V

23.5K 1.2K 90
                                    

−Januari, MMXXIV−

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

−Januari, MMXXIV−

____________________

Hai, Dulur-Dulur. Aku kembali dengan bab V. Bab ini postingan terakhir di minggu ini, mulai minggu depan aku akan post setiap hari Kamis dan Sabtu, ya.

Jangan lupa tinggalkan jejaknya di kolom komentar, Dulur-dulur.

Happy reading, semuanya.

Warmest Regards,
Your Harumi.

♡♡♡

Pukul sepuluh malam, sejoli yang baru saja resmi menyandang status suami dan istri itu telah tiba di rumah. Setelah keduanya turun dari mobil, pengawal pria itu segera membantu menurunkan dua koper Larissa dari bagasi.

Keduanya sudah tampak berpakaian kasual. Mereka memutuskan, lebih tepatnya Deva yang memutuskan untuk langsung pulang ke rumahnya, alih-alih menginap di hotel.

Seorang asisten rumah tangga menghampiri mereka ketika keduanya menjejakkan kaki di ruang keluarga. "Pak Deva, Bu Larissa, silakan minum dulu."

"Terima kasih, Bi." Deva segera mengambil satu gelas air putih dari nampan yang dibawa wanita paruh baya itu. Pria itu berderap, lalu duduk di sofa single, kemudian meneguk minumannya, 180 derajat berbeda dengan Larissa yang langsung menandaskan air minum tanpa perlu repot-repot mendudukkan diri.

"Langsung bawa ke atas saja, Ngga," titah Deva ketika melirik Angga, pengawalnya yang membawa dua koper Larissa.

"Baik, Pak." Lelaki berusia 30 tahun itu segera melangkah menuju kamar .

"Bapak, Ibu, mau makan malam?"

Larissa dan Deva kompak menggeleng kepala.

"Tidak, Bi. Tadi sudah makan di tempat acara. Saya mau langsung istirahat saja."

"Nggih, Pak."

Deva menaruh gelas di atas meja, lalu melangkah pergi, tanpa lebih dulu mengajak Larissa. Gadis itu tersenyum kikuk, Bi Nora pun ikut tersenyum kikuk.

"Susul aja, Bu. Ibu pasti juga butuh istirahat. Mata ibu keliatan capek banget itu." Bi Nora berujar lembut, tak lupa memberi perhatian kecil pada Nyonya barunya.

"Iya, Bi."

"Atau mau saya pijetin?" Bi Nora menawarkan, dulu saat Nesha masih ada, Bi Nora sering memijat perempuan itu.

"Enggak perlu, Bi. Makasih. Saya ke atas dulu, ya."

"Baik, Bu."

Sejurus kemudian Larissa melangkah menyusul Deva, gadis itu nyaris berlari menyusul langkah kaki lebar-lebar sang suami.

Pancarona Larissa [TAMAT-LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang