26. Agreement

204 12 6
                                    

Typo bertebaran dimana-mana,
mohon di maklum.

Kalo gk nyambung kata-katanya kemungkinan dari Typo dari keyboardnya gaess;)







Ay-Yo... VOTE dulu sebelum baca kuy;)

 VOTE dulu sebelum baca kuy;)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





~Happy Reading~




*****

Di meja makan kini jeno hanya melihat sang ayah dan calon kekasihnya itu sangat asik mengobrol dengan makanan yang tidak habis habis di hadapan mereka. Sedangkan dirinya seperti di anggap tidak ada. Jeno jadi merasa risih dan cemburu sekarang. Ia memakan makanan di hadapannya disertai dentingan keras sendok, garpu karna rasa kesalnya.

Niatnya ingin mengenalnya calon menantu untuk sang ayah namun hilang semua niatnya karena dua orang itu terus mengobrol dengan asik tanpa jeda sambil mengatai jeno saat masa kecilnya. Sungguh, memalukan.

Jeno tidak menyangka bahwa Na Jaemin adalah Jeje, anak kecil yang dulunya pernah ia sukai karna sangat imut dan menggemaskan dan ia benci juga karena saat beranjak umur 3 tahun, Na Jaemin berhasil mencuri hati ayahnya bahkan lebih menganggap jaemin seperti anaknya dari pada jeno anaknya sendiri itu, jeno pun jadi kesal saat itu jeno juga masih berusia 5 tahun.

Dulu jaemin sering di titipan pada almarhum eommanya jeno sebelum sang eommanya jeno itu meninggal dunia karna memiliki riwayat kanker rahim stadium akhir 4thn yang lalu sebelum jeno di kuliahkan keluar negri.

Waktu itu orangtua jaemin tengah mengurus suatu pekerjaan yang penting karna ibu jaemin adalah wanita karir yang sangat berperan penting di bisnisnya pada masa itu. Kedua ayah mereka dulu berteman sejak masa kuliah hingga saat ini perusahaan ayahnya bekerja sama dengan perusahaan ayah jaemin yang bernama Na Siwon itu.

Suara tawaan itu makin mengeras di telinga jeno, ia menjadi cukup kesal pada sang ayah yang menceritakan saat kecil ia sangat cengeng jika tidak ada Jaemin. Jeno takut ayahnya di ambil jaemin. Saat jaemin sudah tidak lagi di rumahnya di jemput oleh eommanya, jeno selalu menjerit menangis pada eommanya atau ayahnya. Selalu minta ingin di gendong. Pedahal jeno saat itu sudah besar dan berat saat masih berusia 5thn. Wajar, karna jeno anak bungsu mereka.

Brakk!*

Jeno menggebrak meja makan.

"Apa kalian sudah puas mengata ngataiku! hmm". Ucap jeno kesal. Lalu ia menusuk sosis di depannya dengan tenaga hingga dentingan garpu dan piring itu berbunyi nyaring. Lalu ia lahap sekaligus satu sosis itu.

"Mmm belum". Ucap jaemin polos lalu di akhiri dengan kekehan bersama sang ayah-Jeno.

"Ah, iya aku jadi ingat! terakhir kali saat 2 tahun yang lalu aku berkunjung kesini bersama daddy. Bukan begitu? Pantas saja aku tidak pernah lihat samoyed ganggu-ganggu aku lagi xixi~". Ucapnya mengingat ngingat, sambil menyiyir di akhir kalimat dengan maniknya yang Melirik ke arah jeno.

My Beautiful 'Na' | NOMIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang