Bab 2

372 43 79
                                    

Hallo, selamat Tahun Baru🎉🎉

______

"Ini siapa woy?"

Nadine melihat wajah asing di kacanya berulang kali. "Gila aja! Ini serem banget anjir wajahnya! Kocak banget ini!" Masih melihatnya dengan ngeri.

Pasalnya yang dilihatnya adalah gadis yang ber make up tebal dan lebih parahnya semuanya memiliki komposisi yang abstrak, semuanya luntur. Mata sembab, bekas lelehan air mata terlihat dengan jelas, eyeliner dan mascara berantakan. Dan Nadine tak sanggup melihatnya, tapi matanya tak bisa dialihkan. Alisnya.... Nadine mengira pasti seseorang sudah mengerjainya, dia pasti punya dendam kesumat.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini cewek pingin tampil klimis apa gimana? Kenapa alis sama bibirnya digambar tipis gini?" Nadine menggeleng cepat, masih ada yang jauh lebih penting untuk dipertanyakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ini cewek pingin tampil klimis apa gimana? Kenapa alis sama bibirnya digambar tipis gini?" Nadine menggeleng cepat, masih ada yang jauh lebih penting untuk dipertanyakan.

"Kalian!" berang Nadine.

Mereka merapatkan satu sama lain. "Ke-kenapa?"

"Jelaskan sekarang juga apa yang udah terjadi?!" tekannya. "Gue Lotus? Lotus Alexix Lemonia?" Nadine mengangguk. "Bener, ini bukan Nadine. Dia gak mungkin dandan kayak gini. Kayak orang tolol!" murkanya.

Mereka semakin beringsut merapatkan diri dan sedikit menjauh darinya. Sepertinya dia memang benar-benar trauma yang berujung hilang ingatan dan kegilaan.

"Hey... aku takut...." bisik Renai. "Kayaknya dia emang udah gila."

"Jangan bisik-bisik!" berang Nadine. Teringat sesuatu, dia mengambil nafas sedalam mungkin lalu menghembuskannya setenang mungkin. "Meski wajah lo beda, jangan pernah melupakan identitas lo Nadine, tenang... pikirkan dengan logika.. tenang Nadine... tenang...." katanya pada diri sendiri. "Sialan! Gak bisa! Mana mungkin gue bisa tenang! Pikirkan pake logika? Otak lo! Logika! Logika! Mana mungkin bisa!" hardiknya.

Mereka semakin meringis ketakutan.

Nadine menatap mereka. "JELASKAN SEKARANG JUGA!"

Aice menyenggol Hatari untuk menjelaskan, karena bisa dibilang dia yang paling waras dan bisa diandalkan diantara mereka bertiga.

TRANSMIGRASI? NOVEL? ENGGAK!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang