Ke-Selebelas

582 60 5
                                    

"AYAH!!!... BUNDA!!." Teriak Khanzah telah sadar dari pingsannya. Gus Ihsan yang mendengar langsung masuk ke kamar Khanzah dengan umminya

"Khanzah sayang... Tenang yaa, ada ummi kok disini... Minum dulu sayang." Ucap ummi menenangkan Khanzahh.

"Ummi... Tadi Khanzah cuman mimpikan... Ayah sama Bunda nggak ninggalin Khanzahh kan... Dimana ayah sama bunda ummi... Khanzah mau ketemu." Pinta Khanzah dengan lirih. Ummi seketika menoleh kearah Gus Ihsan, seolah mengerti Gus Ihsanpun mengangguk.

"Khanzah... Ayo saya bawa kamu bertemu orang tua kamu."

"Beneran Gus..... Ayo ayo." Khanzah berbinar dengan ajakan Gus Ihsan.

Akhirnya mereka menuju ketempat orang tua Khanzah berada. Sampai di tempat Khanzah terdiam menatap dua gundukan tanah yang masih basah.... Nyata itu bukan mimpi.

" Ayah bunda...." Lirih Khanzah...

"Kalian kok pergi nggak ngajak Khanzah... Khanzah sama siapa kalo nggak Ada kalian... Khanzah kan cuman punya kalian. Bunda bawa khanzah juga... Disini Khanzah nggak punya siapa-siapa." Ucapnya tenang namun air mata terus mengalir dengan deras.

"Khanzah udah berubah kok yah... Khanzah udah belajar sungguh-sungguh dipesanten... Khanzahh nggak mau bikin ayah kecewa jadi Khanzah niat berubah.... Ayah bawa khanzah... Khanzah takut sendiri... Kanzah nggak punya siapa-siapa lagi." Ucapnya lirih menatap kedua gundukan tanah dihadapannya.

"Khanzah ayo.... Ikhlaskan mereka agar bisa tenang disana... Ayo pulang, sebentar lagi akan hujan." Ucap Gus Ihsan dengan lembut.

"Nggak Gus... Khanzah pengen disini main hujan bareng ayah sama bunda.... Tinggalin Khanzah disini Gus."

"Khanzah ayah dan bunda pasti nggak mau liat Khanzah kayak gini.... Mereka pasti mau liat Khanzah jadi anak yang kuat. Khanzah mau buat mereka sedih kalau terus-terusan kayak gini?" Ucap Gus Ihsan.

Mau tak mau akhinya khanzah ikut dengan Gus Ihsan. Meraka langsung pulang kepesantren.

Sampai dipesanten mereka menuju ndalem untuk menemui ummi dan Abi. Sampai disaja ternyata sudah ada ummi yang menunggu mereka diteras.

"Assalamualaikum ummi" salam Gus Ihsan

"Waalaikumsalam" jawab ummi. Dia langsung menghampiri Khanzah dan memeluknya dengan penuh kehangatan. Khanzah yang dipeluk seperti itu  menahan tangisnya agar tidak pecah.

"Nak kamu tinggal dindalem ya..bareng ummi" ucapnya saat melepas pelukannya.

"Nggak ummi... Khanzah akan diasrama saja. Khanzah keasrama ya ummi... Assalamualaikum" ucapnya langsung pergi tanpa menunggu balasan.

Gus Ihsan dah ummi Khadijah menatap punggung Khanzah yang mulai menjauh dengan tatapan sendu.

Mereka memutuskan untuk masuk saat sudah tak melihat Khanzah. Didalam sudah ada Abi yang duduk diam.. mungkin sedang melamun.

"Abi..." Panggil Gus Ihsan.

"Bagaimana sekarang... Apakah Abi akan memberitahu pada Khanzah bahwa Ihsan sudah sah menjadi suaminya?"

"Tidak nak... Abi sudah memutuskan, kita akan memberitahu pada Khanzah saat dia sudah lulus MA. Kita tidak boleh membebani khanzah dengan tanggung jawab seorang istri sedangkan dia masih sekolah." Ucap Abi

"Baiklah Abi... Ihsan akan menurut apa yang Abi katakan." Ucap Gus Ihsan.

--------------------

Khanzah telah sampai di kamarnya. Ia tampak tak memiliki semangat hidup... Ketiga temannya yang melihat itu memilih diam memberi Khanzah ruang untuk menenangkan diri. Mereka tau apa yang sedang terjadi pada khanzah. Mereka turut berduka atas kabar itu.

GUS IHSANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang