09 - Daddy's Temptation - Terkunci di bawah Dua Lengan Kekar

21.9K 785 30
                                    

Jeanny keluar dari mobil Dom dengan kepala terasa di awan. Makan malam mewah, suasana romantis, aroma maskulin yang menguar dari tubuh kekar pria matang itu membuat Jeanny pusing. Tubuhnya terasa aneh. Sentuhan lembut Dom pada tangannya membawa Jenany merasakan hal yang tidak pernah dia inginkan sebelumnya bahkan di dalam mimpi terliar sekaligus. Dia ingin disentuh lebih banyak oleh Dom.

"Kau baik-baik saja?" tanya pria itu ketika menyadari Jeanny limbung. Dengan sigap, Dom meraih tubuh Jeanny dalam dekapan membuat detak jantung gadis itu menggila.

Jangan goda aku lebih dari ini.

Jeanny segera menjauh dari pesona Dom. Menolak keinginan liar dan menuruti akal sehat untuk menjaga jarak. Napasnya memburu ketika dia melangkah mundur. Dia tidak boleh menyerah terhadap hasrat yang menggelora. Sayang, menggunakan high heels yang diberikan Dom membuat Jeanny kembali kehilangan keseimbangan. 

"Ah!" serunya sebelum tangan yang kuat itu kembali merengkuhnya dalam pelukan.

"Jangan lari," bisik Dom di telinga Jeanny dengan suara bariton yang menggoda. Dia dapat merasakan hangat napas pria itu membelai dan menggoda telinganya. Tangan kekar Dom membelai turun punggung Jeanny, yang walau terbalut gaun, tetap terasa panas ketika disentuh. "Pertimbangkan tawaranku."

Napas Jeanny tercekat ketika dia mendorong tubuhnya kembali menjauh. Dia sudah menolak tawaran dari Dom tapi sepertinya pria itu terbiasa mendapatkan apa yang dia mau. Dom tidak akan menyerah sebelum Jeanny berkata 'ya'. Gadis muda itu menelan ludah. Sensasi penuh dominasi ini, baru pertama kali dia rasakan. Bahkan ketika dia bersekolah, tidak ada teman-teman pria seumurnya yang membuatnya merasa seganjil ini. Hasrat meliar setiap kali dia berdekatan dengan Dom. Sentuhannya, napasnya yang berbau mint, aroma musk yang maskulin, suaranya ....

"Tuan Petrov ...."

"Panggil aku Dom," perintahnya tanpa bisa dibantah. Jelas pria itu tidak ingin melepaskan Jeanny. Tangannya erat memegang pergelangan dan pinggang gadis itu. Dia menuntun Jeanny ke arah apartemen, tidak mempedulikan tatapan sekeliling yang menyelidik ingin tahu.

Jeanny menelan ludahnya lagi, berusaha mempertahankan akal sehatnya. Selama ini dia bersikukuh memanggil dengan hormat, tapi kali ini kaki Jeanny terasa seperti jelly dan akal sehatnya setengah terbang. "Dom ... lepaskan aku ...," pintanya yang terdengar seperti anak kecil merengek.

Dom hanya menyunggingkan senyum dan mengantar Jeanny sampai ke depan pintu apartemen yang jelas tampak tidak sekelas dengan pria itu. Bagaimana mungkin tempat kumuh yang disewa dengan harga makan siang Dom bisa memenuhi selera pria itu?

Pria itu memandang sekeliling dengan wajah kesal yang tidak bisa disembunyikan. "Ikut aku, akan kupastikan kau tinggal di tempat yang lebih layak."

Jeanny menahan napas. Dia tidak berani berbicara apa-apa karena takut bibirnya akan mengkhianatinya. Entah mengucapkan sesuatu yang tidak seusai dengan pikirannya atau lebih parah, mencium bibir Dom yang sejak tadi berada dalam jangkauannya. Dia hanya perlu menjijit sedikit untuk dapat merasakan bibir menggoda Dom. Apakah ciuman pria itu akan terasa sama dominannya dengan perlakuannya yang tidak dapat ditolak Jeanny?

"Aku menunggu kabar baik darimu," bisik pria itu sekali lagi di telinga Jeanny, mengecup cupingnya. Hanya sedetik hingga Jeanny tidak yakin itu sengaja atau tidak, tapi cukup membuat sekujur tubuh gadis itu meremang.

Untung kali ini Dom benar-benar melepaskannya. Kehangatan pria itu menjauh membuat Jeanny merasa kehilangan. Gadis itu menoleh dan melihat Dom kembali masuk ke dalam mobil mewah berwarna merah itu. Pria itu langsung menyalakan mesin dan pergi sementara Jeanny terpaku di depan pintu mengamati pria yang menjungkirbalikkan hidupnya pergi.

[END] The Naughty Daddy [AGE GAP WARNING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang