8.Alasan

37 27 0
                                    

keyva melepas sandalnya dan berlari kecil menuju pinggiran pantai, membiarkan kakinya menginjak pasir basah itu dan sesekali terkena ombak kecil.
hidup gue udah bahagia, batin Keyva tersenyum.
Orang tua gue udah tau dan mereka ngasih izin bahkan senang saat Arsen mengenalkan dirinya. Keyva kembali tersenyum.

-

Arsen menatap indah Keyva yang tengah berjalan dipinggiran pantai, dengan angin yang membuat rambut coklatnya terlihat semakin indah. gadis itu telah menjadi miliknya, ia sudah berhasil membuat gadis itu mencintainya. Arsen tersenyum dan melepaskan sandalnya, ia menghampiri Keyva.
menarik tangan gadis itu dan memeluknya.
Keyva bingung namun ia segera tersenyum dan membalas pelukan itu. Arsen melepas pelukannya dan tersenyum pada gadis itu, ia menggenggam tangan Keyva dan berjalan beriringan di tepi pantai.

-waktu sudah menunjukkan pukul 04.25

"Ayo pulang" ajak Keyva.
Arsen mengangguk dan merangkul gadis itu menuju motornya.

--

saat berada di lampu merah Keyva menyadari sosok Ray yang berada di belakangnya, Ray tersenyum pada Keyva, Keyva langsung mengalihkan perhatiannya dan untungnya lampu berwarna hijau.
"Ray ya?" tanya Arsen saat mereka sudah melewati lampu merah.
"iyaa" jawab Keyva sedikit ragu, ia takut Arsen akan berfikir buruk tentangnya.
selanjutnya tidak ada obrolan.
Arsen menghentikan motornya tepat di depan pintu pagar rumah Keyva.
Keyva turun dan menatap Arsen,
"Lo gak marah kan?" tanya Keyva menatap wajah Arsen.
Arsen tersenyum menggeleng
"Selama Lo gak macem-macem gue gak akan marah Key" balas Arsen lembut.
"Masuk sana istirahat" lanjutnya sambil mengelus rambut Keyva, Keyva tersenyum dan mengangguk. ia berjalan membuka pintu pagarnya dan masuk ke dalam rumahnya.

--

Arsen membelokkan motornya masuk ke area St Thomas Hospital memarkirkan motornya dan berjalan masuk ke dalam rumah sakit itu.

-

Dokter Billy menggeleng lemah, ia tersenyum getir.
"Aku akan berusaha semaksimal mungkin Arsen" ucap Dokter Billy.
Arsen tersenyum tipis, takdir ternyata tidak setuju jika dirinya bahagia.
"Kau harus melanjutkan kometerapi tahap 2"
lanjut Dokter itu tersenyum.
"Kometerapi atau pengobatan akan diberikan 1-5 hari dan membutuhkan waktu kurang lebih 3 minggu, untuk biayanya 2-3 juta" ucap Dokter Billy lagi.
Arsen mengangguk paham.
"Kapan saya bisa memulainya Dok?" tanya Arsen tersenyum.
"Besok" jawab Dokter Billy.
"Datang ke ruangan ku, jam berapa pun kau mau" lanjut Dokter Billy tersenyum.
Arsen mengangguk dan pamit untuk pulang.

--

ia menatap layar handphone nya, beberapa panggilan tak terjawab dari Keyva. ia mendengus.
"Alasan apa lagi yang harus gue pake?!" marah Arsen pada dirinya sendiri.
ia duduk di kasurnya menatap dirinya di depan cermin.
"gue penyakitan Key, Gue penyakitan" erang Arsen, ia memegang kepalanya emosi.
"Harusnya lo gausah jatuh cinta sama gue Key"
"Gue cowok penyakitan yang gak bakal bisa sembuh"
"Maafin gue Key, ini jalan kita" ucap Arsen akhirnya.
ia meraih handphone-nya,

ia meraih handphone-nya,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arsen menghela nafasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arsen menghela nafasnya.
"Gue gini supaya kalo gue mati Lo udah benci gue Key" ucap Arsen tersenyum getir

--

Keyva tak bisa menahan tangisannya
"Lo jahat sen, Lo jahat"
"Dasar buaya darat, buaya kulkas" Isak Keyva, air matanya mengalir membasahi pipinya.
semudah itu lo ngirim pesan ini tanpa peduli gimana perasaan gue Sen, batin Keyva.
suaranya serak tak mampu mengucapkan sepatah kalimat lagi.
ponselnya berdering, Alena.
"Halo Key, makan yuk" ajak Alena saat ia menempelkan ponselnya di telinganya.
"G-gw" kefa kesusahan menjawab, tangisannya tak bisa ia hentikan.
"Key?, gw kerumah Lo sekarang" ucap Alena yang langsung mengakhiri telponnya.

-

Alena memencet bel di sebelah pintu rumah Keyva,
"Wah Alena" siapa Mama Keyva saat membuka pintu.
"Halo Tante, Keyva ada?" tanya Alena setelah membalas sapaan dari mama Keyva.
"ada, baru pulang habis jalan sama Arsen tadi" jawab mama Keyva
"Masuk aja ke kamarnya" suruh mama Keyva yang langsung diangguki Alena.
ia mempercepat langkahnya menaiki tangga menuju kamar Keyva.

Alena membuka pintu kamar Keyva, ia terkejut melihat Keyva yang menangis disamping ranjangnya.
"Arsen s-selingkuh Len..." Isak Keyva saat Alena memeluknya. Alena kembali terkejut saat mendengar Keyva mengucapkan kalimat itu.
"Gak mungkin Arsen selingkuh" batin Alena
ia memeluk erat tubuh Keyva yang sedang menangis itu.
"Gak mungkin Arsen selingkuh Key, dia pasti punya alasan" ucap Alena
"Iya Len dia punya alasan, alasannya karena dia selingkuh makanya mutusin gue kan?" balas Keyva tersenyum getir.

Seribu burung Origami [Terbit] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang