XII

23.7K 1K 187
                                    

−Januari, MMXXIV−

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

−Januari, MMXXIV−

Hai, Dulur-Dulur.

Ketemu lagi nih sama pasangan huru hara. 😄🤟
Hari ini aku membawa bab 12 sekaligus membawa berita baik, bahwa kali ini Deva gak buat kita tegang urat. 😭

Jangan lupa tinggalkan jejak cinta di kolom komentar ya, Sayang-sayangnya aku.

Happy Reading.

Warmest Regards,

Your Harumi

♡♡♡

Larissa mematut diri di depan cermin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Larissa mematut diri di depan cermin. Sudah sejak pukul enam pagi tadi ia berkutat di walk in closet, berulang kali berganti pakaian, memilih busana yang paling tepat untuk mengantar Arsen ke sekolah. Di hari pertama mengantar sang putra, gadis itu ingin tampil maksimal.

Setelah merasa pakaiannya sudah pas, Larissa beralih ke laci penyimpanan perhiasan, mengambil tiga pasang anting untuk dipasangkan di beberapa tindikannya.

Namun kegiatan gadis itu terhenti tatkala melihat pantulan Deva dari cermin.

Larissa tak menyapa. Ia kembali memasang anting-anting, memakai anting di telinga sebelah kiri. Larissa dapat melihat Deva mendekatinya, lalu berdiri tepat di belakangnya.

"Larissa." Suara berat pria itu mengudara.

Larissa menggerakkan dagu sebagai respon sambil menatap suaminya dari pantulan cermin.

"Saya mau memberikan kamu sesuatu."

Gadis itu mengernyitkan dahi. "Tiba-tiba banget?" tanyanya masih enggan membalik tubuh.

Deva memiringkan kepala, menatap wajah cantik istrinya dari pantulan cermin. "Tidak ada yang tiba-tiba untuk memberikan sesuatu kepada istri, 'kan?"

Jika Deva mengatakan hal barusan diliputi rasa cinta, sudah dapat dipastikan Larissa akan tersenyum bahagia lalu berhambur ke pelukan sang suami. Tapi karena tak ada cinta di tiap kata yang sebenarnya terkesan manis itu, semburan tawa Larissa mengudara kencang, ia membalikkan badan, menghadap Deva sepenuhnya.

Pancarona Larissa [TAMAT-LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang