06 - Daddy's Embrace - Tawaran yang Menggiurkan

21.2K 886 35
                                    

Secercah kelap-kelip di langit malam menyita perhatian gadis itu. "Apakah itu pesawat?"

"Apa kau pernah menaikinya?" tanya Dom yang tidak menjawab Jeanny.

Jeanny menjatuhkan pandangan kepada Dom. "Kau bergurau? Menyewa apartemen saja sudah kesulitan."

Dom terdiam sejenak.

"Apakah menakutkan terbang berada di atas awan?"

"Kau akan tahu setelah mencoba terjun dari Menara Restoran Bourbon le Miracle," kelakar Dom.

Jeanny tertawa renyah mendengar lelucon gelap atasannya itu.

"Did I scare you?" ulang Dom melirik Jeanny sejenak.

Gadis itu menggeleng yakin kali ini.

Setiba di pinggir Jalan Las Vegas Boulevard, Dom menghentikan mobilnya. Melangkah taktis membukakan lebar pintu sisi Jeanny. Kemudian membantu gadis itu keluar seraya mengecup punggung tangannya.

"Bukankah ini area kasino?"

"Apakah kau pernah terbang ke Menara Eiffel Bourbon?" tukas Dom, balik bertanya.

Jeanny menggeleng pelan.

Dom mengapit lengan Jeanny menjejaki trotoar distrik hiburan itu. Bertepatan dengan seorang petugas valet lekas menghampirinya.

"May I help you, Mister?"

"Mampukah kau menjaganya untukku?" Dom melemparkan kunci kontak supercar-nya yang langsung ditangkap taktis.

"Tentu, Tuan. The honor is mine," jawab si petugas valet yang segera mengemudikan kuda jingkrak hitam Dom ke garasi khusus pemilik kasino.

"Bukankah kau harus membawa tiket parkir?" tanya Jeanny kemudian.

"Apakah itu berlaku juga untukku?" sahut Dom tak kalah.

Jeanny terkekeh lembut.

Bisik-bisik pengunjung menara restoran kawasan kasino mulai mencuat. Semua pasang mata tertuju kepada pemilik kasino itu. Bahkan, karisma Domivick Petrov mengalahkan seorang penyanyi wanita yang naik daun tengah mengadakan jumpa penggemar—untuk meroketkan peringkat popularitas—dengan mengunjungi distrik hiburan termewah di Las Vegas.

"Apakah ini tidak masalah?" bisik Jeanny merunduk malu, agar wajahnya tidak terkena jepretan kamera.

"Kenapa menjadi masalah?"

"Kau populer rupanya. Media pasti terusik dengan keberadaan orang asing sepertiku yang justru menemanimu makan malam, alih-alih artis papan atas."

Dom memeluk lengan Jeanny hingga pinggul gadis itu bergesekkan dengan balutan tuksedonya.

"Kau terusik? Perlukah kuusir semua media termasuk paparazzi?" tawar Dom.

Jeanny tersentak. "Tidak perlu. Itu hanya akan menambah kehebohan."

"I see. Jadi, kau tak suka kehebohan." Dom memberi kode kepada seorang petugas keamanan untuk memberi tanda 'dilarang masuk' di depan pintu lift. "Kau akan nyaman nantinya. Percayakan kepadaku pilihan tempat duduk kita nantinya."

"Many thanks."

Mereka berdua pun memasuki lift menuju lantai skyline menara restoran. Garis bawahi, hanya berdua, sepasang. Waktu terasa melambat. Jeanny tampak tegang. Dinding lift yang didominasi kaca dan memproyeksikan jajaran cahaya kota malam tidak lantas membuat pikiran gadis itu teralihkan. Bagaimana tidak, jika Dom masih enggan melepaskan lengannya? Bukankah ini seperti kencan antara sepasang kekasih sungguhan?

[END] The Naughty Daddy [AGE GAP WARNING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang