Ke-delapan

500 64 6
                                    

Khanzah menoleh mencari sumber suara entah dari mana... Tak lama ia melihat Ning izah yang tengah berlari kearahnya.

"Jangan lari Ning nanti jatuhh" teriak Khanzah sedikit keras.

Ning izah tak mendengar ia terus berlari kecil dan Langsung memeluk Khanzah menyalurkan rasa rindunya.

"Kakak cantik... Izah kangeeen banget sama kakak." Ungkap izah dengan bahagianya.

"Ohh yaa?... Kakak juga kangen sama Ning izah tauu" balas khanzahh

Khanzah heran mengapa Ning izah tiba tiba cemberut.

"Kenapa kok cemberut gitu" tanya Khanzah.

"Jangan panggil izah pake Ning... Kakak cantik panggil aja izahh, khusus buat kak cantik"

"Hahah.. kirain kenapa cemberut gitu ternyata gamau di panggil Ning toh.... Oke kakak manggil izah aja, tapi izah jangan panggil kakak cantik.. panggil aja kak Khanzah"

"Kak khasah?"

"Huhu lucu banget siii... Bukan kak khasah tapi kak khanzah. Izah panggil aja kak azah... Jadi kmu izah kakak azah" ucap Khanzah gemas mencubit pipi Ning izah

"Okeyyy.... Kak azahh ayo kerumah izah, nanti kita main disana" ucapnya sambil Menarik tangan Khanzah.

"Jangan dirumah izah dehh... Disini aja yaa.. kak azahh malu kalau harus ke ndalem." Bujuk Khanzah pada izah

"Tapi izah mau main dirumah..  ayo kak gapapa kok Umminya izah nggak gigit" bujuknya lagi

"Yaudah dehh.. tapi kakak nggak bisa lama-lama yaa soalnya udah mau sholat dhuhur... Nanti kakak dihukum kalo nggak ikut sholat dhuhur berjamaah"

"Iyaa kak ayo..."

Akhirnya Khanzah dan izah menuju kendalem.... Khanzah menggendong izah, tak jarang ada beberapa santri yang menjulid padanya...

"Santri baru sok akrab banget sama Ning izah"

"Iya tuhhh... Mana jalan kendalem lagi, pasti mau caper sama gus Ihsan juga keluarganya."

"Denger denger dia dimasukin pesantren karna nakal tau"

"Ohh yaa panter aja yaa muka muka nggak bener...."

Begitulah bisik-bisik yang masih bisa didengar oleh Khanzah... Andai tidak sedang bersama izah, Khanzah sudah akan membungkam mulut santri yang membicakan dirinya. Khanzah memang sudah berubah tapi sifatnya tak semuanya berubah... Masih ada Khanzah yang dulu dalam dirinya, jangan sampai ia kembali menjadi ganas karna santri-santri itu.

Sekarang Khanzah dan izah sudah ada dindalem. Setelah lama izah membujuk Khanzah untuk masuk... Akhinya iyapun mau untuk masuk kedalam rumah.

"Assalamualaikum ummi" salam izah.

"Waalaikumsalam... Izah dari mana sayang, ehh ada Khanzah ya" ucap ummi

"I-iya nyai.."balas Khanzah sambil mencium tangan nyai Khadijah.

"Jangan canggung gitu dong, panggil ummi aja. Makasih yaa sudah nolong izah kemarin pas jatuh itu.."

"Iya nya-ummi... Khanzah juga seneng nolong izah karna anaknya baik.. lucu juga" balasnya seraya tersenyum kearah izah.

"Ummi izahh bawa kak azahh kesini buat main sama izah... Gapapa kan ummi?" Tanya izah.

"Iya sayang gapapa... Nanti izah main yaa sama kak azah,, ummi mau kedapur dulu. Khanzah ummi nitip izah yaa kalian main aja." Ucap ummi

Setelah itu ummi pun pergi menuju dapur namun langkahnya tiba-tiba terhenti.

"Ohh iya nanti Khanzah makan siang disini saja yaa.. kebetulan hari ini ummi masak banyak"

"Ehh nggak usah dehh ummi... Nanti Khanzah makan di asrama aja sama teman.. Khanzah juga harus keasrama sebelum dhuhur... Takutnya Khanzah kena hukuman kalau nggak ikut sholat berjamaah" tolak Khanzah halus agar nyai Khadijah tidak tersinggung.

"Sudah gapapa khanzah disini saja... Nanti ummi kasih tahu kok sama pengurus kalau Khanzah sedang bantu ummi di ndalem. Nanti Khanzah nggak bakalan dihukum kok." Jelas ummi pada Khanzah

Tak enak menolak lagi akhinya Khanzah meng-iyakan permintaan nyai Khadijah.

Mendapat persetujuan akhinya ummi kembali menuju dapur untuk menyiapkan makanan. Sedangkan Ning izah dan Khanzah bermain bersama.

"Assalamualaikum" ucap seseorang yang masuk kedalam rumah.

"Waalaikumsalam" jawab izah dan Khanzah.

"Kakak udah pulang.... Liat dehh izah bawah kak azah kesini buat main sama-sama" ucap izah.

Khanzah hanya diam menunduk.
Gus Ihsan menatap Khanzah yang menunduk itu. Ia memilih untuk pergi kekamarnya agar Khanzah dapat bermain lagi dengan izah.

"Yasudah... Kakak keatas dulu yaa... Izah sama kak Khanzah lanjut mainnya.. assalamualaikum" pamit Gus Ihsan menuju kamarnya.

Khanzah yang melihat Gus Ihsan mulai menjauh menghela nafas lega. Entah kenapa jantungnya susah diajak kerja sama jika bersangkutan dengan Gus Ihsan.
Tak lama akhirnya izah dan Khanzah melanjutkan bermain bersama.

"Ehh ada nak Khanzah..."ucap seseorang.

"Ehh I-iya kyai... Assalamualaikum" ucap Khanzah... Ternyata itu kyai hafidz yang baru saja turun dari kamarnya.

"Haha... Jangan canggung gitu Khanzah... Panggil Abi saja." Ucap Kyai hafidz.

"Iya a-abi."

"Yasudah lanjut gih mainnya Abi mau kedapur dulu." Pamit Abi melangkah menuju dapur.



Tak lama Waktu dhuhur sudah tiba... Khanzah sholat dirumah Ning izah... Ia sholat berjamaah bersama Abi, ummi dan izah. Gus Ihsan tidak sholat dirumah tapi laki-laki itu memilih sholat dimasjid saja.

Kini Khanzah sudah ada dimeja makan bersama keluarga ndalem.. juga Gus Ihsan tentunya.
Kini semua akan mulai makan bersama.

"Ummi tolong ambilkan Ihsan nasi dan ayam itu.." pinta Gus Ihsan pada umminya.

"Aduhh... Ummi lagi ngambil buat Abi.... Ummi juga harus suapin izahh, nak Khanzah tolong ambilin buat ihsan ya nak."

"Hah... Khanzah ummi?"

"Iya nak tolong ya..."

Akhirnya mau tak mau khanah beranjak kedekat kursi Gus Ihsan dan mengambilkan makanan untuknya.

"Ini Gus?" Tanya Khanzah menunjuk ayam goreng itu

"Iya" jawab Gus Ihsan. Percaya tidak gus Ihsan sedang menahan saltinnya. Ia berada diambilkan makanan oleh istrinya.

Nyatanya Khanzah juga sama dengan Gus Ihsan... Pipinya sudah merah menahan salting.

"Lohh itu kenapa telinganya merah gitu san." Goda Abi. Iya tahu bahwa anaknya ini sedang salah tingkah.

"H-hah... tidak apa apa Abi"

Sedangkan yang lain malah terkekeh kecil begitu juga dengan Khanzah dan izah.


🎀🎀🎀




Orang terkaya adalah ia yang menerima takdir Allah dengan senang hati." - Ali bin Husein.




Segini dulu yaa heheheh....
Vote and komen yaa buat lanjut

Babay(✿ ♡‿♡)


GUS IHSANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang