2

710 53 0
                                    

Brak!!

"Bang hali!" Teriak ice kaget sambil memapah sang kakak ke kursi nya kembali

Halilintar meringis memegangi dada nya entah kenapa rasanya dia dari tadi merasakan sesak didadanya padahal rasa² nya dia tidak punya riwayat penyakit asma maupun jantung.

Gempa yang melihat sang kakak terus² an meringis merasa tak tega bahkan ia saja hampir menjatuhkan Air mata nya namun berhasil Ia tahan tapi jangan tanyakan kepadanya thorn dia sedari tadi sudah menangis di pelukan solar

"Lo kenapa sih bang?" Tanya ice panik tapi tetap berusaha tenang

"T-tolong a-ambilin o-ob-" belum selesai menyelesaikan kalimatnya kegelapan telah sempurna mengambil alih kesadaran halilintar

Adik² nya yang melihat itu langsung kocar kacir panik pasal nya tidak ada yg bisa membawa mobil selain sang sulung

"Gimana nih bang cuman kak hali yang bisa bawa mobil mana kunci nya dia lagi yg Simpen" lirih ice memeluk erat tubuh sang kakak

Taufan dan gempa semakin merasa terpojok bahkan taufan sudah merutuki dirinya sendiri kenapa disaat hali ingin mengajari nya membawa mobil dia malah menolaknya dengan berbagai alasan

"Telfon mbak ai aja bang" usul solar hanya ide itulah yang terfikir di otak nya yaitu menghubungi sepupu nya

(Di telfon)
Solar:halo mbak
Liam:knp lar ini Abang
Solar:kok hp mbak Aira ada di Abang?
Liam:iya ini kami lagi jalan² knp lar?
Solar:Abang pliss bang kerumah sekarang
Liam:eh iya² Abang sama mbak kerumah ya jangan nangis lar
Solar:buruan bang urgent banget
Liam:ok²
(Di sisi A&L)

"Knp Li?" Tanya Aira bingung karna tiba² Liam menarik tangan nya menuju mobil

Liam tak menjawab dia hanya sibuk mengemudikan mobil nya dengan kecepatan tinggi kalo saja Liam tak jagi mungkin mereka sudah sedari tadi kecelakaan

"Adek² sepupu Lo butuh bantuan"

(Di rumah all elemental)

Brak!

"Eh knp ini pada nangis" ujar Aira mendekati solar

"Mbak bang hali mbak" lirih solar terisak di pelukan Aira

Aira yang tak mengerti pun memberikan kode ke arah Liam untuk mengecek keadaan mereka yang berada di dapur. Begitu sampai didapur Liam terperanjat kaget mendapati mereka yang menangis terisak dengan halilintar yang tak sadarkan diri di pelukan ice tanpa ba-bi-bu lagi Liam dengan sigap menggendong halilintar menuju mobil yang diikuti oleh yang lain nya

"Mobil ini seat nya cuman 6 jadi siapa aja yang mau ikut?" Tanya gempa setelah Liam dan Aira berada di mobil

"Lu aja gem sama blaze dan solar biar gue sama yang lain nyusul pake taksi aja" taufan memegang bahu gempa meyakin kan sang adik

"Fan udah mbak pesen taksi nya kalian tunggu bentar lagi aja!" Teriak Aira dari dalam mobil

(Skip dirumah sakit)
Mereka semua terlihat kelelahan mengahadapi kejutan di pagi hari ini pasalnya blaze yang notabene paling jarang ngantuk saja sudah tertidur dengan kepala di letakan di paha Liam

"Knp hali bisa gini ice?" Tanya Aira karna dia masih tak paham dengan kejadia tiba² ini

"Gak tau Mbak bang hali tadi pagi tiba² ambruk terus meringis sambil megangi dadanya" ice menunduk mengusap pelan Air matanya

Aira menghembuskan nafas pelan enggan bertanya lebih lanjut lagi

Ceklek!!

"Kalian dengan keluar tuan halilintar"






























"Kalian dengan keluar tuan halilintar"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





T.B.C

Sorry yaw bab ini pendek banget maklum lah Litura kehabis ide hehe

♥️🇯🇵Vote terus yok biar author semangat ngerjain nya ʕ⁠っ⁠•⁠ᴥ⁠•⁠ʔ⁠っ⊂⁠(⁠・⁠▽⁠・⁠⊂⁠)

the brother's black diamond Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang