6-He, again?

160 39 29
                                    


Hi dear!
Selamat merayakan malam pergantian tahun! Xoxo



🎇🏙️🎆


Jeffrian memarkirkan mobil nya di sebuah rumah sakit terbesar di kota.

Laki-laki itu memasuki lift tujuannya adalah lantai 5. Setelah sampai ia membuka pintu salah satu ruangan disana.

Ada mama nya dan Vanessa.

Papa Jeffrian menepuk pundak putra tunggalnya itu dan tersenyum tipis lalu lewat begitu saja tanpa banyak bicara meninggalkan ruangan sang istri.

"Gimana kabar mama?"

"It was good before I heard that you guys cancel the dinner"

"Kenapa kalian batalin yang sudah mama atur? Ngga menghargai usaha orang tua" Tanya wanita yang berbaring di bangsalnya to the point

Hening, Jeffrian tak berniat menjawab pertanyaan sang mama. Laki-laki itu menatap datar Vanessa tapi gestur perempuan itu seolah berkata 'lo aja yang jawab'

"Telinga kamu masih berfungsi dengan normal kan? Dengar pertanyaan mama!?" Gertak nya melihat Jeffrian meletakkan plastic bag yang berisi buah di meja

"mama nyuruh aku kesini cuma buat bahas ini lagi? Mending aku pergi aja masih ada urusan yang lebih penting"

Sang mama menghela nafasnya kasar "keras kepala banget sih dibilangan!" Katanya dengan nada mulai meninggi

Anaknya nampak tak menghiraukan kemarahan sang mama "sampe kapan mau maksa aku? Aku ngga suka!"

"Jeffrian! Ini tuh buat kebahagiaan kamu juga!"

Jeffrian terkekeh mendengar ucapan mama nya barusan, tahu betul tujuan wanita yang mengidap saat ini kanker darah itu.

"Itu cuma buat keuntungan kalian aja. Mama bahkan ngga pernah mikir soal aku" kalimat akhirnya terdengar lirih

Vanessa dengan mini dress nya itu duduk di sofa menatap kuku nya yang baru dipoles itu. Ia dibuat ingin muntah oleh drama keluarga itu.

"Ngapain sih tante sama orang tua aku maksa banget biar deket sama Jeffrian? Padahal kalian tau aku udah punya cowok lain"

Wanita itu kini beralih menatap perempuan lain yang ada di ruangan nya.
"Vanessa.. ini kan bagian dari kesepakatan tante sama orang tua kamu" Tatapan marah kepada putranya berubah menjadi tatapan biasa saat berbicara itu

Vanessa mengangguk paham "Well, sebenarnya aku ngga masalah selagi aku masih bisa bebas sama pacar aku"

Jeffrian kini menatap muak "percuma, udah 2 tahun lebih mama berusaha. It will never work"

"Jeffrian! Kamu ngga mau nurutin ucapan mama? Kamu ngga sayang sama mama? Ngga kasihan sama kondisi mama? Dasar anak durhaka" teriak wanita itu ketika Jeffrian pergi begitu saja dan menutup pintu

Vanessa menutup telinganya yang terasa berdengung karena suara keras mama Jeffrian.

"It's okay, Engga ada yang suka dikekang begitu. Papa yakin kamu bisa menjalani hidup dengan cara kamu sendiri"

Saat sudah berada di luar ruangan, Jeffrian mendapati pria berjas dengan beberapa rambut yang mulai memutih dengan tinggi sepadan dengannya.

"Engga seharusnya papa nunggu disini cuma buat ngomong itu, just waste your time. Balik aja kerja dan berkutat sama berkas-berkas di kantor"

Papa nya hanya bisa tersenyum tipis mendengar respons sarkas putra nya. Memang dirinya yang bersalah.

"Kenapa Jeno engga diajak kesini? I think it was Jeno's car"

Yearn || JJ [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang