EPILOG

34.5K 821 48
                                    

−Maret, MMXXIV−

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

−Maret, MMXXIV−

♡♡♡

Sayang-sayangku, maaf banget tadi malem gak jadi upload epilog cos asli rempong banget ini mau nyambut lebaran. Wkwk.

Anyway, Happy Reading, Semuanya.

Warmest Regards,
Your Harumi

♡♡♡


“Kak, aku udah di lobi. Ini dokumen aku taruh di resepsionis, ya.”

“Jangan, Sa. Naik ke atas aja. Anterin ke ruang rapat. Kakak lagi jalan ke ruang meeting kok sama Abah.”

“Ngerepotin banget ya Anda ini.”

Larissa menghela napas panjang, lalu menaruh telepon genggamnya ke dalam tas.

Langkah kaki Larissa lebar-lebar memasuki kantor anak perusahaan Ganendra Group. Gadis itu sudah hampir terlambat bekerja. Janji untuk pemotretan pukul 11.00 WIB, namun pukul 09.30 WIB ia masih berkelana di kantor Kakak sulungnya.

Namun sesampai di ruang rapat, bukannya si sulung Lingga dan ayahnya yang berada di ruangan itu melainkan seorang anak laki-laki dengan wajah tertekuk yang berada di sana.

“Mana, sih. Tadi katanya udah jalan.” Larissa menggerutu, jelas ia mengabaikan anak laki-laki yang saat ini menatapnya penuh kekaguman.

Gadis itu kembali mengeluarkan telepon genggam dari dalam tas, kembali menghubungi Lingga.

“Hai, Kakak Cantik.”

Larissa melirik anak laki-laki tadi sekilas, lalu melanjutkan kegiatan sebelumnya.

“Cantik banget. Boleh kenalan?”

Gadis itu memutar bola mata malas.

“Aku Arsen, Kak.” Anak laki-laki tadi mengulurkan tangan, menanti balasan uluran tangan dari gadis cantik di hadapannya.

Larissa mengembuskan napas berat. Ia kembali menaruh telepon genggam ke dalam tas sebab Lingga tak kunjung mengangkat telepon darinya.

“Larissa.” Gadis itu akhirnya berbaik hati membalas uluran tangan Arsen.

“Namanya cantik banget, sama kayak orangnya.”

“Genit banget. Masih bocil juga.” Alih-alih tersipu, Larissa malah merepeti anak laki-laki tampan di hadapannya.

Arsen tertawa. “Kakak bawel, ya.”

Gadis itu spontan melotot. Bawel katanya?

“Cocok banget sama seseorang.” Arsen berucap sambil tersenyum penuh arti.

Pancarona Larissa [TAMAT-LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang