"Dom mengirim pesan bahwa dia akan terlambat karena urusannya belum selesai." Pria bernama Charles itu berbicara sambil mengelap mulutnya yang berminyak dengan sapu tangan putih.
Jeanny hanya tersenyum tanpa menyentuh makanan pencuci mulut yang ada di depannya. Bagaimana dia bisa makan dengan nyaman jika sepanjang waktu, pria itu terus mencari kesempatan untuk melecehkan Jeanny dengan tatapan dan sentuhan yang tidak diinginkan?
"Apakah Anda akan pergi?" tanya Jeanny dengan gugup. Dia harus mencari cara agar Charles bersedia menunggu Dom.
Terdengar bunyi pesan masuk di ponsel, Jeanny mengintipnya di ujung mata. Dom mengirimkan pesan yang sama. Dia akan terlambat dan meminta Jeanny untuk beristirahat di hotel itu. Pria itu sudah mem-booking ruangan baginya dan berkata dia sedang dalam perjalanan ke hotel.
Jeanny merasa panik dalam hati. Dia harus mengulur waktu agar Dom mendapat kesempatan untuk berbicara dengan Charles malam ini.
"Sayang sekali, saya tidak bisa bertemu dengan Dom tapi bukankah dia sudah memesankan kamar untukmu?" tanya Charles dengan senyum lebar menunjukkan giginya yang kekuningan. "Aku akan mengantarmu, Jeanny."
Jeanny tersenyum gugup. Di satu sisi dia tidak ingin berada lebih lama dengan pria hidung belang itu tapi dia tahu dia harus mengulur waktu hingga saat terakhir. Dom berjanji akan datang.
Dengan berat hati, Jeanny akhirnya mengangguk, mengizinkan Charles mengantarnya. Gadis itu beranjak dari kursi dan berjalan sepelan mungkin menuju resepsionis sambil mengalihkan perhatian Charles dengan percakapan ringan. Pria itu sebenarnya teman bicara yang menyenangkan, bila sikapnya bisa lebih gentleman. Resepsionis memberikan kunci kamar suite dan mereka naik ke atas.
Sepuluh menit kemudian, Jeanny sudah berada di depan pintu kamarnya. Tidak ada tanda-tanda Dom, membuat Jeanny semakin panik. Dalam keputusasaannya dia hanya berpikir untuk mengundang Charles masuk ke kamar dan membuatnya menunggu di sana daripada pria itu berbalik pulang.
Ajakan itu disambut dengan senang hati oleh Charles dan begitu pintu ditutup, Jeanny merasakan tubuhnya didorong ke tembok.
"Ada ap–" Perkataan Jeanny terpotong oleh upaya Charles untuk menciumnya. Jeanny harus memalingkan muka agar bibir menjijikkan itu hanya mendarat di pipinya. Itu pun sudah membuat Jeanny merasa mual.
"Lepaskan!" seru Jeanny meronta yang berakhir sia-sia Tenaga Charles lebih kuat. Pria itu menarik lengan Jeanny dan melemparkannya ke tempat tidur.
"Berhenti meronta, dasar jalang!" umpat Charles ketika Jeanny menyikut perutnya. Dia membalas dengan menampar pipi Jeanny membuat pandangannya berkunang-kunang.
Jeda singkat itu dipakai Charles untuk merobek gaun Jeanny yang terbuka.
"Tidak!" seru Jeanny berusaha meronta dengan rasa malu dan jijik. Bagian atas tubuhnya tidak tertutup oleh sehelai benang pun membuat mata Charles nyalang memandangi kulit halus Jeanny.
Charles memegangi kedua tangan Jeanny di atas kepala dan menindih tubuhnya sehingga gerakan gadis itu terbatas. Jeanny merasakan berat Charles sementara pria hidung belang itu berusaha mencium leher Jeanny.
Air mata Jeanny mulai mengalir ketika rasa putus asa mematahkan seluruh usahanya. Tenaganya tidak sebanding dengan kekuatan Charles. Bahkan ketika dia meronta, Charles tetap bisa menggerayangi tubuhnya.
Dom!
Jeanny menjerit dalam hati, berharap kekasihnya muncul bagai pangeran kuda putih. Charles tidak akan selamat jika Dom melihat ini, tapi pria itu tidak kunjung datang.
"DOM!" seru Jeanny ketika tangan Charles menyusuri pahanya. Kaki gadis itu menendang-nendang dengan percuma.
"Dia sudah menjualmu padaku, nona cantik. Jadi sekarang diamlah dan layani aku," bisik Charles dengan napas bau di telinganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] The Naughty Daddy [AGE GAP WARNING]
Romance🔞 [Memuat Konten Dewasa. Bijak memilih bacaan. Dosa tanggung Sendiri. Kamu sudah diperingatkan] Ada degup yang meliar di dada Jeanny, ketika seorang pria matang meninju si Berengsek yang berani mengganggunya. Lengan kukuh dengan kekuatan yang mampu...