Hallo, jumpa lagi Yeorobun ( ╹▽╹ )
Udah part 7, ada yang udah bisa agak nebak ini alurnya bakalan gimana? 🤭
Jangan lupa ya kasih like dan komentarnya ( ꈍᴗꈍ)..... uhukkk
Selamat membaca ❤️
____
Nadine juga memiliki keluarga. Dia tidak dilahirkan dari batu, dia dilahirkan oleh manusia, oleh seorang wanita, seorang Ibu. Jadi, seperti kebanyakan anak, dunianya adalah Ibunya. Mencintai tanpa pamrih, rasa sayang yang terbentuk secara lahiriah yang melekat dengan kuat.
Dia juga memiliki seorang laki-laki yang di panggil Papah, tapi hanya sebatas panggilan, hanya itu. Meski benar, dia adalah anak kandungnya, mereka asing. Dunia mereka benar-benar berbeda. Dunia Nadine adalah Ibunya dan dunia Papah adalah orang lain, wanita lain.
Nadine sudah mengerti situasi keluarganya sejak kecil. Dia tahu ternyata alasan Papahnya tidak terlalu suka berada di rumah, berada di sekitarnya, tidak terlalu banyak bicara, bukan karena dia memiliki sifat introvert atau sejenisnya, hanya- dia hanya tidak pernah dengan tulus menganggap mereka ada. Nadine dan Ibunya, bukan mereka yang diinginkan.
Dia tahu betul, cinta pertama Papahnya bukan Ibunya. Mereka menikah karena perjodohan. Tapi, siapa peduli? Banyak orang yang kembali jatuh cinta, menikah dengan cinta berikutnya, cinta pasti akan muncul karena manusia haus akan cinta. Tapi, menyakitkan dari Papahnya, meski dia sudah memiliki istri dan anak, cinta pertamanya tetap selalu nomer satu di hatinya. Dan Nadine, membencinya.
Nadine masih mengingat dengan jelas, dia masih mahasiswa baru, saat dia baru menginjak kuliah semester satu, dia memergoki Papahnya menangisi foto perempuan asing di kamarnya yang terasa dingin. Padahal saat itu, baru seminggu lalu, Ibunya berpulang, istri lelaki itu meninggal. Tapi, dia malah menangisi wanita lain.
Ibunya selalu menangisi Papahnya sedangkan Papahnya selalu menangisi wanita lain.
Mendengar dari cerita orang-orang, wanita asing itu sudah meninggal karena penyakit, itu setahun sebelum orang tuanya menikah. Jika, dia tidak meninggal pasti Papahnya akan menikahinya. Tapi, sayang sekali takdir berkata lain.
Nadine selalu bertanya-tanya, apa jangan-jangan lahirnya dia di dunia ini karena kesalahan? Seperti di novel-novel, Papahnya mabuk, lalu terjadi kekeliruan. Papahnya beranggapan jika wanita yang dia tiduri bukan istrinya melainkan cinta pertamanya. Kalo begitu, Ibunya sangat menyedihkan, bukan? Dan dia menjadi anak yang tidak diinginkan.
Jika mengingat Ibunya, Nadine merasa kasihan. Hingga di nafas terakhirnya, di hari kematiannya, hanya ada luka. Sedangkan, di kematian wanita asing itu, dia membawa cinta Papahnya bersama dengan hati dan jiwanya.
Jadi, dia tidak terlalu paham dengan konsep keluarga harmonis atau dengan keberadaan seorang Papah di hidupnya.
Dan kini, meski dengan tubuh berbeda dan dunia berbeda, dia pasti bisa menjalaninya. Pengabaian, kesepian dan tak dianggap, itu bukan hal asing lagi. Tapi, berbeda dengan perasaan, dia masih kewalahan untuk menerimanya, karena seberat itulah. Betapa hebatnya Lotus menerima perasaan sakit yang sudah melekat di setiap nadinya dengan tubuh kecil.
Apa benar, Lotus adalah sang antagonisnya? Tapi, kenapa dia merasa kasihan. Mungkin, karena dia sudah mengetahui faktanya.
“Lotus,” panggil Aice yang baru datang membawa nampan makanan.
Lotus yang sedang makan di kantin bersama Hatari dan Renai, menoleh ke arahnya.“Kenapa?”
“Anak itu,” tunjuknya ke siswi berkuncir dua yang sedang ikut mengantri membeli minuman. “Dia punya pesan buat kamu.”
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSMIGRASI? NOVEL? ENGGAK!!
Dla nastolatkówNamanya Nadine, si perempuan yang gak suka dipanggil tomboy. Perempuan yang mengaku cewek banget alias feminim tapi suka bertindak kasar. Perempuan yang tidak terlalu suka tentang hal-hal berbau fantasi. Di usianya yang akan menginjak 26 Tahun, Nad...