6. SECARIK KERTAS

0 0 0
                                    

SEMOGA SUKA SAMA CERITANYAA

HAPPY READING 📖📖

6. SECARIK KERTAS

Kehilangan sosoknya, namun
kenangannya masih melekat di dalam
jiwa.

~Lakeisha Agnindhiya

***

Saat ini, Keisha tengah mencari sesuatu yang bisa ia jadikan jawaban atas kematian kakaknya. Tepatnya, di kamar Kakak Keisha yang dibiarkan kosong namun terawat. Gadis itu masih mengobrak-abrik laci meja belajar kakaknya.

Brukk

Keisha tak sengaja menyenggol sebuah kotak usang yang berada di atas meja belajar kakaknya, dan mengambil kotak itu. Di dalam kotak itu terdapat secarik kertas yang berisi tulisan dan sebuah foto polaroid.

Ia mengernyit, gadis itu menghiraukan polaroidnya. Lebih memilih kertas yang sudah menguning. Membaca secarik kertas itu, namun ia kebingungan.


1-20-8-1-18-25-1.

Love u're smile. But, why am i fooled by it?

-Lusina

Cukup lama ia memikirkan angka-angka itu, hingga sebuah nama yang menyimpulkan isi tulisan tersebut. Atharya? ada apa dengan senyumannya?

Apakah Atharya kekasih dari kakaknya?Bisa jadi. Gadis itu cukup lega, ia sekarang tengah mengamati foto polaroid yang berada di kotak usang itu.

Di polaroid yang ia pegang, terdapat kakaknya yang sedang berdiri menatap hamparan luas bersama dengan seorang laki-laki yang ia yakini adalah nama tadi. Mereka berdiri membelakangi kamera, sehingga Keisha tak dapat melihat wajah cowok itu.

Ia membenahi semua barang-barang didalam kamar kakaknya yang sempat ia bongkar. Kemudian, mengemasi isi kotak usang tadi dan membawanya ke kamar gadis itu untuk ia simpan.

***

Alzani baru saja tiba di apartemen setelah berziarah ke makam bundanya. Merebahkan diri di kasur empuk, seraya memejamkan mata. Kali ini, ia merasa sangat lelah. Sudah dari dulu ia berusaha, mengapa rasanya sulit sekali mencari keberadaan kakaknya itu?

Banyak kilasan masa lalu muncul yang mengganggu pikirannya saat ini. Dari bundanya yang tiada, ibu sambung, hingga kakaknya yang menghilang.

Sekelebat suatu ingatan muncul dimana ia bertemu dengan gadis tangguh itu, Lakeisha. Gadis yang sama seperti bundanya. Apa ia pantas memiliki gadis itu?

Tidak ada yang tahu, selain Tuhan. Bisa saja mereka berdua ditakdirkan bersama, pun sebaliknya. Mereka juga bisa dipisahkan, itu pun juga takdir. Hidup itu perlu cinta agar lebih berwarna, bukan?

Bicara soal cinta, ia masih trauma. Bundanya yang begitu mencintai ayahnya saja bisa dikhianati. Untuk saat ini, ia akan menafsirkan perasaannya terlebih dahulu. Bisa jadi yang ia rasakan hanya kagum semata, bukan cinta.

Lakeisha Agnindhiya. Nama itu sering terlintas dibenaknya sejak pertemuan pertama kalinya. Entah memikirkan sedang apa, dimana keberadaannya, apakah baik-baik saja dan masih banyak lagi yang sangat memenuhi pikirannya.

LAKEISHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang