04. Moving College

887 41 4
                                    

Typo bertebaran dimana-mana,harap maklum. Happy Reading~

*****

Sudah hampir seminggu mereka melakukan hal yang sama seperti sebelumnya. Berangkat awal untuk mencari sosok pemuda cantik itu dan setelah selesai kelas mereka mencari kembali, kini tak kunjung ia temukan. Mereka akhirnya menyerah pada takdir yang hanya ia bisa temukan di mimpi saja. Namun jeno masih tidak mau menyerah, ia seperti diberi pertanda dalam mimpinya.

Dua hari yang lalu. jeno sempat bermimpi lagi dengannya. Namun kali ini berbeda, ia bermimpi dengan pemuda cantik itu tidak sedang berSex. Pemuda cantik itu terus mengucapkan "Segeralah pulang kerumahmu, Ayo ke Seoul, Ayo bercinta disana, Cepatlah pulang, aku sangat merindukanmu!".

Ia mencoba berfikir tentang mimpinya yang berbeda dari sebelumnya karna si pemuda cantik itu menyuruh nya untuk pulang dengan segera. Apakah ini pertanda? Bahwa pemuda cantik itu berkediaman di Seoul,kota asalnya. Dan haruskah ia pulang?.

Jeno pun coba menceritakan perihal mimpinya tersebut. Apakah itu pertanda? Bahwa sosok pemuda cantik itu benar adanya di Seoul.

Setelah memperbincangkan soal mimpinya. Mark fikir ingin berhenti dulu sampai sini, karna tepatnya pada hari senin mereka akan di hadapkan dengan Ujian Semester Akhir mereka.

Namun jeno punya rencana, setelah kakak nya lulus dan jeno yang akan memasuki tahun ke 4 berencana ingin pindah ke universitas di Seoul.

Jeno memberanikan diri mencoba menelpon ayahnya. Sebelumnya nomor ayahnya mereka Blokir karna merasa risih karna selalu menelponnya. Masabodo dengan saldo uang yang di tarik semua oleh ayahnya. Namun hal itu tidak terjadi, uangnya masih tetap ada dan sebaliknya nominal uang yang masuk semakin bertambah. Entah ada apa dengan ayahnya itu. Pasti ia hanya menakutnakuti mereka saja.

Setelah dibuka blokirannya,banyak notif pesan dari sang ayah dan juga beberapa telpon yang tak terangkat.

"Ya ampun dasar si tua ini. Apa sebenarnya yang kau inginkan? Sangat tidak ada kerjaan." ia merasa sedikit risih lagi.

Enggan melihat pesan² dari sang ayah ia langsung menelpon sang ayah. Tak perlu menunggu lama, DongHae sang ayang langsung mengangkat panggilan anaknya dengan segera.

"Kemana saja kau baru menelpon?kau tahu aku mengkhawatirkanmu di sana! Aku hampir menyuruh orangku untuk pergi menemui kalian karna tidak kunjung ada kabar!." Terdengar khawatir ayahnya dari luar sana.

"I'm fine, I'm ok! Aku baik-baik saja ayah!" Jawabnya agak santai karna ada kemauan dibalik bicara santainya.

"Aku sudah menyuruh orang² ku menelpon mu kau tetap tidak angkat!". DongHae sang ayah masih dengan kekhawatiran nya.

" Ayah tenanglah,ada yang harus aku bicarakan padamu!" ~Jeno.

"Baiklah, katakan apa itu?" ~Donghae.

"Setelah ujian semester akhirku selesai aku ingin pindah ke Universitas di Seoul. Aku ingin ikut dengan Mark Hyung. Bolehkah?" Tanya nya dengan serius.

"Mengapa? Kau takut sendiri? Aku akan mengirimu orangku untuk menjagamu di sana nanti". ~Donghae.

"Aku mohon untuk kali ini saja aku ingin keinginanku terpenuhi. Dan memang apa bedanya Universitas di Newyork dan di Seoul? Sama-sama belajar kan! Aku mohon padamu kali ini saja turuti kemauan anakmu ini" ~mohonnya jeno.

Sang ayah belum menjawab Jeno yang memohon untuk pindah dari tempat studinya yang sekarang ini. Ia masih memikirkan dengan matang apa yang anaknya mau itu.

Namun tak ada salahnya juga menuruti kemauan sang anak. Selama ini ia mengendalikan anak²nya menuruti apa yang ia inginkan. Sekarang gilirannya untuk menuruti ke inginan anaknya. Mungkin sikap anak-anaknya yang dingin terhadapnya di sebabkan oleh dirinya sendiri yang egois.

My Beautiful 'Na' | NOMIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang