8. KETIKA BAYANG-BAYANG BERBICARA

0 0 0
                                    

SEMOGA SUKA CERITANYAA, AAMIIN

SELAMAT MEMBACA!!

8. KETIKA BAYANG-BAYANG BERBICARA


Bayanganmu, mengitari relung imajinasi.

~Lakeisha Agnindhiya

***

Alangkah senangnya Keisha memimpikan kakaknya. Didalam mimpi itu, Keisha masih ingat sekali dimana ia dan kakaknya bertemu. Dimana mereka bertemu, di Taman yang penuh bunga-bunga indah.

Perkataan kakaknya di dalam mimpi, selalu muncul direlung imajinasinya. Seolah-olah kakaknya sedang berbicara dengan dirinya. Bayangan kakaknya itu menghiasi pikirannya, bayangan jika kakaknya tersenyum, menangis, tertawa.

'Kamu akan bertemu dengan dia.'

'Dia perempuan yang dulunya baik,namun berubah seiring berjalannya waktu.'

'Jangan membalas kejahatan dengan kejahatan pula.'

Kalimat demi kalimat itu yang mengisi pikirannya saat ini. Seperti kepingan puzzle yang harus disusun sedemikian rupa. Apa mungkin itu menyangkut tentang bukti?

Syukurlah, kakaknya, Lusina, telah membantu ia mengumpulkan bukti. Kalaupun ia sudah menemukan orangnya, ia tidak akan membalasnya dengan kejahatan, biarlah Tuhan yang membalas.

Mengenai seorang laki-laki yang bernama Atharya, ia masih menyelidiki. Mungkin saja orang itu akan membantunya, atau bisa saja pelakunya?

Berhubung ini hari Minggu, Keisha akan menghabiskan waktunya dirumah. Mengumpulkan bukti-bukti yang mungkin saja ia temukan di kamar kakaknya.

Kriett

Keisha membuka pintu sebuah ruangan rahasia yang ada didalam kamar kakaknya. Didalam ruangan tersebut, terdapat figura yang cukup besar, namun tertutupi oleh kain putih. Ia pun membuka kain putih tersebut,didalam figura itu, terdapat kakaknya bersama dua orang, dengan satu laki-laki dan satu lainnya perempuan.

Dapat ia kira foto itu diambil disalah satu tempat wisata Kota Bandung, pada saat umur kakaknya 10 tahun. Dan pada saat itu pula, ia tinggal bersama kakek dan neneknya di Jakarta. Ia disana ingin  menemani neneknya yang sedang sakit, oleh karena itu Keisha tidak ikut pergi ke Bandung.

Gadis itu kembali menyusuri ruangan ruangan rahasia, tepat disamping figura diatas meja, ia menemukan buku diary milik kakaknya. Keisha pun mengambil buku itu. Ia merasa cukup untuk menyusuri ruangan itu, setelah nya ia pun keluar dari kamar kakaknya. Paling tidak ia sudah menemukan tiga titik terang untuk saat ini.

Hal apapun yang ingin kita capai, semuanya butuh proses. Keisha yakin usahanya tidak akan mengkhianati hasil nanti.

***

Dewi malam telah muncul menggantikan sang Surya. Saat ini Keisha tengah membaca buku diary kakaknya. Gadis itu telah membaca buku tersebut hingga lembar ke sepuluh, masih berisi cerita tentang keluarga mereka. Lembar berikutnya kosong.

Pada lembar kedua belas,ia menemukan tulisan, "Sahabat adalah bintang-bintang yang bersinar di langit kehidupan, selalu ada untuk menerangi jalan kita dengan kebaikan dan kesetiaan."

Ia mengerutkan kedua alisnya, bingung. Sontak, ia mengingat figura yang berada di kamar kakaknya tadi. Dapat ia simpulkan, bahwa kakaknya ini memiliki dua sahabat. Jika mengingat nama Atharya, bisa saja laki-laki itu adalah sahabat kakaknya dulu.

Ia terus membuka lembar demi lembar,  hingga lembaran ke-20 yang berisi curahan hati kakaknya dengan sahabat yang dia miliki. Sejauh ini masih baik-baik saja. Ia belum menemukan titik terang dari diary itu.

Hingga pada dua lembar sebelum lembar terakhir, kakaknya menuliskan sebuah nama. Nama yang selalu ia ingat untuk menjadikan bukti. Atharya.
Atharya Bumi D.

Tidak sia-sia ia membaca buku diary itu. Ia berhasil menemukan bahwa laki-laki yang berada di polaroid itu adalah sahabat kakaknya. Ingat, laki-laki yang berada di pilaroid bersama dengan kakaknya, polaroid dan kertas usang.

Lalu kemana sahabat perempuan kakaknya? Apakah mereka berpisah saat beranjak remaja? Itu patut untuk ia cari tahu lebih lanjut lagi. Tepat pada lembar terakhir, kakaknya itu menulis, "Manusia bisa berubah kapan saja. Ingat bahwa Tuhan lah yang membolak-balikkan hati."

"Seperti dirinya, yang menghilang tanpa memberi kejelasan. Meninggalkan kesedihan yang teramat sangat."

"Bintang, Bulan, dan Bumi. Kita diciptakan untuk saling melengkapi. Seperti Bulan yang menerangi Buminya disaat malam, dan Bintang yang selalu mendampingi Bulan saat menerangi Bumi mereka dengan gemerlap cahaya."

Bintang, Bumi dan Bulan. Tiga orang yang menjalin hubungan persahabatan .Dan, ya, nama sahabat perempuan kakaknya itu adalah Bulan. Indah bukan nama mereka?

Bumi yang memeluk keajaiban malam,  bersama bintang-bintang yang menari indah di langit, dipandu oleh bulan yang menjadi saksi bisu kecantikan alam semesta.

Lusina Bintang Anandha. Bertemu denganmu hanyalah angan-angan, namun raut wajahmu selalu terbayang. Ucap Keisha dalam hatinya.

Setidaknya, titik terang kali ini adalah sahabat. Keisha bertekad untuk mencari kedua sahabat kakaknya itu. Bumi dan Bulan. Semuanya tergantung Takdir.

Keisha telah menutup buku diary itu. Ia menghembuskan napas lega sekaligus lelah. Meraih bingkai foto kakaknya di atas nakas, lalu mengusapnya dengan ibu jari. Hingga ia terlelap dengan sendirinya, memeluk figura itu.

Tentang semua yang pernah hadir, mereka juga pasti akan kembali kepada Pencipta-Nya. Dalam rahasia takdir, kehilangan adalah komposisi kehidupan yang kompleks dan indah, mengajarkan kita bahwa setiap reda adalah bab baru dalam buku kehidupan.

***
Vote&coment, thank youu..👋🏻👋🏻👋🏻

LAKEISHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang