7-You Change

163 32 28
                                    


Lebih panjang dari biasanya nih
Selamat membaca dan jangan lupa buat vote sama komen permisahhh



🧢🌠💧



Gadis itu menghempas kasar tangan Jeffrian di bahunya. Ia berusaha menahan sesuatu yang serasa ingin keluar dari pelupuk matanya.

Jennifer menghela nafasnya, menunjuk Jeffrian "Finnaly, Jeff... you change" katanya jengah, tersirat rasa kecewa di nadanya

"Lo juga"

"Sampe mulut gue berbusa pun lo ngga akan percaya kan? Sia-sia rasanya kalo gue ngomong hal yang sama terus menerus" katanya tanpa menatap manusia di depannya lagi

Lagi-lagi Jeffrian terkekeh "you don't even trying to make me believe. Look, even today you still love him?"

Kini laki-laki itu yang menunjuk gadis di depannya "Lo.. lo pergi gitu aja! Gue benci! You cheated on me" Nadanya meninggi

Jennifer menoleh mendengar ucapan Jeffrian. Air matanya menetes begitu saja tanpa permisi.

"JEFFRIAN!"

Plak

Tamparan yang ia dapatkan hari ini mengingatkannya pada 2 tahun lalu.
Jeffrian jadi deja vu.

"Lo yang mainin perasaan gue! Lo jahat, brengsek, sialan!"

Kini hati Jeffrian serasa mencelos melihat gadis itu menangis. Rasa bersalah lagi-lagi menghantuinya.

"WOI INI KAPAN BUAT TUGASNYA ANJIR" teriak Jonathan yang sejak entah kapan berada di depan pintu

Mark berdiri mendekati pintu lalu menyumpal mulut Jonathan dengan roti.

Jennifer yang mendengar ucapan teman nya langsung menghapus air matanya. Ia sampai lupa kalau mereka datang untuk membuat tugas.

"Ngga ada gunanya berantem karena hal yang sama dua kali" nada bicaranya kembali datar seperti biasa

"Jen-"

Gadis itu dengan cepat memotong ucapannya "gue harap lo bisa bersikap profesional. Lo bisa nyusul yang lain di dalem, kalo lo pergi sama aja lo keluar dari kelompok dan ngancurin ekspetasi mereka"

Jeffrian menatap punggung gadis yang sudah menjauh itu. Ia menghela nafasnya kasar dan mengacak rambutnya.



🧢🌠💧


Melihat Jennifer memasuki rumahnya tanpa ekspresi membuat Karen mendekati gadis itu.

Sedangkan yang lain malah asik mengunyah, nampaknya bukan waktu yang tepat untuk melempar candaan atau bahkan sapaan pada tuan rumahnya.

"Everything is fine, Jennifer?"

"Totally fine, I hope" tanpa menatap temannya itu, ia malah berjalan menuju dapur

Tangannya mengambil roti gandum dari mesin panggang dan mengolesinya dengan selai cokelat dengan campuran kacang mete.

Ia menghela nafasnya. Hari ini terasa sangat panjang.

Yearn || JJ [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang