Bab 14

203 27 36
                                    

Hello?

Don't forget to like and comment. I would really appreciate it (⁠。⁠•̀⁠ᴗ⁠-⁠)⁠✧

Happy reading (⁠☆⁠▽⁠☆⁠)

_____

Unggulan, apa artinya?

Terbaik.

Kelas 3-A menjadi kelas yang berisikan murid-murid terbaik di sekolah Amerta. Makanya tidak sedikit dari mereka seperti mengidap Abibliofobia.

Menurut psikologis, Abibliofobia memiliki arti fobia kehabisan buku bacaan.

Menurut data di perpustakaan, kebanyakan murid yang meminjam buku dari sana ialah kelas 3-A. Bahkan hampir 85% mereka akan belajar, akan membaca buku meskipun guru tidak hadir dan tidak memberikan tugas apapun. Makanya arti sesungguhnya dari kutu buku adalah kelas 3-A.

Trenz membuka kancing teratas seragamnya. Rasanya sesak harus terus memakai dasi dan berseragam rapi.

Menghela nafas dan melihat sekitar. Dari tempat setinggi ini, dia bisa melihat keadaan beberapa kelas dan lapangan.

Terlihat bangku-bangku di dekat jendela, berpenghuni. Ada yang menguap karena bosan, ada yang sedang tertidur dan ada juga yang sedang kena omelan, meski dia tak bisa mendengarnya.

Meski tak ada kegiatan mengajar, kelasnya terlihat tenang. Belajar, belajar dan belajar. Hanya satu dua yang saling mengobrol layaknya remaja. Sedangkan kelas sebelahnya, 3-C. Mereka memiliki keadaan yang sama dengan situasi yang sangat berbeda. Hampir sepenuhnya penghuni kelas itu berpencar ke luar, meninggalkan beberapa murid yang tersisa.

Trenz merogoh saku, mengambil ponselnya yang bergetar. Lalu, terlihat nama Davin yang menghubunginya. Nama yang sudah beberapa kali dia abaikan.

"Woy Trenz! Akhirnnya lo ngangkat juga!"

"Ada apa?" intinya.

"Itu gara-gara lo, kan? Gue di kasih tahu adik gue kalo semua komik yang gue simpan di kamar disita!"

"Oh."

"Oh? Oh aja? Jadi beneran ulah lo? Sebenarnya lo ngapain sih! Sampai-sampai Papah gue ngelakuin hal itu!"

"Gue cuman bilang nilai lo terakhir kali turun karena keseringan baca komik."

"Gila ya lo!" hardiknya.

Meski Davin sudah menjadi pemain Ice Skating profesional, orang tuanya tetap mewajibkannya agar belajar dengan baik dan mendapatkan nilai yang tinggi karena di masa depan, lelaki itu yang akan menjadi pewaris dalam keluarga Fatsun.

"Makanya, kasih tahu siapa yang udah kirim itu foto ke lo?" Trenz teringat sesuatu. "Ah... iya. Masih ada komik di apartemen lo."

Davin melebarkan matanya. Jangan! Komik edisi terbatasnya! "Woy sialan! Lo teman bukan sih?!"

Tapi tak ada balasan.

"Oke! Gue kasih tahu. Tapi, sebelumnya jangan nyalahin dia. Lo tahu, kan, pas kejadian hukuman kocak lo, temen-temen gue langsung update, ngabarin gue tentang keadaan lo. Sebagai teman sejati lo, ya otomatis itu kejadian langka yang harus diabadikan. Tapi, gak ada yang berani lakuin itu. Dan yang mau cuman dia aja."

"Intinya siapa?" Trenz tak suka bertele-tele.

Davin menghela nafas berat. "Itu... itu.. Lokus."

Sejenak Trenz terdiam lalu menutup matanya. Enggak kakaknya enggak adiknya, kembaran yang menjengkelkan.

"Lo ngirim foto itu ke Ritz?" Ya, gadis itu memilikinya. Foto yang sama dengan yang dikirim oleh Davin. Sudah sangat memalukan saat dia dilihat secara langsung, sekarang fotonya yang bahkan tidak mau dihapus olehnya. Saat dia bertanya mendapatkan foto itu dari mana, Ritz malah tersenyum dan tak mau menjawab sampai sekarang.

TRANSMIGRASI? NOVEL? ENGGAK!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang