03. Where Are You?

1K 40 0
                                    

Typo bertebaran dimana-mana mohon di maklum. Happy Reading~

*****


*handphone Mark berdenring*

Mark mengambil hp di sakunya. Ia kaget, terlihat yang menelepon nya adalah ayahnya yang bernama Lee Donghae.

"Siapa?" Tanya jeno.

"Ayah..." Jawab singkat Mark.

"Sial!!" Umpat jeno.

"Apa yang kini si tua inginkan kali ini!? Pasti omong kosong lagi". Gerutu Jeno.

Tanpa mengatakan apapun lagi Mark langsung menerima panggilan dari sang ayah.

"Ada apa ayah?" ~Mark

"Aku ingin kau kembali ke Seoul dulu untuk mengurus pekerjaanku." Donghae sang ayah mengatakannya dengan langsung to the point.

"Apa maksudmu? Aku harus kembali ke Seoul mengurus pekerjaanmu? Semester akhirku akan selesai dua bulan lagi! Bisa kah kau bersabar sebentar ayah."

Mark pun merasa risih dengan ayahnya yang selalu memerintah dalam situasi yang selalu saja tidak tepat. Dan ayahnya ini memang sering di beri penolakan oleh sang anak. Namun pada akhirnya merekapun menurut juga. Karna mereka sudah tahu sang ayah akan mengatakan ancaman kepada mereka di kehidupan selanjutnya di Newyork, saldo uang mereka akan di tarik seluruhnya. Dengan begitu mereka bingung karna uang yang mereka pakai tersebut hanya dari sang ayah. Ia juga tidak mengizinkan mereka bekerja paruh waktu disana. Mereka hanya perlu fokus pada studi nya di sana sampai pascasarjana tiba.

"Sebelum kau memasuki ujian semester akhir, aku ingin kau melihat beberapa tugas-tugasku disini,seberapa mampu kau mengurus berkas berkas ini. Dan dengan begitu kau juga akan lebih faham dan mudah mengisi soal-soal ujian nanti." Jelas ayahnya dari luar sana.

Mark merasa di anggap lemah oleh ayahnya,pedahal ia bisa melakukan semua dengan usahanya otaknya sendiri.

Mengingat dirinya pula tidak terlalu menyukai perbisnisan. lagipula Mark lebih tertarik ke bidang mekanik. Ia studi keluar negri itu karna keinginan sang ayah, begitupun Jeno. Ayahnya ingin suatu saat nanti anak²nya bisa di andalkan di perusahaan saat sudah lulus kuliah nanti. Juga sekaligus menjadi pewaris saham-saham besarnya yang bercabang dimana-mana.

Mark hanya berfikir belum siap untuk itu.apalagi ujian akhir semester itu akan di mulai minggu depan. Apa dia bisa menyelesaikannya dengan cepat?.

"Ayah aku harus memikirkan nya dulu. Ujianku di mulai minggu depan. Mungkin aku tidak akan sempat" Ucap Mark sambil berfikir.

"Haahh... pedahal ayah hanya ingin membantumu agar nilaimu nanti...."

*Tutt... tutt...*

Mark langsung mematikan sambungan telpon dengan ayahnya tanpa menunggu ucapan ayahnya selesai. Mendengar ayahnya mengucapkan bantuan untuk nilai-nilainya ia merasa di rendahkan kemampuan studinya.

"Apa si Tua itu memaksamu lagi?" Tanya jeno, cengeh.

"Iya, dia ingin aku balik dulu ke Seoul untuk mengurus tugasnya. Sedangkan minggu depan aku mulai memasuki UAS ku. Kau pun sama kan Jen!?" Keluh sang kakak.

"Dasar situa menyebalkan. Ohh ayolahhh kapan kita akan hidup dengan bebas tanpa kekangan dari di tua itu!!" Jeno bergumam dengan geram.

*****

Setelah mereka menyelesaikan kegiatan gym mereka. Mereka menuju pulang dan engan memikirkan hal tadi. Bagaimanapun Mark tidak ingin melakukannya. Masabodo dengan saldo rekeningnya yang di tarik semua, ia masih punya jeno untuk di pinjam uangnya,ujar Mark dalam hati.

My Beautiful 'Na' | NOMIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang