Suara denting koin kasino, mesin slot yang berputar, teriakan orang bergembira atau umpatan kekalahan, tiba-tiba senyap di telinga Jeanny. Lampu-lampu kristal keemasan yang sedari tadi tak berhenti berpijar, seolah padam di hadapan Domivick Petrov.
Pria berambut cokelat gelap dengan tatapan sedingin Alaska itu membuat Jeanny merasakan sensasi panas yang belum pernah dirasakannya. Netra dengan warna keemasan langka hadir begitu membius hingga ke dalam hati yang sudah lama dikunci rapat-rapat.
"Kau tidak apa-apa? Apa dia memukulmu?" Domivick menyapukan jemari panjang dan seksi itu ke pipi Jeanny. Mengalirkan sengatan listrik hingga membuat jantung gadis berumur delapan belas tahun itu menggelinjang. Padahal, baru beberapa detik lalu, tangan yang sama telah mematahkan rahang seorang bajingan yang berusaha melecehkannya.
Jeanny tidak pernah menyangka, jika dalam balutan seragam vintage cigarette girl—menjajakan cerutu kelas premium, camilan manis seperti cokelat black truffles, dan membawakan cocktail racikan dari chef bintang lima di atas nampan bertali beledu yang mengalungi leher—, dia bisa berada dalam dekapan seorang pria yang ketampanannya belum pernah diberikan Tuhan kepada siapa pun di Las Vegas. Begitu sempurna, begitu memabukkan.
Wajah dengan rambut-rambut tipis yang memenuhi rahang jantannya terlihat memesona. Hidung mancung dan bibir bervolume menambah keindahan. Lalu pada akhirnya, senyum berbahaya pria itulah yang mampu meluluhkan semua janji-janji Jeanny untuk tidak berurusan dengan pria mana pun.
Dulu Jeanny berpikir, semua pria bajingan! Mereka semua berengsek dan neraka paling bawah tempat terpantas bagi makhluk paling bejat dalam sejarah. Sayangnya, aroma maskulin dari white musk yang gagah sekaligus lembut, suara rendah yang mengunci pikiran, juga tubuh kekar di balik balutan jacquard wool tuxedo berharga ribuan dolar membuatnya limbung.
Jeanny belum tahu, dialah Domivick Petrov. Pria yang terlihat seperti dewa perang nan gagah sekaligus pujangga yang begitu romantis ketika menegakkan tubuh Jeanny kembali dan merangkul bahunya lembut. Seolah memberinya kekuatan untuk berani melawan bajingan yang kini berusaha berdiri dengan darah mengalir di bibir terkoyaknya.
"Jangan ada yang berani macam-macam di depanku." Satu tarikan halus membuat tubuh Jeanny kembali terseret mendekat. Rapat. Intim. Membuat pikiran siapa pun akan menjadi liar dan lepas kontrol ketika merasakan lengan kukuh menyentuh punggung yang terbuka.
"Ka-kau?!" Bajingan itu membuka mulutnya hingga terlihat ada darah yang mengucur dari salah satu gigi yang dipatahkan.
"Kau tidak akan pernah bisa menginjakkan kaki di tempatku lagi!"
Domivick menjentikkan jari dan dua bodyguard bertubuh besar langsung menyeret pria itu keluar. Memastikan tidak ada lagi bajingan yang berani mengusik ketentraman kasino miliknya.
Bourbon le Miracle.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] The Naughty Daddy [AGE GAP WARNING]
Romance🔞 [Memuat Konten Dewasa. Bijak memilih bacaan. Dosa tanggung Sendiri. Kamu sudah diperingatkan] Ada degup yang meliar di dada Jeanny, ketika seorang pria matang meninju si Berengsek yang berani mengganggunya. Lengan kukuh dengan kekuatan yang mampu...