9-Locker

204 45 25
                                    

Awas kalo ngga divote engga komen, gue tandain lo😊


Mobil merah milik Hansel berhenti tepat di depan gerbang besar universitas Jennifer. Manik keduanya menatap beberapa mahasiswa yang berlalu lalang di dalam sana.

Sesuai permintaan Hansel kemarin, Jennifer benar-benar datang ke kampus diantar oleh tetangga depan rumah nya itu.

"Thank's ya Sel"

Hansel menyuguhkan senyum manis nya dan mengangguk.

"Seneng bisa nganterin lo lagi setelah sekian lama walaupun engga satu tujuan lagi"

Gadis yang kini sudah melepas seatbelt itu terkekeh pelan "lebay lo"

Si pengemudi menggelengkan kepalanya "bukan lebay, emang gitu kan kenyataannya"

"Udah lama sejak gue pernah bareng-bareng ke sekolah bareng lo, ya walaupun cuma sekali dua kali sih..."

"Sel, kita udah pernah bicarain tentang itu kan" Jennifer menatap kedua mata Hansel yang kini matanya fokus ke depan

"Loh kok jadi ngelantur kesana, Jen? Padahal gue engga bermaksud ngungkit itu lagi" balasnya dengan nada bercanda, tapi ekspresinya seperti memendam sesuatu

Mendengar itu membuat si penumpang menghela nafas "lo kan ta-"

Seperti tau apa yang akan gadis itu ucap membuat Hansel cepat-cepat memotong perkataan gadis di sampingnya itu. Ia tak ingin mendengar itu karena akan membuatnya sakit hati, lagi.

"I know right Jennifer... udah ah lo masuk sana, gue juga mau ke kampus nih. Kalo sampe telat gue bilang loh sama dosen kalau lo yang ngajak gue ngobrol"

Hansel berkata sambil menatap jam tangan yang melingkari pergelangannya. Ia butuh sekitar 10 menit ke kampusnya dari kampus Jennifer.

Gadis itu mendelik mendengarnya "iya-iya gue turun" katanya lalu membuka pintu mobil Hansel

Sedangkan pemuda berambut hitam pekat itu tertawa kecil melihat wajah kesal penumpang mobilnya.

"Have a good day, Jennifer!"





🎭👀⏳




Jeffrian sedang berada di loker saat ini, ia nampak mengambil beberapa buku dari dalam sana. Jangan salah meskipun memiliki tampang anak pembangkang tapi Jeffrian ini masih ingat kewajibannya sebagai pelajar.

Lelaki itu mulai risih dengan tatapan-tatapan yang selalu ia dapat. Beberapa dapat ia dengar berbisik-bisik karena ia datang dengan wajah yang masih sedikit menampilkan luka memar.

Sedangkan beberapa perempuan seperti biasa menatapnya penuh decakan kagum. Kalau kata anak jaman sekarang mereka itu 'cegil' nya Jeffrian.

Jeffrian tau betul kalau dia memiliki wajah tampan seperti seorang idol, tapi kalau ditatap terus-terusan begitu dia jadi ingin mencongkel mata mereka semua. Ia merasa kalau setiap detail gerak geriknya juga tak luput dari perhatian.

Setelah menutup lokernya dengan tidak santainya, kedua mata nya menangkap Mark dan Jonathan yang sedang berjalan menuju arahnya.

"What a pity! Kadar ganteng lo jadi menurun Jeff" kata si bongsor dengan nada dramatis nya menunjuk wajah Jeffrian

Mark mendapat bagian mengeluarkan tawa nya hingga mulai menggeplak pundak Jonathan. Tawa laki-laki itu selalu berhasil membuat dirinya menjadi pusat perhatian orang sekitar.

Yang dijadikan bahan candaan menampilkan wajah sangarnya "shut the f up, Jo"

Jonathan langsung diam dibarengi oleh tawa Mark yang mereda. Laki-laki yang dibalut kemeja itu menatap tak suka ke arah dimana William yang berjalan santai cipika-cipiki bersama para gadis cantik.

Yearn || JJ [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang