𝐤𝐞𝐭𝐢𝐠𝐚

1.5K 86 0
                                    

Setelah Andra membaringkan Gibran, ia keluar dari kamar kemudian mengunci balkon dan juga pintu kamar nya.
Tak lama Gibran pun terbangun.

"Eungh." Lenguh nya

"Gue dimana!?." Gumam nya panik

Ia beranjak dari tidur nya dan berlari ke pintu namun terkunci.

"Arghh! Sialan! Balkon! Balkon pasti dibuka kan!." Ucapnya menuju balkon namun sama saja terkunci

"Bangsat!." Erang nya frustasi

•••••••••••••••••••••••

Diruang Tino, ia tersenyum marah melihat sang putra yang mengeluarkan kata kata itu dan berencana untuk kabur.
Ia pun beranjak dari duduk nya dan langsung menghampiri sang anak, Rissa yang melihat sang suami terlihat marah mengikutinya takut terjadi hal yang tidak di ingin kan.

*brakk

Pintu di buka oleh Tino dengan kasar mengagetkan Gibran yang berusaha kabur.

"Sini kamu!." Ucap Tino marah

"Apasih om! Lepasin gue!."

"Lo nyulik gue ga gini juga dong!!." Teriak nya marah

"DIAM!." Bentak nya tepat didepan Gibran membuat nya memejamkan matanya kaget

"Siapa yang mengajari mu balapan dan bicara kotor seperti itu!." Sentak nya

"KENAPA? KAGET GUE TIBA-TIBA KAYA GINI?." Teriak nya membuat Tino mengangkat tangan nya untuk menampar Gibran, Gibran menutup matanya namun suara Rissa menghentikan nya

"MAS!." Teriak Rissa memperingati sang suami

"Kamu mau apain anak aku! Kamu lukain dia sama aja kamu ngelukain aku mas!." Ujar Rissa sambil memeluk Gibran

"Sayang maaf, aku ga kontrol emosi aku." Sesal Papa

"Keluar kamu! Biarin aku sama Gibran berdua." Ucap Rissa mutlak dan Papa keluar kamar sambil menghela nafas

"Maafin Papa mu itu ya nak, emosi nya susah di kontrol sama kayak kedua kakak mu."

"Dia bukan Papa gue!." Ucap Gibran menolaknya

"Kamu anak kita nak..."

"GUE GA KENAL KALIAN!."

"Nak.."

"APA? LO JUGA BUKAN MAMA GU-

"IYA SAYA SAMA SUAMI SAYA EMANG SALAH NINGGALIN KAMU GITU AJA, TAPI KITA ADA ALASAN NINGGALIN KAMU GITU AJA!." Teriak Mama sambil terisak membuat dada Gibran sesak

"Gue ga percaya! Kalo kalian orang tua gue kemana aja kalian ninggalin gue sendiri!." Ucap Gibran dengan air mata yang mengalir juga

"Biarkan Mama ceritakan kejadiannya nak..." Pinta Rissa menggenggam tangan Gibran

Melihat Gibran yang hanya diam Rissa pun langsung menceritakannya.

"Beberapa minggu setelah kamu lahir...musuh Papa nyerang rumah kita yang dulu, dia mengincar kamu nak...karena Papa mu gamau kamu jatuh ke tangan dia, dia menyuruh Mama dan kedua kakak mu pergi ke tempat yang jauh dari rumah kita dulu, kita jalan tak tau arah jadi kita simpan kamu asal di situ, namun Mama ingat dimana Mama menaruh kamu...mama sedih harus berpisah sama kamu saat itu, tapi kalo emang itu bikin kamu aman mama ikhlas...tapi pas mama sampe rumah musuh Papa sudah tewas dengan Papa yang luka parah, Mama buru buru bawa Papa kamu ke rumah sakit, di sana Papa sama kedua kakak mu mama tinggal, mama pergi ke tempat awal mama naruh kamu tapi kamu udah ga ada... Mama nanya ke semua rumah di sekitar situ tapi mereka bilang ga ngeliat kamu, mama bener bener hancur di situ. Sampe beberapa tahun kemudian Papa dan kakak kakak mu berusaha mencari kamu terus menerus, tetapi nihil tidak di temukan, kita semua mulai pasrah, tapi kemarin pas Andra bilang ada yang mirip sama anak mama, nama pun sama mama sama Papa langsung bergegas untuk tes DNA, ternyata hasil nya 99% cocok nak... Kamu anak Papa mama, kamu keluarga kita." Jelas Mama menangis

