bagaimana ekspresi pria itu terlihat bengis.

Pria itu memajukan kepalanya lebih dekat pada Seokjin, “Akan ku beritahu, tapi anda harus membantuku terjerat dari hukuman ini pak polisi. Setelah nya, akan ku bantu kau menangkap penjahat yang sesungguhnya. Dia berbahaya, karena sekarang dia sedang membuat rencana untuk membunuh wanita itu.” pria itu tersenyum sinis, “Bagaimana?”

Seokjin mendengus, karena tidak ada pilihan lain, dia pun mengangguk untuk berpura-pura menyetujui nya. Melipat kedua tangannya di dada, “Lalu siapa? Siapa yang menyuruhmu?”

Baru juga mau bicara, pintu ruang interogasi terbuka. Menampakkan Hoseok yang berjalan ke arah Seokjin dengan serius, “Pak, ada pengacara yang ingin bertemu dengan nya. Katanya dia adalah pengacara yang akan membela nya.” bisik Hoseok.

Seokjin mengangguk, “Kita bicara lagi nanti. Sekarang kau bisa bicara terlebih dulu dengan pengacara mu!” setelah nya Seokjin dan Hoseok pun keluar ruangan.

Sementara pria itu mengernyit bingung, dia tidak pernah menghubungi pengacara untuk ia sewa. Tiba-tiba matanya terbuka lebar, dia berpikir mungkin bosnya yang sudah mengirimkan seorang pengacara untuknya.

Tak lama kemudian terlihat seorang pria berkacamata memasuki ruangan interogasi. Pria itu mengambil tempat di depan nya.

“Uhm, apa anda di suruh oleh Kim Namjoon untuk membebaskan saya?” tanyanya dengan berbisik.

Tapi pria itu hanya tersenyum tipis, kemudian membuka tas tangannya dan merogoh sesuatu, “Tadinya aku ingin membebaskan mu, tapi ternyata kau benar benar menyulitkan ku. Lagipula—kau sudah tidak berguna.” bisik pria itu tajam.

Dia tidak mengerti apa yang pria di depannya ini katakan. Semuanya terasa cepat saat pria itu melangkah mendekat dan berdiri di belakang nya. Memegang bahunya kemudian berbisik, “Bisa bisanya kau tertangkap saat aku menyuruhmu bersembunyi. Dan bisa bisa nya kau mau mengaku di saat aku sudah membantumu banyak hal. Jadi sekarang, pergilah dengan tenang oke?”

Jleb...

Matanya membulat saat merasakan sesuatu yang menusuk di samping lehernya. Tanpa bisa bergerak dia melirik ada suntikan yang menancap di lehernya, sementara pria itu sedang memasukkan cairan—entah apa itu.

Setelah nya dia mencabut suntikan tersebut, lalu menyeringai lebar. Akibat suntikan tersebut, tubuhnya terasa kaku, dia hanya bisa menggerakkan bola matanya dan juga mulutnya, “Kau—Kim Namjoon?” bisiknya shock.

Namjoon menyeringai, “That's right!

Setelah nya Namjoon berlalu keluar, meninggalkan pria itu di dalam dengan racun yang perlahan lahan menyebar dan membuatnya mati.








Sesampainya di dalam mobil, Namjoon membuka kacamata nya dan juga topeng wajah yang bisa menyamarkan wajahnya. Tidak sia sia dia meminta bantuan temannya yang seorang make-up artis untuk wajahnya.

PAYBACK TIME✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang