Jeanny menahan napasnya. Dia masih dapat merasakan lengan kukuh yang melingkari badannya beberapa saat silam.
"Domivick Petrov," desah Jeanny mengucapkan nama penolongnya dengan penuh puja.
Aroma white musk yang menguar dari tubuh Domivick kembali tercium dalam angan Jeanny yang berdiri di depan loker pakaian. Gerakannya terhenti ketika dia mengambil baju ganti. Dia tidak menyangka sang pemilik kasino tempatnya bekerja ternyata yang menyelamatkannya dari pria hidung belang. Rahang yang kokoh ditumbuhi rambut-rambut tipis, mata yang tajam, tangan yang kuat.
Jeanny menahan napasnya. Gelenyar aneh membuat punggungnya yang disentuh oleh Domivick meremang. Ingin rasanya dia kembali berada dalam rengkuhan hangat pria itu, berharap dirinya disentuh lebih banyak, lebih intim.
Jangan macam-macam, Jeanny!
Gadis berusia delapan belas tahun itu menampar dirinya secara mental. Dia mengambil baju ganti dengan kasar lalu menutup pintu lebih keras dari seharusnya. Bibirnya yang penuh dan berwarna pink berlapis lipstik mengerucut.
Kau harus ingat semua lelaki itu berbahaya!
Jeanny berusaha mengingatkan dirinya sementara dia berjalan menuju bilik ganti dan melepas baju cigarrete girl-nya yang mini. Tangannya dengan cekatan memakai baju kaos berwarna cokelat dan memakai jins walau pikirannya masih bertempur hebat. Logika melawan perasaan. Hasrat melawan akal sehat.
Gadis itu kembali berdecak ketika tangannya meloloskan diri dari kaos yang membentuk tubuhnya yang sempurna. Bahkan baju yang longgar tidak bisa menyamarkan lekuk sensual dari seorang gadis yang matang. Jins ketat membalut pas kaki jenjang dan bokongnya yang berisi seperti kulit kedua, seakan potongan kain itu diciptakan untuk Jeanny seorang, padahal itu hanya produksi masal yang dia dapatkan di toko bekas. Jeanny mengangkat rambut berwarna madu yang mengombak agar terlepas dari kaos. Rambut halus itu jatuh dengan lembut di punggungnya. Dia mengibaskannya sekali lagi agar tidak mengganggu pandangan.
Waktunya kembali ke kenyataan.
Jeanny terus mengingatkan diri sambil keluar dari bilik ganti. Dia membawa baju pinjaman dari kasino tempatnya bekerja untuk dikembalikan ke loker. Sungguh beruntung dia dapat menemukan pekerjaan mudah dengan gaji lumayan. Dirinya yang baru lulus dari sekolah menengah atas tidak memiliki banyak pilihan jika ingin bertahan hidup. Tidak memiliki dana untuk melanjutkan pendidikan ditambah biaya hidup yang harus ditanggung, membuat Jeanny harus membanting tulang.
Benar, tidak ada waktu untuk mengkhayal ala Cinderella, karena pangeran--dalam hal ini Domivick--tidak akan jatuh hati pada upik abu sepertinya.
Gadis itu baru saja berjalan menuju lokernya ketika dia menyadari bahwa sudah ada dua cewek berdiri di depan bilik. Dia mengenal yang berambut hitam sebagai Fabienne, seorang cigarette girl senior yang konon juga menerima pekerjaan sebagai wanita panggilan hingga ke ranjang. Sementara yang berambut merah sebahu dikenal sebagai July, sahabat baik dari Fabienne. Jeanny menyembunyikan decak. Dia tidak suka bergaul dengan wanita yang tidak memiliki harga diri seperti mereka, yang menjajakan diri dengan sukarela kepada pria.
Sekelebat ingatan muncul di benak Jeanny membuat ekspresi wajahnya tidak bisa memalsukan rasa jijik yang terlihat jelas. Langkah fatal karena Fabienne yang melihat, tersulut emosinya.
"Hei, Jalang!" seru Fabienne kasar.
Jeanny berusaha mengabaikan mereka tapi dua wanita itu menghalangi langkahnya menuju loker.
"Aku hanya ingin pulang, biarkan aku sendiri," balas Jeanny mengalihkan pandang dan berjalan memutar menuju lokernya.
July menggeserkan badan menghadang Jeanny. "Aku tahu Tuan Petrov menolongmu. Mengaku saja, kalau kau sengaja menarik perhatian bos kita untuk menaikkan statusmu." Mata cokelat July memandang penuh hinaan dari ujung rambut sampai ujung kaki Jeanny. "Tahu tempatmu, Anak Baru! Kalau mau mendekati Tuan Petrov, mengantri dengan benar!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] The Naughty Daddy [AGE GAP WARNING]
Romance🔞 [Memuat Konten Dewasa. Bijak memilih bacaan. Dosa tanggung Sendiri. Kamu sudah diperingatkan] Ada degup yang meliar di dada Jeanny, ketika seorang pria matang meninju si Berengsek yang berani mengganggunya. Lengan kukuh dengan kekuatan yang mampu...