"Ak-aku ga percaya! Aku butuh bukti!."

"Ini, Mama selalu taruh foto kamu dulu bayi, ini kamu nak...."

"Jad-i....tante Mama saya beneran?." Tanya nya tak percaya

"Iya sayang, ini Mama nak. Mama sedih ga bisa ngeliat pertumbuhan kamu, maafin Mama sayang...." Ucap Rissa memeluk sang anak

"M-mama..." Panggil Gibran tak percaya

"Hiks aku punya mama." Ucap nya membuat Rissa semakin menangis mendengar nya

"Kamu ga cuman punya mama sayang, ada Papa sama kakak."

"Hiks nek, aku punya keluarga aku ga sendiri lagi sekarang nek."

"Mama mau Terimakasih sama nenek kamu, besok anter mama ya?." Pinta nya dan di angguki oleh Gibran

"Udah, sekarang makan yuk? Kamu akrabin lagi sama yang lain."

"Emm."

••••••••••••••••••••••••

Mama dan Gibran turun dan langsung ke meja makan.

"PAPA! KAKAK SINI MAKAN!." Teriak nya

"IYA!."

"Adek mau makan apa sayang?." Tanya Mama

"Emmm, mau ayam aja." Jawab nya

"Oke biar Mama ambilin."

Papa dan kedua anak nya datang kemudian duduk di tempat nya.

Papa melihat Gibran yang terus menunduk menegurnya.

"Jangan nunduk terus, sakit leher nya nanti." Tegur Papa

"I-iya maaf pa." Ucap Gibran membuat Tino kaget

"APA? KAMU MANGGIL SAYA PAPA?." Teriak nya tak percaya

"I-iya pap-a gasuka ya? Ma-af." Ujar Gibran ketakutan

"Mas! Kamu mah buat takut aja!." Tegur Rissa

"Aku lagi seneng loh sayang!." Ucap Tino menghampiri Gibran dan menggendongnya tiba tiba

"Ih! Ih! Turuninn!." Ucap Gibran memberontak di gendongan Tino

"Maafin Papa ya sayang, ninggalin kamu dari kecil. Papa menyesal." Ujar Tino mencium kening putra nya

"Maafin kakak juga ya, kakak ga ngenalin kamu padahal kamu kerja di cafe kakak sendiri." Ujar Andra kemudian memeluk adik nya diikuti dengan Aza dan Mama

Papa yang merasa baju nya basah melihat ke arah Gibran.

"Eh kok nangis?." Tanya Papa

"Hiks aku ga sendiri lagi sekarang, aku ga kesepian lagi sekarang." Jawab nya

"Cup cup jangan nangis ya, sekarang kamu udah ada kita. Mending sekarang makan yuk?." Ajak Mama

"Selamat makan." Ujar Rissa

"Adek kok ga di makan?." Tanya Papa

"Mau Mama suapin?." Tnya Mama dibalas anggukan cepat oleh nya

"Wooo, adek kita manja kali." Canda Aza membuat mereka semua tertawa dengan Gibran yang menahan rasa malu

•••••••••••••••••••
Halo halo! Balik lagi sama aku
Minta Vote nya ya gais! Sorry kalo ada typo.
Semoga suka! Selamat membaca!
(ʘᴗʘ✿)

𝐅𝐚𝐦𝐢𝐥𝐲?  |𝐄𝐍𝐃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang