JANGAN LUPA VOTE AND COMENTTHANK YOU!
HAPPY READING!
2. KESENDIRIAN
Sendiri itu memang sepi.
Tetapi itu adalah salah satu cara
untuk menenangkan hati.~Lakeisha Agnindhiya
***
Hening. Sepi. Kosong. Itu adalah keadaan rumah Lakeisha saat ini. Seperti rumah yang tak berpenghuni. Hidup bergelimang harta,namun tak dapat kasih sayang orang tua. Seandainya ia bisa memilih, lebih baik hidup sederhana dengan kasih sayang orang tua dari pada sebaliknya.
Kembali lagi ke Takdir. Tuhan sudah merencanakan kehidupan manusia sesuai Kehendak-Nya. Kita sebagai manusia hanya bisa mengikuti Rencana-Nya, karena rencana Tuhan lebih Indah daripada rencana Manusia.
Ia menghembuskan napas lelah. Banyak pertanyaan yang muncul didalam benaknya. Sampai kapan orang tuanya tak mempedulikan dirinya? Sampai kapan ia merasakan kasih sayang keduanya?Sampai kapan ia hidup dengan perasaan bersalah? Sampai kapan dan sampai kapan.
Rasanya tak ada gunanya memikirikan itu semua. Ia hanya bisa mengikuti alur hidupnya yang seperti apa, dan ia bertekad untuk tidak pernah mengeluh .Ya, ia akan jadi perempuan kuat, hebat, tangguh untuk melindungi perempuan diluaran sana agar tak dianggap lemah oleh lelaki.
Lebih baik ia membersihkan diri saja untuk menetralisir beban pikirannya. Tak membutuhkan waktu yang lama gadis dengan balutan celana jeans hitam dipadukan dengan hoodie berwarna putih yang bertuliskan You are Worthy ,You are Enough itu menuruni anak tangga. Ternyata sahabatnya itu sudah duduk manis di sofa sambil memakan camilan, sangat sopan.
"Anggap aja rumah sendiri ya, Ra." sindir Keisha pada Jazira yang dibalas cengiran lebar oleh sahabatnya.
"Hehe. Lapar, maap. Yaudah yuk jalan keburu malam." balas Zira cengengesan sekaligus membereskan camilan kembali ke tempat semula.
Keisha mengangguk dan berjalan keluar. Baru sampai di ambang pintu, ia sudah diteriaki sahabat nya dari arah dapur.
"LAKEISHA AGNINDHIYA!! TUNGGUIN GUE, TAKUT WOII NGERI BANGET SI RUMAH LU!!"
Keisha hanya cekikikan melihat ketakutan sahabatnya itu.Lantas ia pun melanjutkan langkahnya dan mengerjai sahabatnya itu agar segera keluar. "Zira!! tuh di belakang lo ada Abang yang lagi loncat-loncat." serunya pada Jazira.
Mendengar seruan itu, Jazira langsung berlari sekencang mungkin dan melafalkan doa-doa agar ia dijauhi dari makhluk halus. Setelah sampai di halaman rumah Keisha ia menumpukan tangannya di kedua lutut dengan napas terengah-engah.
"Keisha, tega bener lo ngelihat sahabatnya sengsara!" sungut Zira kesal.
"Sorry, aing teh cuma guyon, Ra." balas Keisha dengan bahasa acakadul.
Setelah perbincangan tadi, mereka langsung menancapkan gas menuju cafe yang sangat ramai dikunjungi oleh para remaja.
***
Tak terasa sudah 30 menit mereka menghabiskan waktu di cafe untuk mengerjakan tugas dan makan malam. Dan sekarang saatnya untuk mengistirahatkan tubuh dan pikiran. Mereka pulang ke rumah Keisha, sesuai omongan Zira tadi kalau gadis itu akan menginap.
Pagi dihari Selasa ini diawali oleh teriakan Zira yang masih duduk diatas ranjang dengan tampilan khas orang bangun tidur.
"KEISHA?!! KENAPA NGGA BANGUNIN GUE DARI PAGI!!" teriaknya kesal sambil mencak-mencak diatas ranjang.
Untuk melindungi gendang telinganya agar tetap sehat, gadis itu segera menutup rapat- rapat kedua telinganya dengan Airpods. Lantas ia menjawab pertanyaan sahabatnya tadi sembari memoleskan pelembab bibir di bibirnya. "Lo nya aja yang ngebo, Zira. Udah gue bangunin dari subuh lo masih aja simulasi jadi makhluk yang nggak bernapas, alias mayat." semburnya kesal.
"Hilih lo mah gitu, yaudah tungguin gue jangan ditinggal. Kalo ditinggal nanti gue go—" belum sempat menyelesaikan ucapannya ia sudah mendapat lemparan tas yang tepat mendarat diwajah cantiknya.
Sang pelaku segera melarikan diri sebelum menjadi amukan macan betina. Seram.
"GUE GOROK LEHER LO KEISHA!"
Di parkiran SMASA. Terlihat Zira yang sedang menggerutu tidak jelas sejak tadi dari rumah Keisha. Keisha akhirnya turun untuk memastikan sahabatnya itu waras atau tidak.
"Ra, lo kenapa sih ngga jelas banget kaya orgil." kata Keisha terdengar mengejek.
"Untung sayang, kalo engga gue ceburin ke danau toba aja lo!" jawabnya sebal.
"Zira jangan marah-marah, nanti Zira tambah jelek." ujar Keisha sengaja meledek Zira agar tambah kesal.
Keisha itu sebenarnya manusia kalem, berhubung mempunyai partner seperti Zira, ya sudah gaskeun sifat aslinya ia keluarkan kepada Zira. Suka membuat orang kesal.
Zira kembali tersungut dan ia pun memilih turun daripada medengarkan Keisha yang asik meledek dirinya.
"Ra? Jazira Ourelia! Tungguin gue napa,lo mau balas dendam ya!" serunya saat melihat Zira sudah berlari meninggalkannya.
Jazira membalas dengan memeletkan lidahnya kearah Keisha yang dibalas tatapan permusuhan dari sang empu.
***
Kini, Keisha sudah pulang kerumah nya. Dan ia kembali merasakan keheningan. Tak ada lagi ocehan, lawakan, teriakan dari Zira semalam. Jazira itu periang, penyanyang, suka teriak, lucu, suka usil juga, suka susu coklat, dan paling utama.. suka Niko.
Ia beruntung memiliki sahabat yang seperti Zira. Walaupun hanya satu,ia merasa lengkap dengan sikap Zira disaat menemani dirinya. Semoga, ia selalu bersama Zira sampai tua nanti. Melewati masa putih abu-abu bersama, masa universitas, dan masa-masa selanjutnya.
Ia dirumah hanya berbaring membaca novel,kadang ia juga memasak disaat pengen. Sebenarnya ia memiliki ART yang sudah ia anggap seperti neneknya, karena memang sikap wanita paruh baya itu mencerminkan nenek nya yang sudah tiada. Berhubung orang yang ia anggap nenek itu sedang pulang kampung, jadilah ia sendirian sekarang ini.
"Usaha Sha mencari pelaku kejahatan pada kakak masih ngga ada hasilnya." monolog Keisha, dan ia pun menutup novel nya untuk beristirahat.
Sebelum menutup mata, ia meraih figura yang berisi foto kakaknya dan dirinya sedang berdiri membelakangi kamera menghadap ke pantai saat senja tiba.
Foto itu tepat diambil ketika merayakan ulang tahunnya yang ke-13 tahun, sebelum kakaknya meninggalkan dirinya dan alam semesta."Bantu aku untuk mencari pelakunya kak," gumam Keisha pelan diiringi kedua mata yang mulai tertutup.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAKEISHA
Teen Fiction"Hilangnya kamu bagai senja tanpa warna, meninggalkan langit hati yang kelabu." -Lakeisha Agnindhiya *** "Dari luka, menjadi tawa, kemudian rasa." -Alzani Davendra