11. SEJARAH, RASA

0 0 0
                                    

H A P P Y   R E A D I NG





11. SEJARAH,RASA

Sama halnya dengan sejarah
rasa itu selalu terkenang hingga masa ke masa.

~Lakeisha Agnindhiya

***

Siswa maupun siswi sudah berlalu lalang sejak pagi. Semuanya berlomba-lomba untuk mendapatkan bangku terdepan agar cepat menangkap materi, bagi sebagian murid pintar. Berbeda dengan Keisha ia lebih suka duduk di belakang, karena menurutnya nyaman.

Keisha itu termasuk murid pintar di kelasnya, ia juga sering mendapatkan peringkat tiga besar. Seperti saat ini, di kelas Keisha, terdapat seorang guru perempuan yang sedang menerangkan sejarah tentang Perjuangan Kemerdekaan Indonesia.

Keisha yang sejak tadi memperhatikan, tiba-tiba ia melamun. Ketika mendengar kata perjuangan, Keisha berpikir, bukankah rasa harus diperjuangkan? Ia yakin, jika rasa yang muncul dihatinya ini adalah rasa suka terhadap seseorang, bahkan mungkin ke tahap cinta. Berjuang untuk melawan rasa sakit, sudah terbiasa. Jika memperjuangkan rasa cinta, apakah dirinya bisa?

Tepukan di bahu yang dilakukan oleh Zira berhasil membuyarkan lamunannya. Keisha menoleh, "Kenapa, Ra?"

"Ayo ke kantin udah bel." ajak Zira.

Keisha mengerutkan dahinya, "Oh ya?  sejak kapan?" tanyanya bingung.

Zira memutar bola matanya nya malas. Keisha ini dari tadi asik melamun sampai tak mendengar bel berbunyi.
"Tiga menit yang lalu, lo asik ngelamun makanya nggak denger."

Keisha manggut-manggut,ia berdiri dan berjalan, diikuti oleh Zira.

Sesampainya dikantin, suasana disana sangat ramai dan sesak. Kedua gadis itu memilih duduk bergabung dengan Al dan sahabatnya, karena tidak ada meja kosong.

"Hai, izin gabung ya?" Keisha meminta izin.

Semuanya mengangguk menanggapi.Al menggeser duduknya, seakan menyuruh Keisha untuk duduk disampingnya, dan Keisha pun mengikuti.

"Mau pesen apa? biar Ijan yang pesenin." tanya Ijan.

"Samain aja,mie ayam sama es teh." jawab Al menyerahkan dua lembar uang seratus ribu.

Semua yang ada disana asik dengan kegiatan masing-masing. Termasuk Al dan Keisha yang berbisik-bisik entah tentang apa.

"Sha, mau ke Jogja gak?"

Keisha melebarkan kedua matanya, terlihat berbinar-binar. Ia mengangguk antusias. "Kapan? Secepatnya kalo bisa."

"Iya, nanti hari Sabtu."

"Oke, gak sabar pengen cepet hari Sabtu."

Al terkekeh, sifat Keisha yang seperti ini membuat ia teringat dengan adik perempuannya.

"Sabar," ucapnya seraya mengacak rambut Keisha, membuat gadis itu cemberut.

Novan yang sejak tadi memperhatikan,ia tersenyum simpul. Sahabatnya sudah menemukan cinta yang tepat.

LAKEISHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang