Cerita hanya fiksi, berdasarkan imajinasi. Jika ada kesamaan tokoh, alur, dan tempat, hanya kebetulan semata.
•_•Untuk bersama langit, kamu harus indah sebagai penghias. Kalau begitu lihatlah awan yang hadirnya sering di usir angin.
Untuk bersama langit, kamu harus setinggi dengannya. Kalau begitu, tertawakan bulan yang kalah dengan para bintang.
Jadilah seramai bintang agar luas mencangkup langit, tapi dia tidak mampu menggapai siang.
Langit tidak butuh hiasan, teman, atau pelengkap, dia indah tetap di atas, dan tanah akan menjaganya tetap gagah.
Langit hanya butuh penompang.
___
"Jadi, siapa yang pertama ingin membela diri?"
Prabu dan Raden cuma menunduk lesu. Setelah membersihkan diri dan berganti pakaian, mereka buru buru kembali ke lantai bawah, takut membuat Adnan menunggu lama. Kepala keluarga itu dengan santai menyesap rokoknya, memandang kedua putranya bergantian.
"Tidak ada? Jadi tidak ada pembelaan?"
Prabu meringis tipis tipis. Dia menyikut Raden, tapi cowok itu tetap diam seolah menjadi patung.
"Prabu?"
"Raden, Yah!" Jawab Prabu secepat kilat, reflek yang harus di hempas jauh jauh. Raden yang duduk di sebelahnya sontak menoleh, mengangkat salah satu alisnya. Prabu yang di tatap dua orang tiba tiba menjadi linglung.
"Raden kenapa?" Tanya Adnan dengan nada tenang.
"Raden maksa Prabu mandi hujan. Sebenarnya Prabu gak mau, Raden juga tadi…" cicitnya. Raden terus menatap Prabu tanpa ekspresi. Tapi tidak mungkin lagi untuk Prabu mundur, ibaratnya, di depan lobang, di belakang jurang. "tadi nyiram Prabu pakai air seember."
Adnan berdehem, mengetuk rokoknya di asbak beberapa kali, "benar, Raden?"
"Mana ada orang di paksa ketawa ketawa, Yah," delik Raden.
Alis Prabu refleks berkerut. Kondisi Prabu tadi sama saja dengan orang yang di gelitiki, penyiksaan yang membuat orang tertawa. Apa yang Raden lakukan kepadanya itu adalah bentuk siksaan!
"Tapi, yang nyiram air beneran, Yah! Kalau Ayah gak percaya, tanya sama Anna."
"Itu gak sengaja, Yah."
"Bohong, Prabu lihat Raden langsung ketawa ketawa abis nyiram Prabu. Ayah harus percaya, dia yang buat Prabu mandi hujan."
"Jadi, ini semua salah gue?"
KAMU SEDANG MEMBACA
LILBROTHER 2
Genç KurguSetelah berbaikan, kehidupan Prabu seperti lagu dari Tegar Septian, Aku Yang Dulu Bukanlah Yang Sekarang. Tapi dengan versi sedikit berbeda, "Aku yang dulu bukanlah yang sekarang, dulu ditendang sekarang ku disayang, dulu dulu dulu ku menderita, sek...